Pada hari yang penuh berkat itu, Lingkungan Brayat Minulyo menggelar Sarasehan BKSN ke-2 dengan tema yang sangat inspiratif: “Kasih Allah Menggerakkan Pertobatan.” Tema ini diambil dari kisah Nabi Yunus yang tercatat dalam Kitab Yunus di Alkitab. Saat kita merenungkan kisah Yunus, kita dapat memahami betapa besar kasih Allah yang tidak hanya memberikan rahmat, tetapi juga memperingatkan ketika kita tersesat.
Dalam kisah ini, Yunus awalnya merasa marah kepada Allah karena kebaikan-Nya yang tak terhingga. Namun, Allah mengingatkan Yunus tentang kedengilan hatinya. Emangnya siapa Yunus yang mau mengatur Allah? Pertanyaan ini sangat mendalam, mengingatkan kita bahwa sebagai manusia, kita tidak memiliki kapasitas untuk mengatur atau memahami sepenuhnya rencana Allah.
Sarasehan ini mengajak umat untuk menyadari bahwa kasih Allah yang melimpah akan selalu menghasilkan pertobatan. Kita diberikan tanggung jawab untuk saling menjaga, mengingatkan, dan membantu teman-teman kita agar tidak terjerumus lebih dalam ke dalam dosa. Ini adalah bukti nyata bahwa kasih kita terhadap sesama dapat menjadi alat yang kuat untuk membawa mereka mendekat kepada Allah.
Selain itu, Sarasehan ini mengajarkan pentingnya pengampunan. Dalam kisah ini, Allah memaafkan Yunus meskipun ia pernah merasa marah. Ini mengingatkan kita untuk memaafkan orang lain bahkan ketika mereka melakukan kesalahan terhadap kita. Kita diajak untuk mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali, bahkan tak terhingga, sebagaimana Allah memberikan kasih-Nya kepada kita.
Acara ini diakhiri dengan momen yang istimewa, yaitu pemberian kenang-kenangan atas penerimaan sakramen Krisma untuk tiga anak dari Lingkungan Brayat Minulyo oleh Bapak Ketua Lingkungan. Ini adalah momen yang penuh berkat, di mana anak-anak muda ini menerima kuasa Roh Kudus untuk memandu mereka dalam perjalanan iman mereka.
Dengan mengambil inspirasi dari kisah Yunus dan tema Kasih Allah yang menggerakkan pertobatan, Sarasehan BKSN ke-2 di Lingkungan Brayat Minulyo telah memberikan pengajaran dan dorongan yang kuat bagi umat. Ini adalah pengingat bahwa kasih Allah selalu hadir dalam hidup kita, memandu kita menuju pertobatan, dan mengingatkan kita untuk hidup dalam kasih, pengampunan, dan kerendahan hati. Semoga pengalaman ini menjadi pijakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani hidup yang lebih bermakna.