KOMSOS-GMMK. Harapan, Aristoteles menyebutnya dengan mimpi dari seseorang yang terjaga. Tekun atas harapan seyogyanya hanya bisa diwujudkan melalui serangkaian kerja, keterlibatan, keperdulian, mungkin akan jatuh, bangkit, dan mengerjakannya lagi. Terus begitu. Sampai harapan dimaknai dalam definisi paling final, menurut versinya masing-masing.
Bulan-bulan belakangan ini, di masa pandemi, harapan bak jamur di saat musim hujan tiba. Bertumbuh subur di mana-mana. Beberapa di antaranya rentan padam. Sementara yang lainnya masih terlihat nyala apinya yang senantiasa berkobar.
Harapan itu, yang coba dimunculkan oleh Tim 19 yang dipercayakan membuat program penanggulangan akibat pandemi covid 19 bagi umat Paroki Maria Marganingsih Kalasan dengan membagikan 19.000 bibit sayuran pada hari Sabtu 4 Juli 2020 bertempat di pastoran GMMK. Sebelumnya juga sudah dibagikan bibit lele yang disambut antusias oleh perwakilan lingkungan yang mengambilnya.
Pembagian dimulai pukul 08.00yang terdiri dari bibit cabe rawit, bibit cabe keriting, bibit sawi, bibit kailan, bibit terong dan bibit tomat dan dibagikan rata sejumlah 300 bibit/lingkungan. Kegiatan ini menjadi salah satu cara untuk menstimulasi umat sehingga mampu berdaya dan untuk recovery umat yang terdampak pandemi covid 19 dengan menginisiasi kegiatan pembagian bibit ini. Umat akan menebar benih dan merawatnya, merasakan kerja keras petani dalam setiap tahapan prosesnya. Di masa pandemi, kita diberi banyak sekali kesempatan untuk mengenali diri. Mengenali apa yang selama ini Tuhan sediakan bagi umatNya salah satunya adalah tanah yang subur.
Tujuan dari program pemberian bibit sayuran ini adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan umat paroki GMMK, khususnya yang terdampak pandemi. Harapannya, dengan berkebun sederhana, kelak akan menjadi berkat bagi umat yang menanam dan dapat membagikannya kepada sesama di sekitarnya begitu tutur Bu Agus selaku anggota tim 19 dan kabid kemasyarakatan DPH GMMK.
Harapan lalu mungkin saja bertambah subur, dalam pertumbuhannya. Sebab ada usaha di sana. Ada pengenalan mendalam. Ada permenungan. Terus bertumbuh ia dalam lingkungan yang baik dan tepat. Hal itu membuat orang-orang yang menjalaninya, menguatkan tekad dan melanjutkan pekerjaan. Dari hatinya seperti terdengar prinsip yang menggetarkan, “Harapan yang tidak diperjuangkan adalah harapan yang tak layak dimenangkan.”
Yeremia 17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Tulisan dan foto: Rambe Shinta