Misdinar Stasi St. Yusup Berbah membekali diri dengan berbagai macam ilmu dan pengetahuan tentang liturgi. Pembekalan ini dilaksanakan pada hari Minggu, 30 Juli 2017 sesudah perayaan ekaristi pagi dan baru berakhir pukul 2 siang menjelang sore. Pada kesempatan itu hadir 46 anggota misdinar, baik misdinar lama maupun baru. Pembekalan diselenggarakan di aula stasi Berbah yang letaknya persisnya di belakang gereja dan berada di lantai dua.
Dari pembekalan yang disampaikan oleh Romo Robertus Budiharyono Pr, para misdinar mendapat pengajaran tentang jati diri dan motivasi misdinar.
Misdinar pada hakekatnya adalah pelayan. Pelayan apa atau siapa? Yang dimaksudkan adalah pelayan altar dan pelayan umat. Mesti disadari dengan baik bahwa Tuhan Yesus hadir di altar dalam wujud roti anggur dan dalam diri imam atau romo.
Dengan demikian seorang misdinar itu sejatinya adalah pelayan Tuhan Yesus. Menjadi misdinar adalah panggilan dan undangan untuk berada dekat dengan Tuhan Yesus.
“Misdinar adalah salah satu petugas liturgi yang paling dekat dengan altar dan imam, paling dekat dengan Tuhan Yesus. Luar biasa khan!” kata Rm Budi.
Sebagai seorang pelayan, misdinar mempunyai tugas utama yakni melayani. Motivasi pelayanan misdinar adalah Serviam ad Maiorem Dei Gloriam yang artinya “Aku melayani demi kebesaran dan kemuliaan Tuhan.”
Motivasi atau semangat seperti ini semestinya yang selalu menggerakkan misdinar dalam menjalankan tugas-tugasnya. Jadi bila sedang bertugas, misdinar semestinya tidak mencari pujian, tidak mejeng, dan tidak mencari popularitas diri. Dalam menjalankan tugas, misdinar semestinya selalu bersikap tulus, disiplin serta gembira.
Dalam acara pembekalan itu Romo Budi juga membekali para misdinar dengan mengenalkan peralatan liturgi, misa pada khususnya dan tata gerak liturgi pada umumnya. Peralatan liturgi atau misa itu cukup banyak, misalnya piala, patena, palla, purificatorium, corporale, ampul, sibori, salib, kasula, stola, alba, single, dll. Tata gerak sebagai ungkapan sikap hati atau batin juga mengandung banyak arti dan makna, misalnya menebah dada, duduk, berdiri, berlutut, jengkeng, menyembah, dll.
Karena keterbatasan waktu yang disediakan untuk acara pembekalan, memang baru sedikit yang bisa dijelaskan oleh Romo Budi. Namun demikian, para misdinar bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan suntikan motivasi yang bisa dijadikan bekal bagi mereka untuk bisa bertugas dengan lebih baik dalam melayani Tuhan.
“Proficiat dan selamat untuk misdinar Stasi Berbah. Maju terus, banyak belajar, jangan menyerah dengan keadaan,” ucap Romo Budi memberi suntikan semangat bagi para misdinar.
Catatan: Teks dan foto kiriman dari Romo Budi.