KOMSOS-GMMK. Sekolah Kitab Suci (SKS) Angkatan I diadakan oleh tim pelayanan pewarta Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Peserta yang mengikuti SKS terdiri dari perwakilan Orang Muda Katolik (OMK) dari setiap wilayah. SKS diadakan sebanyak 7 kali pertemuan yang mulai dari tanggal 10 Juli hingga 28 Agustus 2022. Pertemuan pertama diadakan di Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan, sementara pertemuan selanjutnya diadakan di Omah Nongkrong Berbah. Tema yang dipilih oleh OMK Kalasan adalah ‘Percaya Diri’ dan ada 5 sub tema berbeda yang diambil di setiap pertemuannya, dengan pembicara yang berbeda-beda pula.
Pada pertemuan pertama yang diadakan pada tanggal 10 Juli 2022 di Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan, OMK diajak untuk saling berkenalan satu sama lain. Setelah itu, OMK diajak bermain games dan diberikan penjelasan singkat mengenai kegiatan SKS. Lalu pada 17 Juli 2022, OMK kembali mengadakan pertemuan untuk membahas materi pertama di Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Pada materi kali ini, OMK diajak untuk mengerti pengetahuan dasar mengenai kitab suci. Pada pertemuan kali ini Dionisius Boutros K daro Komisi Kitab Suci Kevikepan yang menjadi pembicara.
Minggu selanjutnya, tepatnya pada tanggal 24 Juli 2022, kegiatan diselenggarakan di Kapel Temanggal. Untuk pembicara pada pertemuan kali ini adalah Thomas Edy Purnomo. Beliau membagi OMK ke dalam beberapa kelompok untuk mencari ayat kitab suci. Setelah menemukan ayat di kitab suci, masing-masing dari kelompok OMK diminta untuk menjelaskan makna dari ayat yang didapat.
Pertemuan minggu-minggu selanjutnya, kegiatan SKS dilaksanakan di Omah Nongkrong Berbah. Kegiatan dilakukan lebih bervariasi dan lebih santai daripada sebelumnya. OMK diajak untuk memperdalam kitab suci dengan berbagai cara, seperti bermain games dan juga materi dari pembicara. Kegiatan di Omah Nongkrong ditutup dengan pertemuan bersama dengan Romo Vincentius Yudho Widianto, Pr.
Kemudian pada Minggu, 28 Agustus 2022 – yang merupakan minggu terakhir pertemuan SKS Angkatan I, seluruh peserta mengadakan rekoleksi di Pondok Shakuntala di Gunung Kidul. Sejumlah 23 peserta SKS beserta panitia berangkat menuju lokasi tepat pada pukul setengah delapan. Sesampainya di lokasi, peserta bergabung dalam satu kelompok dalam minat yang sama. Setiap kelompok berdiskusi mengenai action plan yang akan dijalankan. Ada kelompok yang berfokus terhadap kegiatan membaca dan lomba kitab suci, membuat aransemen lagu, membuat konten seputar kitab suci, hingga menulis artikel.
Setelah selesai menulis action plan, peserta berdinamika dengan mengikuti sharing session bersama Thomas Edy Purnomo atau yang biasa disapa Pak Edy dan Christie dari Komisi Kitab Suci Jogja Timur. Dalam sesi ini, peserta juga diajak membuat suatu karya yang diambil dari perikop kitab suci. Ada kelompok yang membuat drama dari perikop Kitab Yunus, membuat puisi dari Kitab Hosea, hingga bernyanyi. Dalam dinamika ini, Alumni SKS OMK Gunung Kidul turut datang dan memeriahkan suasana. Tak hanya itu, seluruh panitia juga ikut berpartisipasi dalam membuat karya yang dikutip dari perikop kitab suci. Hal ini membuat rekoleksi semakin meriah dan mengesankan.
Selesai berdinamika, para peserta mengikuti misa yang dipimpin oleh Romo Adi dari Paroki Santo Petrus Kanisius Wonosari. Dalam khotbahnya, romo berkata bahwa kitab suci merupakan harta gereja yang sudah tidak diminati. Selepas misa dan makan siang, acara ditutup dengan menikmati sunset di Pantai Slili.
“Kalau ada sekelompok anak muda yang mau untuk membaca, mengenal, dan mengartikan kitab suci, maka hal tersebut menjadi kekuatan bagi masa depan gereja. Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan mau menanggapi tawaran dari Komisi Kitab Suci Jogja Timur untuk membuat SKS, hal ini sangat luar biasa dan menjadi air yang menyegarkan di tengah gereja dunia yang sudah melupa,” kata Romo Adi.
Selain itu, Pak Edy juga berpesan bahwa diharapkan OMK bisa lebih mencintai kitab suci dengan caranya sebagai anak muda. Pak Edy juga melihat bahwa teman-teman OMK sudah memiliki potensi dalam pemahaman dan pendalaman kitab suci, tetapi teman-teman OMK masih memerlukan pemantik. Pak Edy juga mengharapkan agar teman-teman dapat melakukan pewartaan dengan cara-cara anak muda, seperti melalui media sosial.
Pemilihan tema ‘Percaya Diri’ diharapkan agar teman-teman dapat semakin cerdas serta percaya diri di dalam iman dan dalam pewartaan. Jika diumpamakan, OMK diharapkan bisa cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.
“Jadi cerdik seperti ular itu berarti bisa menggunakan sarana dan prasarana apa saja untuk pewartaan dan tulus seperti merpati berarti dasarnya adalah kasih. Jadi dasar kasih diwartakan kepada orang lain agar mereka dapat melihat bahwa pemuda-pemudi Katolik mempunyai perilaku dan niat yang baik berdasarkan kitab suci,” ujar Pak Edy.
Sementara itu, menurut Tino, salah satu peserta yang mengikuti SKS, rekoleksi adalah satu momen yang paling menarik baginya yang tidak dapat ia lupakan.
“Selama pelajaran SKS ini, momen yang paling seru adalah rekoleksi. Kita bisa main bareng, nyayi-nyanyi bareng, seru-seruan bareng. Sesuatu yang sangat memorable buat aku pribadi,” ucap Tino, salah satu peserta SKS.
Semoga dengan diadakan SKS Angkatan I di Paroki Maria Marganingsih Kalasan menjadi langkah awal bagi Orang Muda Katolik untuk memulai kembali mengenal Allah melalui kitab suci.