Doa arwah hari ke tujuh berpulangnya Theresia Estin Felica Dayani yang diselenggarakan oleh keluarga Robertus Soeprapto dilaksanakan hari Kamis tgl 14-3-2014 didukung oleh umat dari lingkungan Maria Sidokerto, Elisabet Sambisari, Yakobus, Benediktus dan keluarga besar almarhum yang tinggal di daerah Pajangan Bantul.
Doa arwah kali ini dipimpin oleh FX Agus Hariyanto yang berkolaborasi dengan Heribertus Suradi, YH Bintang Nusantara serta Yohanes Leonardus Grace Hadi Abu Jatmika.
Dalam doa peringatan arwah hari yang ke tujuh diharapkan untuk mengenangkan kekudusan Allah. Umat diajak berdoa agar Allah senantiasa memberkati, mendampingi dan memperkenankan saudara Theresia Estin Felica Dayani untuk memasuki kediaman Allah yang kudus dan memberikan karunia penyerahan diri bagi keluarga yang ditinggalkan.
Kita berupaya untuk memperjuangkan kekudusan sehingga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan penghiburan. Permenungan yang disampaikan oleh Agus Hariyanto didasarkan pada bacaan injil Yohanes 14:1-9a yang berisi tentang amanat perpisahan Yesus dengan murid-Nya. Amanat adalah perintah. Amanat perpisahan adalah pesan untuk perpisahan.
Dalam bacaan tersebut berarti Yesus mau pergi. Ada tiga hal yang menarik dalam injil tersebut:
Pertama, kata-kata Yesus merupakan perintah kepada Tomas dan Filipus bahwa tidak perlu gelisah dan harus percaya kepada Allah dan kepada Yesus yang telah menyediakan tempat tinggal untuk kita semua. Diceritakan bahwa ada orang yang mati suri, setelah mati suri dan hidup lagi menceritakan tentang apa yang dilihatnya saat mati suri, yaitu ada tempat yang bagus.
Kedua, percakapan Yesus dan Filipus yang menyatakan bahwa Yesuslah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus memperlihatkan jati dirinya yang belum dikenal oleh Filipus, pada hal mereka sudah lama bersama-sama. Ketiga, Barangsiapa yang melihat Aku, dia melihat Bapa.
Hal ini memperlihatkan bahwa ada kelembagaan di dalam gereja. Apa yang dilakukan Yesus, itu kita ikuti. Kita melakukan pekerjaan kita dengan sebaik- baiknya. Pesan Yesus, “jangan takut, jangan gelisah hatimu” sama seperti pesan Paus Fransiskus dalam pidatonya mengenai cinta dan pengampunan “jangan menyerah dengan rasa takut”.
Dilaporkan & ditulis oleh : Yustina Titin Purwantiningsih