Pesta Nama Santo Lukas diperingati setiap tanggal 18 Oktober 2023. Santo Lukas adalah nama Santo yang lingkungan kami ambil sebagai nama santo pelindung. peringatan pesta nama lingkungan santo Lukas Somodaran ini adalah kali pertama kami adakan setelah adanya pemekaran wilayah tahun 2022 yang lalu. Acara Pesta Nama ini kami bagi menjadi 2 rangkaian kegiatan yakni kegiatan liturgi dan kegiatan non liturgi. Rangkaian kedua yang kami laksanakan adalah kegiatan liturgi yang berlangsung pada tanggal 18 Oktober 2023. Kegiatan liturgi yang dimaksud adalah dengan ibadat sabda yang dipimpin oleh Prodiakon Bonaventura Satya Bharata. Ada sekitar 65 umat lingkungan Santo Lukas yang turut hadir dalam ibadat sabda yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Pesta Nama Lingkungan Santo Lukas. Tidak lupa kami turut mengundang ketua wilayah Petrus Kanisius yakni Bapak Sugeng dan koordinator gereja serta wilayah Kalasan Tengah yakni Bapak Ngadiyanto. Sekitar pukul 19.00 WIB bertempat di rumah FX Supriyanto, kami berkumpul mendengarkan sabda yang tentu dihari yang spesial ini, prodiakon mengangkat tema renungan menganai Santo Lukas. St. Lukas adalah penulis dua buah kitab dalam Kitab Suci, yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Meskipun Lukas tidak pernah bertemu dengan Yesus semasa Ia hidup di dunia, Lukas ingin menulis tentang Dia bagi umat Kristiani yang baru bertobat. Jadi, ia berbicara dengan para saksi awal yang mengenal Yesus secara pribadi. Ia mencatat semua perbuatan Yesus yang mereka lihat dan Sabda Yesus yang mereka dengar. Santo Lukas memperoleh sebagian informasi penting dari Santa Perawan Maria sendiri. Bunda Maria merupakan orang yang tepat yang dapat menggambarkan secara jelas kedatangan Malaikat Gabriel kepadanya untuk menyampaikan Kabar Gembira. Bunda Maria-lah yang paling dapat menceritakan secara rinci kisah kelahiran Yesus di Betlehem serta pengungsian Keluarga Kudus ke Mesir. Setelah kami mendengarkan Sabda kemudian dilanjutkan dnegan doa rosario. Doa Rosario ini dimpim oleh Robertus Bayu Kusnanto dan didaraskan oleh seluruh umat yang hadir. Dalam doa rosario ini kami berdoa dan mendaraskan doa Salam Maria dengan penuh khidmat dan syukur. Selepas Doa Rosario selesai kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh ketua lingkungan Martinus Yuni Sisworo dan kemudian diberikan kepada ketua wilayah Petrus Kanisius serta koordinator gereja dan wilayah. Ada yang menarik dari tumpeng kali ini, karena tumpeng kali ini bukan terbuat dari bahan baku nasi tetapi dari agar-agar atau jelly sehingga nampak menarik dan umat pun menjadi penasaran untuk ikut menyantapnya. Pemotongan dan penyerahan tumpeng selesai kemudian dilanjutkan dengan santap malam dengan menu khas Gunung Kidul, yakni “jangan lombok” atau sayur tempe yang dipadukan dengan cabe atau lombok hijau dan merah kemudian dicampur dengan bumbu khas serta santan. Kami begitu menikmati dan mensyukuri nikmat Tuhan yang sedang kami terima ini. Semoga umat lingkungan Santo Lukas bisa semakin memaknai atas kebersamaan dan kehangatan ini.