KOMSOS-GMMK. Pelaksanaan misa kedua Vigili Paskah di Gereja Maria Marganingsih Kalasan, Sabtu (3/4/2021) pada pukul 19.30 WIB berlangsung sangat sederhana namun tetap memancarkan suasana meriah layaknya sebuah pesta yang dipenuhi suka cita.
Animo umat Wilayah St. Petrus Damianus dan Wilayah Yohanes Paulus II cukup tinggi untuk mengikuti misa. Terlihat 20 menit sebelum misa pertama usai, umat sudah mulai berdatangan dan rela menunggu sampai pintu gerbang dibuka oleh petugas.
Layaknya misa pada masa pandemi, protokol kesehatan juga dilaksanakan dengan ketat, mulai dari pengecekan suhu, mencuci tangan di wastafel sampai dengan tempat duduk yang berjarak. Umat juga diwajibkan selalu memakai masker selama berada di dalam lingkungan gereja.
Prosesi misa diawali dengan upacara cahaya yang dipimpin Rm. Antonius Galih Arga Wiwin Aryanto, Pr. sebagai selebran utama dan Romo Antonius Dadang Hermawan Pr. sebagai konselebran yang ditandai dengan pemberkatan api dan lilin Paskah depan altar.
Pada misa vigili paskah kali ini tidak ada prosesi perarakan lilin seperti biasanya. Sebagai gantinya langsung diadakan penyalaan lilin umat yang sudah persiapkan sendiri-sendiri dari rumah sebagai lambang bahwa Sang Kristus telah bangkit dan membawa terang kehidupan.
Setelah seluruh lilin umat dinyalakan, dilanjutkan dengan menyanyikan Pujian Paskah oleh Aris dan kelompok koor Cantus kemudian disusul dengan pembacaan kitab suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru oleh lektor.
Dalam homilinya, Rm Galih mengajak umat yang mengikuti misa baik secara offline ataupun online untuk melakukan kilas balik sekaligus merefleksikan buah-buah dari kebangkitan Kristus.
“Dalam babtisan kita telah mati bersama Kristus dan nanti suatu saat kita pun akan bangkit bersama Kristus,” ungkap Romo Galih yang merupakan formatur di Seminari St. Paul Kentungan, Yogyakarta.
Kebangkitan Kristus setidaknya membawa dua poin. Pertama, kebangkitan Kristus itu menjadi landasan bagi iman kita agar kita dimampukan untuk menghadapi sengsara dan derita. Derita dan penderitaan merupakan bagian dari perjalanan menjadi murid-murid Kristus. Kedua, iman itu tidak menghilangkan kesulitan dan penderitaan, tapi kebangkitan Kristus itu membuat kita yang beriman kepadaNya berani melangkah dalam kegelapan menuju terang, sebagaimana pernah diungkapkan oleh Paus Benedictus.
Artinya, iman tidak membuat persoalan kita menjadi hilang tapi iman dalam Kristus yang bangkit memberikan kekuatan kepada kita semua untuk berjalan dan berani menghadapi kesulitan dan tantangan hidup sehari-hari.
Setelah homili, dilanjutkan dengan pembaharuan janji baptis dan kemudian kelompok koor dari Wilayah Johanes Paulus II dengan organis Dinda ini menyanyikan lagu “Syukur Kepada-Mu Tuhan”.
Suasana khas misa Vigili Paskah tampak saat lampu di dalam gedung gereja dipadamkan dan hanya menyisahkan cahaya lilin saja saat “Pujian Paskah” dikumandangkan selama kurang lebih 10 menit.
Pada hari-hari itu kita diingatkan kembali bahwa Yesus bersedia mati untuk menebus dosa-dosa kita dan dibangkitkan. Karena itu, kematian bukan lagi akhir dari hidup kita melainkan awal dari kehidupan baru.
Selamat Pesta Paskah kepada seluruh umat Paroki Maria Margabingsih Kalasan.
Catatan: Liputan oleh Roshinta dan foto oleh Gus Nanang