Pada hari Jumat, tanggal 23 Agustus 2024 keluarga besar Ignasius Adi Kardjono mengundang umat St Yusup wilayah St Petrus Kanisius Kalasan Tengah dan umat lingkungan lainnya untuk menghadiri Misa memule Ibu Martha Darmingsih. Misa dipersembahkan oleh Romo J Darmina,Sj. Petugas PA oleh Tristan dan Arsa. Paduan suara dari Lingkungan St Ignasius Loyola, Temanggal.
Misa diselenggarakan di gereja St Ignasius Loyola, Temanggal, Kalasan Tengah dan dimulai pk 17.30 WIB. Bacaan dari Injil Yohanes 17:6-11. Homili romo mengisahkan tentang kejadian pada tahun 1948 semasa kecil romo dalam masa penjajahan. Romo bersyukur dalam lindungan Tuhan, karena situasi perang kadang ada peluru yang nyasar,namun Romo selalu terbebas dari ancaman peluru. Oleh Romo paroki setempat, romo dianjurkan untuk dibaptis. Romo dibaptis dengan nama Yusup. Saat memasuki usia lansia, romo tidak perlu berpuasa dan pantang, tetapi harus pantang atau diet atas anjuran dokter.
Tuhan begitu baik,selalu ada berkat di dalam kehidupan ini dan Tuhan sudah merancang yang terbaik untuk kita. Ada sebuah kisah yang dialami seseorang tentang suatu pesta. Pertama, ia dibawa ke neraka. Ia melihat banyak orang duduk di meja perjamuan panjang yang penuh dengan berbagai macam makanan lezat. Akan tetapi, ia melihat bahwa semua orang yang duduk itu tidak senang dan tampak frustrasi. Mereka masing-masing memiliki garpu yang diikatkan di lengan kiri dan pisau yang diikatkan di lengan kanan – mereka tidak memiliki siku. Masing-masing memiliki pegangan sepanjang empat kaki yang membuat mereka tidak mungkin makan. Dengan segala macam makanan lezat di hadapan mereka, mereka tidak dapat mencicipi makanan sedikit pun.
Setelah kejadian di neraka ini, ia diajak berkeliling surga. Ia melihat bahwa orang-orang di surga juga duduk di meja perjamuan panjang yang penuh dengan berbagai macam makanan lezat. Ada perbedaan di sini karena ia melihat bahwa orang-orang di sana ceria dan menikmati diri mereka sendiri. Mereka juga memiliki garpu dan pisau dengan pegangan sepanjang empat kaki – mereka tidak memiliki siku. Mereka sibuk makan karena mereka saling menyuapi. Setiap orang di surga menyuapi orang yang ada di seberang meja darinya dan diberi makan sebagai balasannya. Sebaliknya, orang-orang di neraka tidak dapat makan karena mereka hanya berusaha memberi makan diri mereka sendiri.
Ketika meninggal kita akan kembali ke rumah Bapa. Allah adalah Allah yang mengejutkan. Memberikan hal yang tidak kita duga yakni hal terbaik dan selalu tepat pada waktunya.
“Aku cinta karena mencintai. Aku mencintai karena cinta. Kebahagiaan kita adalah dicintai dan mencintai. Panggilan kita adalah untuk mencintai”. Teladan apakah yang dapat kita terapkan dari contoh kehidupan Fransiskus Xaverius?
Teladan hidupnya memberi pesan bahwa orang yang hidup dekat dengan Tuhan, akan menjadi berkat bagi orang lain. Semoga kita semua dimampukan untuk menjadi berkat bagi sesama.
Catatan: Foto dan liputan oleh Ratna Bintarti