Kegiatan minggu pertama bulan Oktober 2023. Ibadat rosario merupakan suatu kegiatan rutin umat lingkungan St Maria Sidokerto wilayah Robertus Billarminus selama bulan Oktober yang dilaksanakan setiap hari senin dan kamis dengan melibatkan sebagian besar ibu-ibu sebagai pemimpin ibadat.
Untuk bulan Oktober 2023 kali ini kegiatan diawali dengan pertemuan bersama dengan umat lingkungan St Elisabet yang dilaksanakan pada hari senin tgl 2 di pendopo belakang rumah Heribertus Suradi dan dipimpin oleh Rita Setyaningsih seorang guru agama yang juga menjadi kepala sekolah SDK Sang Timur Yogyakarta.
Sebelum bersama sama mendaraskan doa rosario, terlebih dahulu umat diajak untuk mendengarkan bacaan dari kitab suci dan mendengarkan renungan. Untuk pertemuan pertama ini bacaan diambil dari Injil Lukas 1: 26-38 dengan renungan yang menekankan bahwa berdoa rosario merupakan devosi umat Katolik yang sudah berkembang menjadi praktek hidup doa baik secara pribadi maupun berkelompok.
Berdoa rosario berarti meneladan bunda Maria dalam mewartakan Yesus, meneladani hidup Maria dan memohon bantuan untuk menghantarkan doa- doa yang dipanjatkan kepada Yesus. Setiap permenungan peristiwa dalam doa rosario mengundang kita untuk berjumpa dengan Yesus dan mengalami kasihNya yang menyelamatkan sehingga dianjurkan untuk mendaraskan rosario dengan penuh ketenangan.
Pertemuan ibadat rosario kedua dilaksanakan pada hari kamis tgl 5-10-2023 di rumah Yohanes Sumadi dan dipimpin oleh Yustina Titin Purwantiningsih yang saat ini mendapatkan tugas sebagai sekretaris lingkungan St Maria Sidokerto. Ibadat kali ini didasarkan pada bacaan harian dari Injil Lukas 10:1-12 tentang “Tuhan menunjuk tujuh puluh murid lainnya lalu diutus berdua- dua”.
Permenungan yang menarik adalah pada ayat 1 “Kenapa diutus berdua? Kenapa tidak diutus sendiri? ” Ternyata jawabannya ada dalam kitab Ulangan 19:15 yang dinyatakan bahwa kesaksian satu orang belum dapat digunakan untuk menggugat kesalahan atau dosa seseorang, tetapi atas kesaksian dua atau tiga orang maka suatu perkara tidak disangsikan lagi.
Dasar pemikiran lain yang dapat memperkuat adalah diutus berdua supaya saling membantu dalam pelayanan, saling membantu dalam menghadapi kesulitan. Pelayanan dalam bentuk tim akan memampukan jangkauan yang lebih luas, lebih bermutu, dapat saling menguatkan dan mendoakan satu sama lain. Hal kedua yang menarik adalah ayat 3 yang intinya “Tuhan mengutus kita seperti domba di tengah serigala”. Berarti hidup dan perutusan kita tidak pernah lepas dari tantangan dan kesulitan. Selama masih hidup, kita harus menghadapi dan mengatasi tantangan dan kesulitan dalam melaksanakan apapun tugas serta panggilan kita.
Hal ketiga yakni ayat 5 dan 6 dinyatakan bahwa ketika kita memasuki rumah, Tuhan memerintahkan agar kita terlebih dahulu menyampaikan salam damai sejahtera. Jika salam itu diterima oleh mereka maka berkah akan tinggal dalam rumah itu, jika ditolak berkahnya akan kembali kepada kita.
Berarti tugas kita sebagai murid Tuhan adalah membawa berkah kepada sesama melalui karya baik kita. Jika kebaikan kita tidak ditanggapi atau ditolak janganlah merasa sia-sia karena berkahnya kembali kepada kita.
Hal keempat, jika dilihat injil Lukas 9:1-6 “Yesus mengutus dua belas murid”, sedangkan Lukas 10: 1-12″ Yesus mengutus tujuh puluh murid lainnya”. Kedua bacaan ini berisi tentang tugas perutusan. Dalam injil Lukas 9 berarti Yesus mengutus para rasul, yang saat itu adalah Petrus dan kawan-kawannya dan jika diterapkan untuk saat ini mereka adalah para biarawan dan biarawati.
Sedangkan dalam Lukas 10 berarti Yesus mengutus kita para awam yang sudah menerima sakramen baptis, Ekaristi maupun penguatan. Jadi semua orang beriman diutus untuk mewartakan kabar gembira dan mewartakan damai dan kasih baik di dalam keluarga, lingkungan masyarakat maupun tempat kita berkarya.
Marilah membawa damai yang berasal dari Allah dan mengalir dalam hati kita.