Doa Paling Sempurna
Sekali waktu, ada bapak prodiakon yang memimpin doa pembuka pertemuan. Pada akhir doanya, ia mengatakan ini, “Doa yang tidak sempurna ini kami sampaikan kepadaMu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.”
Tentu betul bahwa doa-doa kita, apa pun rumusannya, tidak akan pernah sempurna. Hanya saja ketika kita memimpin doa, kata-kata “doa yang tidak sempurna ini” tidak harus selalu diucapkan. Mengapa? Ya, karena doa kita yang tidak sempurna itu akan menjadi doa yang pasti bagus dan lengkap bila ditutup atau diakhiri dengan doa Bapa Kami. Betapa pun jelek dan tidak jelas doa kita, asalkan digabungkan dengan doa Bapa Kami, akan menjadi bagus.
Kenapa? Karena doa Bapa Kami adalah doa Tuhan, yakni doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Rumusan teks doa Bapa Kami dalam tradisi liturgi Gereja mempertahankan bentuk doa yang terdapat di Injil Matius (Mat. 6:9-13). Begitu pernyataan Katekismus Gereja Katolik (KGK 2759).
Santo Tertulianus mengatakan bahwa doa Bapa Kami adalah kesimpulan dari seluruh Injil (KGK 2761). Sementara, Santo Agustinus berkata, “Pelajarilah segala doa yang tercantum dalam Kitab Suci. Menurut pendapat saya kamu tidak akan menemukan apa pun di dalamnya, yang tidak tercakup dalam doa Tuhan” (Dikutip dari KGK 2762). Dan Santo Tomas Aquinas mengatakan bahwa doa Bapa Kami adalah yang paling sempurna. Selanjutnya, St. Tomas Aquinas berkata, “Di dalamnya tidak hanya diminta segala-galanya yang kita rindukan dengan cara yang benar, tetapi juga dalam urutanurutan, di mana kita harus merindukannya; dengan demikian doa ini tidak hanya mengajar kita meminta-minta, tetapi membentuk juga seluruh perasaan kita” (dikutip dari KGK 2763).
Maka, dalam segala cuaca, situasi, kebingungan hati atau batin kita, juga apabila kita bingung harus berdoa apa, ya sudah doakan saja doa Bapa Kami. Pasti sip, mantap, benar dan lengkap. Itulah sebabnya doa-doa yang mencantumkan doa Bapa Kami tentu menjadi doa yang baik.
#Sekolah Liturgi