044 St. Petrus Damianus Taman Selatan: Pertemuan Katakese Mengenal Sejarah dan Dinamika Keuskupan Agung Semarang

Pada bulan Juni 2025, Lingkungan Petrus Damianus mengadakan serangkaian kegiatan rohani dan persiapan pelayanan dalam rangka memperingati 85 Tahun Sejarah Keuskupan Agung Semarang. Kegiatan tersebut meliputi sarasehan, refleksi, katekese sejarah keuskupan, serta latihan koor yang dilaksanakan secara bergiliran di rumah umat. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari pertemuan rutin lingkungan dan ajang pembinaan iman bersama. Adapun jadwal lengkap kegiatan adalah sebagai berikut Pertama, Hari/Tanggal : Minggu, 8 Juni 2025 Pukul 18.30 WIB, Tempat: Rumah Supriastari, Acara: Sarasehan, latihan koor, pertemuan rutin, dan pembagian Tabungan Cinta Kasih (Tacika); Kedua, Hari/Tanggal: Jumat, 13 Juni 2025 Pukul 18.30 WIB, Tempat: Rumah Ibu Wagimin, Acara: Sarasehan dan latihan koor; Ketiga, Hari/Tanggal: Jumat, 20 Juni 2025 Pukul 18.30 WIB, Tempat: Rumah Samino, Acara: Sarasehan dan latihan koor; Keempat, Hari/Tanggal: Jumat, 27 Juni 2025 Pukul 18.30 WIB, Tempat: Rumah Andri (Toko EMD), Acara: Sarasehan dan gladi bersih koor.

    Melalui kegiatan ini, umat diajak untuk semakin memahami sejarah dan jati diri Gereja Keuskupan Agung Semarang, mempererat persaudaraan, serta menyiapkan diri untuk melayani Tuhan secara lebih bermakna melalui nyanyian liturgis.

    Pertemuan pertama dalam sarasehan tersebut membahas beberapa alasan Bapak Uskup dan Kuria KAS memutuskan adanya HUT ke-85 ini, antara lain: bersyukur atas pelaksanaan Ardas VIII (2021-2025); bersyukur atas Tahun Yubileum 2025; bersyukur atas kehadiran para imam, biarawan/biarawati, para katekis, dan tokoh umat KAS yang ikut mewarnai Gereja KAS, Gereja Indonesia dan Gereja Universal; serta bersyukur atas penggembalaan para Bapak Uskup KAS selama ini.

    Pertemuan kedua tentang Tarekat hidup bakti, dengan karisma dan spiritualitasnya yang beragam, memberikan warna yang berbeda dalam kehidupan Gereja. Setiap tarekat memiliki kekuatan dan karisma tersendiri, yang memberikan kekayaan bagi Gereja secara keseluruhan. Kehidupan bersama dalam komunitas religius juga menjadi tanda bahwa hidup sebagai pengikut Kristus membutuhkan kesediaan untuk mengorbankan diri dan melayani sesama dalam kerendahan hati. Para biarawan dan biarawati menjadi teladan dalam kehidupan Kristiani yang radikal. Hidup mereka yang sepenuhnya dipersembahkan kepada Tuhan, tanpa pamrih, menunjukkan sebuah panggilan hidup yang berbeda dari norma dunia.

    Pertemuan ketiga mengapresiasi sumbangan Barnabas Sarikrama bagi karya kerasulan Gereja menjadi menarik dicermati sebab dijalankan dalam kenyataan diri seorang awam, ditengah kehidupan Gereja Misi yang sangat diwarnai pola kehidupan para iman, suster, dan bruder. Ke-awam-an beliau terlihat dalam kehadirannya sebagai seorang kepala keluarga yang bertangung jawab, yang bekerja keras untuk kecukupan kebutuhan keluarganya. Seorang suami yang menyayangi istri, dan ayah yang bersungguh-sungguh dalam mendidik anak-anaknya. Beliau tetap tinggal di rumahnya di daerah Kalibawang, hidup di tengah kaum kerabat dan tetangga-tetangganya yang berbeda keyakinannya.

    Pertemuan keempat membahas KAS berkembang dalam penataan lewat terbitnya pedoman. Terbitnya pedoman mengindikasikan bahwa KAS tidak hidup hanya biasa-biasa saja tetapi ingin selangkah lebih maju dalam pelayanan pastoral dan kehidupan umatnya. Lewat penataan-penataan dalam kehidupan menggereja karya Allah direalisasikan. Semakin tertata kehidupan bersama semakin kita memancarkan Allah yang datang membawa keteraturan.

    Dalam pertemuan sarasehan selama empat kali diselipkan latihan koor untuk bertugas pada hari Minggu, 29 Juni 2025 di Gereja Maria Marganingsih pada pukul 06.00 WIB. yang dilatih oleh Susilo. Pada pertemuan yang keempat ada sedikit surprise berupa bingkisan untuk umat yang rajin mengikuti sarasehan empat kali tanpa pernah absen. Hal ini sebagai apresiasi atas umat yang rajin agar menjadi penyemangat bagi umat yang lain. Umat yang hadir dalam empat kali sarasehan tersebut rata-rata sekitar 30 sampai 45 orang.

    Catatan : Tulisan dan foto dikirim oleh Ch Lusi Apriwidiyanti

    Andreas Sudihartono

    Learn More →

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *