“Mangga, sugeng rawuh …,” ucap Bruder Petrus Paijan, FIC. menyambut rombongan berjumlah 8 orang dari lingkungan St. Matius Berbah dengan ramah. Tampak kemudian ada dua bruder lagi yang keluar dari ruangan kantor dan ikut menyalami kami satu-persatu. Lalu Bruder Petrus mempersilakan kami masuk ke ruang tamu, sebuah ruangan yang memang digunakan untuk menerima para tamu yang ingin berkunjung di Panti Asuhan Putra ‘Sancta Maria’ Boro. Ruang tamu itu tertata rapi, sejuk dan tenang, terkesan sederhana, menggambarkan kesahajaan para bruder yang tinggal dan mengelola tempat itu.
“Kami dari perwakilan umat lingkungan Santo Matius Karang Berbah, Bruder..,“ kata Mulyono membuka pembicaraan. “Maksud kedatangan kami ke sini untuk menyampaikan hasil aksi puasa pembangunan tahun 2019 yang diwujudkan dengan berbagi berkat bagi para putra yang ada di Panti Asuhan Boro. Semoga Bruder berkenan menerimanya.”
“Matur nuwun sanget,” kata bruder menanggapi.
“Terima kasih atas kebaikan dan berkat yang bapak-ibu serta umat lingkungan Santo Matius salurkan kepada anak-anak di Panti Asuhan ini. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat-Nya pula,” ucap bruder.
Secara simbolis, hasil APP 2019 umat lingkungan St. Matius Berbah diserahkan oleh Ketua Lingkungan, Antonius Maryana, kepada bruder. Kegiatan kunjungan ini terlaksana pada hari Minggu, 5 Mei 2019.
Bruder pun melanjutkan pembicaraan dengan menceritakan kondisi dan kegiatan keseharian di tempat itu. Kebanyakan dari anak-anak yang dititipkan di panti asuhan Boro adalah hasil perceraian dari orang-tuanya. Dalam kesehariannya, mereka melakukan kegiatan belajar di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Katolik yang berada dekat dengan lingkungan panti asuhan. Ada pula yang sedang belajar di tingkat sekolah menengah kejuruan di luar kota seperti di Muntilan, Magelang, bahkan studi hingga menjadi seminaris di sebuah seminari di kota Malang.
Masih dalam satu kompleks panti asuhan terdapat sebuah tempat di mana kami dapat membeli hasil-hasil produksi kerajinan asli panti asuhan yang dibuat dengan menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin). Jenisnya beragam, bertekstur, khas dan berkualitas bagus, seperti taplak untuk meja perjamuan, selimut, kain lampin, kain tenun, baju kain tenun, tas kain tenun, dll.
Akhirnya, sebelum mengakhiri kunjungan tersebut, rombongan menyempatkan untuk berziarah di makam Romo JB. Prennthaler, SJ. seorang Romo yang berjuang bersama Romo Van Lith dalam memajukan umat Katolik di daerah Boro. Berkat Romo Prennthaler pulalah, dari Boro tumbuh benih-benih panggilan menjadi romo, bruder dan suster. Lokasi makam itu tak jauh dari panti asuhan dan letaknya bersebelahan dengan Taman Doa Bunda Maria Pelindung Keluarga.
Begitulah sebentuk aksi puasa pembangunan yang dilakukan umat St. Matius Berbah. Mereka sudah tergerak untuk berbagi berkat kepada sesama yang sungguh membutuhkan. Semoga kegiatan positif ini menginspirasi umat di lingkungan lain untuk melakukan aksi serupa agar nama Tuhan semakin dimuliakan.
Catatan: Liputan dan foto oleh Magnus Cahyo