KOMSOS-GMMK. Hari Sabtu, tanggal 16 April, adalah hari terakhir dalam rentetan Tri hari suci Paskah yang dirayakan oleh umat katolik, hari dimana Tubuh yesus Kristus Diturunkan dari Salib dan dibaringkan di dalam Kubur batu setelah kematianNya pada hari Jumat yang kita rayakan sebagai Jumat Agung, dimana keesokan harinya adalah hari kebangkitan Kristus yang kita rayakan sebagai hari Paskah. Sabtu malam gereja Maria Marganingsih Kalasan mengadakan perayaan Ekaristi untuk merayakan Vigili Paskah. Perayaan Vigili paskah kedua ini dimulai pukul 20.00 WIB yang dihadiri oleh umat dari wilayah St. Theodosius dan St Yusuf. Sejak pukul 19.00 wib umat sudah mulai memadati halaman parkir gereja sambil menunggu misa pertama selesai. Umat yang hadir mulai menjalankan prokes dan mendaftarkan diri di meja pendaftaran lingkungan masing-masing.
Misa kali ini akan dibagi dalam 4 bagian; Penyalaan Lilin Paskah, Liturgi Sabda, Pembaharuan Janji Baptis dan Liturgi Ekaristi. Di malam yang suci dan penuh rahmat umat diajak memasuki hidup baru penuh kebahagiaan melalui cahaya kristus yang bangkit mulia yang dilambangkan sebagai cahaya lilin paskah, yang menghalaukan kegelapan dosa manusia. Misa vigili paskah kali ini dipimpin oleh Romo Vincentius Yudho Widiyanto, Pr. Diawali dengan pemberkatan dan penyalaan Lilin paskah, semua lampu gereja dipadamkan, menambah kekudusan misa pada malam itu. Dilanjutkan dengan pujian Paskah setelah itu lilin umat dipadamkan dan lampu gereja mulai dinyalakan. Memasuki liturgi sabda, Romo Yudho mengajak umat supaya dengan tenang hati mendengarkan sabda Allah yang dimasa lampau telah menyelamatkan umatNya dan mengutus PutraNya sendiri sebagai penebus bagi kita semua.
Diawal homilinya Romo Yudho menjelaskan bahwa ibadat ekaristi saat ini masih dilaksanakan secara sederhana yang terlihat dari bacaan yakni Keluaran, Epistola dan Injil. Sebenarnya ada 9 bacaan namun karena masih pandemi jadi malam itu yang dibacakan hanya tiga saja.
“Tapi kapan-kapan dibacakan 9 bacaan mulai dari jam 9 malam selesai jam 3 pagi, pasti seru!” ujar Rm Yudho.
Kelakar romo Yudo disambut tawa kecil dari umat yang mendengarnya. Romo Yudho juga menjelaskan pada malam Paskah liturginya diawali dengan lampu yang dipadamkan agar umat bisa merasakan ada perubahan dari sebelum dan sesudah kebangkitan. Demikian pula diri kita juga diharapkan muncul perubahan yang baik sesudah merayakan paskah ini. Romo Yudho menggambarkan dari terang lilin paskah itu lalu menyebar kesemuanya. Harapannya, kita semua disemangati oleh cahaya Kristus. Bukan hanya Kristus saja yang bercahaya namun kita semua juga ikut bercahaya terang menerangi sesama. Terang dalam hal ini bukan soal situasi terang tetapi situasi dimana kebaikan lebih kuat dari kejahatan, maka harapannya adalah paskah tidak berhenti hari ini atau besok, namun terus bergema dalam kehidupan sehari-hari.
Romo Yudho juga menyoroti soal jumlah umat yang hadir pada pekan suci juga tri hari suci yang amat banyak namun sedikit di minggu-minggu biasa.
“Semoga setelah paskah ini di misa minggu-minggu biasa juga bisa ramai seperti ini,” ujar Romo Yudho.
Pada prosesi pembaharuan janji baptis diawali dengan penyerahan para calon baptis oleh Elisabeth Mariani kepada Romo Yudho . Ada 8 calon baptis dewasa yang akan menerima sakramen baptis malam itu. Setelah itu para prodiakon mulai memerciki umat yang hadir, dengan lilin yang menyala dan diiringi lagu dari paduan suara dari wilayah Theodosius semakin menambah syahdu prosesi pembaharuan janji baptis di malam itu. Paduan suara yang dilatih oleh Anastasya Indah ini telah berlatih secara serius untuk mempersiapkan diri untuk tugas kamis putih dan vigili paskah. Hasil dari latihannya terlihat bagus pada saat misa vigili. Itu terlihat dari apresiasi umat yang memberikan tepuk tangan setelah lagu penutup misa vigili paskah selesai.
“Kita berlatih untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan umat yang hadir. Jika kita dapat apresiasi dari umat berarti umat merasa terlayani dengan baik, kaget juga sih… Seperti dapat bonus,” ujar Indah sang pelatih kor.
“Sugeng Paskah Sedoyo,” ujar Romo Yudho di akhir perayaan Paskah. Tidak lupa Romo Yudho memberikan selamat kepada baptisan baru. Romo Yudho berharap banyak kepada baptisan baru. Semoga dengan berkat baptisan baru mereka menjadi semangat untuk semakin menggereja, juga aktif di lingkungan, di gereja dan di paguyuban-paguyuban yang ada.
“Paskah itu tidak berhenti hari ini. Paskah itu terus bergema dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Romo Yudho.
Sementara itu ketika diwawancarai KOMSOS-GMMK, Paulus Sriyanto, ketua bidang rumah tangga yang membawai tim pelayanan keamanan menyebutkan bahwa pelaksanaan pekan suci berjalan lancar dan ia juga mengapresiasi kinerja dan sinergi antara para romo dan tim liturgi.
“Mereka begitu sigap dan cepat tanggap terhadap situasi yang berkembang di lapangan dan Puji Tuhan semua berjalan dengan baik,” ungkap lelaki yang lebih akrab dipanggil Pak Sri ini.
Berkaitan dengan arus kendaraan selama pelaksanaan pekan suci, Pak Sri juga menjelaskan bahwa arus kendaraan berjalan lancar karena dirancang dengan satu arah, terutama saat pergantian misa yang pertama ke misa yang kedua.
“Hanya saja saat Vigili Paskah, kami sempat keteteran karena lahan parkir, baik roda 2 maupun roda 4 sudah penuh padahal misa pertama belum selesai sementara umat yang akan mengikuti misa kedua sudah mulai berdatangan, akibatnya terjadi penumpukan kendaraan sampai Indomart. Tetapi secara umum, arus kendaraan dan keamanan aman dan terkendali selama pekan suci,” tambah Pak Sri.
catatan: Foto oleh Monica dan Gus Nanang
Editor: Novia Christan