KOMSOS-GMMK. Pertemuan ketiga kali ini yang mengusung tema “Menjadi Manusia yang Benar Supaya Tidak Mengalami Hukuman” berlangsung di rumah Bapak Didik, dipandu oleh Bapak Markus Budi. Diskusi ini berpusat pada pertanyaan mendasar tentang kebenaran—apakah sifatnya objektif atau subjektif—di tengah realitas dunia yang sering kali penuh tantangan. Banyak yang merasa hidupnya menjadi sulit karena dianggap berada di bawah hukuman Allah, yang diyakini sebagai akibat dari tindakan yang tidak benar. Dalam konteks ini, nabi Habakuk mengingatkan bahwa orang benar akan hidup oleh iman (Habakuk 2:4), sebuah prinsip yang memberikan pengharapan di tengah situasi sulit.
Selain itu, Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa hidup dalam kebenaran mencakup kredibilitas, keadilan, ketegasan, dan kesetiaan. Dalam keluhannya kepada Allah, Habakuk menunjukkan keberanian untuk menghadapi ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya. Namun, Allah menegaskan bahwa keadilan-Nya akan tiba pada waktu yang tepat, dan para penindas akan mendapatkan balasannya. Pesan ini memberikan dorongan bahwa kesabaran dan kepercayaan pada Allah adalah kunci dalam menghadapi ketidakadilan.
Sebagai orang-orang yang percaya, kita diajak untuk terus berpegang pada kebenaran dan hidup dengan integritas. Allah berjanji untuk selalu menolong dan menyelamatkan mereka yang hidup dalam kebenaran, entah melalui cara yang tidak kita duga. Pesan ini menjadi pengingat bahwa iman dan kebenaran adalah fondasi utama bagi kehidupan yang diberkati dan penuh pengharapan.