Hari ini bertepatan dgn sembahyangan malam jumat, ujub d minta oleh keluarga bp. MARKUS BUDI utk mendoakan 2 tahun arwah ibunda d panggil Tuhan. Sembahyangan dipimpin oleh bapak Prodiakon Jos Darmanto.
Dalam renungannya bapak prodiakon mengingatkan umat bhw setiap kali peringatan atau mendoakan orang yg sudah meninggal, kita diajak utk selalu mengenang kebaikkan dan kasih Tuhan pd umatNya.
Kemudian keluarga juga bersharing dan mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan doa dari Warga Brayat Minulyo. Ibu kami, Theresia Suwarti berpulang saat usia 84 tahun. Lahir di Gedongan, Godean. Awal 1950-an bertransmigrasi ke Lubuk Linggau.
Beliau adalah sosok wanita tangguh. Kisah-kisah yang saya dengar waktu pembukaan hutan sangat menggentarkan hati. Sumber makanan yang terbatas. Perjumpaan dengan binatang liar adalah hal biasa. Gajah, Babi hutan, Macan, Ular.
Masa-masa berat membuka hutan, dan mengawali keluarga yang penuh keterbatasan telah membuat keluarga Paulus Adisiswoyo – Theresia Suwarti dikenal luas sangat murah hati. Siapapun yang mampir pasti akan dikenyangkan dengan berbagai jenis makanan.
Kemurahan hati, Itu yang benar-benar bisa kami pelajari, sebagai warisan keluarga. Di masa-masa senjanya, sosok yang kami sebut “Simak” ini sudah tidak bisa kemana-mana. Di dalam kesendiriannya, beliau mengisi waktunya dengan Rosario.
Tidak ada istilah “rewel” yang keluar dari anak-cucu yang merawat beliau. Pasrah sumarah dalam kesederhanaan.
Ditulis oleh : Marcus Wisnuhandoko