KOMSOS-GMMK. Pertemuan ketiga program unggulan Paroki Maria Marganingsih Kalasan bertajuk “Diseminasi ARDAS KAS VIII 2021-2025 terhadap Interaksi dan Implementasi Kerasulan Awam di tengah-tengah Masyarakat” berlangsung di gereja stasi Maria Bunda Allah Maguwo, Minggu, 13 Juni 2021. Program kegiatan ini dihadiri oleh 51 orang dengan pemateri Rm Alexius Dwi Aryanto, Pr. yang sekarang bertugas sebagai Vikep Kedu. Acara juga dihadiri oleh Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr, yang berkesempatan hadir pada sesi akhir acara dan berkenan memberikan berkat perutusan.
Acara dipandu oleh Juanita Agustina Joesoef dan bertindak sebagai moderator adalah Andrianus Djati Gunawan. Sementara itu dalam kata sambutannya selaku tuan rumah, Thomas Joko Santoso, mewakili ketua Stasi Maguwo mengungkapkan harapannya agar sarana dan prasarana yang disediakan oleh Stasi Maguwo bisa membantu semua peserta untuk berdinamika dan berinteraksi dalam kegiatan ini.
Dalam presentasinya Rm Alexius Dwi Aryanto, Pr. yang lebih akrap dipanggil Romo Ary menjelaskan dengan detil tentang isi Rikas dan Ardas yang menjadi arah dasar karya pastoral di Keuskupan Agung Semarang. Rikas adalah apa yang dicita-citakan oleh KAS selama 20 tahun, sementara Ardas adalah turunan dari Rikas selama lima tahunan yang merujuk pada cita-cita atau misi yang ingin dicapai dalam lima tahun. Saat ini Ardas sudah memasuki periode kedua dengan tema “Gereja yang semakin mistis dan politis”.
Ada dua kata kunci yang menjadi dasar yakni mistis dan politis. Mistis artinya kita semakin menyatu dengan Kristus. Segala karya kita harus harus bersumber dari keeratan relasi personal setiap umat beriman dengan Kristus. Pentingnya relasi dengan Kristus in merujuk pada salah satu ayat kitab suci yang menyebutkan bahwa ranting harus selalu menyatu dengan pokok supaya bisa berbuah. Persekutuan dengan Kristus hendaknya dipupuk dalam olah rohani yang tekun dalam perayaan-perayaan sakramen (terutama ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup Kristiani) doa, devosi dll. Persekutuan ini juga bisa dikembangkan dalam persekutuan sebagai umat beriman (communio) dan juga persekutuan umat beriman yang paling dasar yakni keluarga. Sementara itu, diksi politis merujuk pada keterlibatan umat dalam kehidupan.
Romo Ary juga menjelaskan bahwa Ardas KAS adalah arah bersama dalam berpastoral di Keuskupan Agung Semarang yang berisi Visi (cita-cita) 5 tahun, konteks pastoral, prioritas pastoral, spiritualitas pastoral yang bersumber dari pengalaman Iman Maria dan semangat misioner Paulus. Sedangkan fungsi dari Ardas adalah sebagai pijakan pilihan sikap, pengambilan kebijakan pastoral dan penyusunan program pelayanan bagi Dewan Pastoral Paroki, Dewan Pastoral Kevikepan, Unit-Unit Pengembangan Pastoral Keuskupan, dan Lembaga-Lembaga karya pastoral.
“Ardas ini bukan untuk membatasi ruang gerak kita semua, tetapi menjadi arah karya kita. Kalau kita mau kembalikan ke induknya maka ada tiga hal yang ingin dicapai yakni sejahtera, martabat dan beriman. Sedangkan implementasi bisa bermacam-macam.” (Rm Alexius Dwi Aryanto, Pr.)
Yang berkaitan dengan Kerasulan Awam, umat Allah KAS diharapkan sadar akan panggilan dan perutusannya untuk menjalankan tugas pewartaan, pengudusan dan pelayanan di tengah umat dan masyarakat. Umat juga diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan Gereja: kerygma (pewartaan), liturgia (perayaan iman), koinonia (persekutuan), diakonia (pelayanan) dan martyria (kesaksian hidup) yang diarahkan untuk pembangunan Gereja sebagai Tubuh Kristus. Disamping itu, umat Kas juga diharapkan bisa meresapi dan menyempurnakan tata-dunia dengan semangat Injil atau semangat kristiani dan mengabdi kepada keselamatan umat manusia (bdk. AA 2).
Sementara itu ruang lingkup kerasulan awam meliputi gerejawi (paroki, kevikepan, keuskupan, kerjasama antar paroki, antar keuskupan), dan umum yang mencakup kerasulan di pelbagai bidang: politik, ekonomi, hubungan antar agama, keamanan dan lingkungan hidup dengan mengutamakan cinta dan perhatian pada mereka yang termasuk kaum KLMTD. Kaum awam memberi kesaksian hidup lewat kata dan perbuatan yang didasari cinta, kebenaran dan kebaikan, yang melahirkan solidaritas dan persaudaraan dengan siapapun (AA 11). Ditegaskan pula bahwa keluarga menjadi sel pertama dan terutama bagi masyarakat dalam mewujudkan bonum societatis.
Ketika diberi kesempatan untuk memberikan closing statement oleh Andrianus Djati Gunawan, Rm Ary kembali menegaskan bagaimana kita semua bisa ikut terlibat dalam karya penggembalaan Yesus untuk semakin mensejahterakan masyarakat, menumbuhkankembangkan iman dan memperjuangkan martabat luhur manusia.
“Mudah-mudahan dengan Ardas dan Rikas ini, kita semakin mantap dalam mengembangkan pelayanan dan karya pelayanan kita semakin bisa dipertanggungjawabkan sehingga hidup beriman kita itu punya makna, punya hati dan berdampak luas. (Rm Alexius Dwi Aryanto, Pr.)