Umat di Lingkungan St. Bartolomeus Brintikan mengadakan pertemuan kedua Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun 2024 pada hari Minggu, 8 September 2024 pukul 18.30 WIB di kediaman Yohanes Sulistyanto di Dusun Brintikan RT.03 dengan dipandu oleh Maria Theresia Sri Wahyunani. Lagu “Tuhan, Kau Gembala Kami” dari Puji Syukur No. 542 mengawali kegiatan ini.
Pertemuan kedua dengan subtema “Allah Memulihkan Kemuliaan Manusia” membuka mata kita bahwa kekuatan manusia itu terbatas. Asyur yang selama ratusan tahun menyandarkan kemuliaannya pada kekuatannya sendiri pada akhirnya runtuh juga. Bagi orang Israel yang tertindas, diingatkan kembali bahwa sumber kemuliaan sejati mereka hanya ada pada Allah. Allahlah yang menjanjikan mereka menjadi bangsa yang besar.
Pada kisah Yakub, dulunya dia seorang yang ‘cerdik’ tetapi mengarah kepada ‘licik’ terhenti pada suatu malam saat bergumul dengan orang asing sampai fajar tiba. Orang asing itu berhasil memukul sendi pangkal pahanya sehingga terpelecok, akan tetapi Yakub berhasil memegang orang asing itu dan tidak membiarkan pergi sebelum ia memberkati dirinya. Ternyata orang asing itu adalah Allah sendiri yang memberkati Yakub dan kemudian mengganti nama Yakub menjadi Israel. Maknanya adalah kemuliaan Yakub diubah menjadi kemuliaan Israel, dengan kata lain kemuliaan manusia dipulihkan dengan berkat dari Allah.
Dalam sesi sharing, Clara Heni Riyanti menyampaikan pentingnya mendengarkan dan menghidupi firman sebagai cara untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan Tuhan serta menjalani hidup yang penuh makna dan tujuan sesuai dengan kehendak-Nya. Clara juga menyampaikan pentingnya rhema dalam kehidupan kita. Rhema adalah istilah Yunani yang berarti “firman” atau “ucapan.” Berbeda dengan “logos,” yang biasanya merujuk pada Firman Tuhan secara umum atau Alkitab itu sendiri, “rhema” lebih menekankan pada kata-kata Tuhan yang hidup dan relevan untuk situasi pribadi atau saat ini. Ini sering dianggap sebagai pengajaran atau wahyu khusus dari Tuhan yang berbicara langsung kepada individu dalam konteks saat ini. Sedangkan Hilarius Yudi Lasyanta menyampaikan perlunya kita merefleksi diri untuk memulihkan martabat manusia dengan sadar dan terencana. Untuk itu perlu diberi ruang dan peluang dimana orang merenungkan apa yang sudah dilakukannya.
Ketua Lingkungan, FX. Kristyanto Nugroho, mengatakan, “Pertolongan Tuhan itu sungguh nyata.” Hal ini dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan. Ini sering diartikan sebagai dukungan dan bimbingan Tuhan dalam situasi yang sulit atau krisis. Pengalaman ini dapat datang melalui doa, dukungan komunitas iman, atau perasaan kedamaian dan kekuatan yang datang dari iman itu sendiri. Pertemuan ini berlangsung selama sekitar satu jam dimana umat secara aktif terlibat dalam diskusi dan refleksi bersama. Pertemuan ditutup dengan menyanyikan lagu “Tuhan, Engkau Kuhormati” dari Puji Syukur No.670. Pertemuan ini dihadiri oleh 19 umat yang bersemangat untuk memperdalam pemahaman iman mereka melalui teks Kitab Suci.
Catatan: Foto dan liputan oleh Andreas Sudihartono