KOMSOS-GMMK. Pada hari Minggu, 05 November 2023 Dewan Pastoral Paroki Maria Marganingsih Kalasan mengadakan penyegaran kembali terkait pelayanan para Katekis dan Prodiakon di Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Sebanyak 100 orang peserta Katekis dan Prodiakon separoki Maria Marganingsih Kalasan hadir untuk mengikuti penyegaran tersebut.
Penyegaran Katekis dan Prodiakon ini mengusung tema “Menjadi Pelayan Yang Murah Hati”, dengan menghadirkan Rm. B. Irawan Heryuwono, Pr selaku Ketua Komisi Kateketik Kevikepan Jogja Timur yang juga menjadi narasumber, bersama Tim Komisi Kateketik Kevikepan Jogja Timur. Acara penyegaran Katekis dan Prodiakon ini dilakukan di Omah Nongkrong Berbah yang berlokasi di Pedukuhan Sumber Lor, Desa Kalitirto, kecamatan Berbah.
Penyegaran Katekis dan Prodiakon ini dimulai pukul 10.25. Acara dibuka dengan ice breaking oleh Roshinta Nambe kemudian doa pembuka yang dipimpin oleh FX Candra dan dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Romo B. Irawan Heryuwono, Pr. yang dipandu oleh Goro Hendratmaka selaku Tim Komisi Kateketik Kevikepan Jogja Timur.
Sebelum pemaparan materi tentang “Menjadi Pelayan Yang Murah Hati”, Goro Hendratmaka mengawalinya dengan memberi apresiasi terlebih dahulu kepada beberapa Katekis dan Prodiakon yang hari ini atau setiap harinya menghadirkan Tuhan dalam hidupnya lewat perbuatan-perbuatan kasih seperti mengucapkan selamat kepada keluarganya dalam bentuk mengirirm gambar rohani atau pun pesan whatsapp yang mengungkapkan kasih dan cintanya kepada keluarga. Selanjutnya, Goro Hendratmaka membagi acara penyegaran ini dalam dua bagian; pertama, pemaparan materi oleh Romo B. Irawan Heryuwono, Pr. dan yang kedua, belajar bersama Katekis, Prodiakon dan Tim KOMKAT Kevikepan Jogja Timur.
Pada bagian pertama, Romo B. Irawan Heryuwono, Pr. mengawali pembicaraannya dengan mengajukan pertanyaan kepada para Katekis dan Prodiakon tentang apakah murah hati itu. Beberapa di antara peserta yang hadir lalu menjawab murah hati itu sebagai sikap ikhlas dan totalitas dalam menjalankan pelayanannya. Romo B. Irawan Heryuwono, Pr. mendasarkan tema “Menjadi Pelayan Yang Murah Hati” pada delapan Sabda Bahagia (Mat, 5:3-10) yang menjadi langkah-langkah menuju kebahagiaan. Ia mengatakan murah hati seorang pelayan mesti menyerupai hati, watak dan sifat Tuhan Allah yang adalah Maharahim, penuh kasih setia dan kasih sayang. Mengapa demikian, karena manusia memiliki “gen” bawaan dari Allah sendiri. Kita semua adalah anak-anak Allah, yang terlahir dengan sifat, watak dan hati Allah sendiri. Oleh karena itu, sebagai anak-anak Allah, kita wajib memelihara dan mengusahakan itu.
Romo B. Irawan Heryuwono, Pr. melanjutkan bahwa murah hati mesti menjadi jati diri seorang pelayan. Seorang pelayan harus lebih terbuka pada campur tangan Tuhan. Artinya, seorang pelayan harus menjadi rekan kerja Allah. Ia dipanggil, dipilih dan dapat bekerja sama dengan Allah. Selain itu, seorang pelayan harus ambil bagian dalam tiga tugas Kristus yakni Imam, Nabi dan Raja. Selanjutnya, seorang pelayan juga mesti membangun relasi pribadi dengan Allah dan berdaya lebih. Artinya, seorang pelayan haruslah maksimal dan optimal dalam seluruh pelayanannya.
Pada bagian yang kedua, dalam sesi belajar bersama Katekis, Prodiakon dan Tim KOMKAT Kevikepan Jogja Timur, Goro Hendratmaka mengajak para Katekis dan Prodiakon untuk berdiskusi dan menjawab beberapa pertanyaan dengan menggunakan media Kahoot.com dan menti.com melalui Handphone masing-masing peserta, agar semua bisa ikut terlibat dan ambil bagian dalam berdinamika dan juga menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan dan ada satu pertanyaan yang sangat menarik. Bunyinya demikian “Menurut anda, mengapa jumlah umat yang datang pada saat pertemuan lingkungan/pendalaman iman sedikit?” Banyak jawaban yang muncul dan yang paling menonjol adalah bahwa masih banyak umat kita yang bosan dan kemudian malas untuk menghadiri pertemuan atau pendalaman tersebut. Menanggapi jawaban tersebut, Goro Hendratmaka memberikan beberapa saran dan masukan untuk para pelayan dalam memimpin pertemuan atau pendalaman agar menjadi kreatif dan menarik sehingga tidak membosankan dan umat pun tidak malas untuk hadir dalam setiap pertemuan lingkungan/pendalaman iman. Goro Hendratmaka melanjutkan, ada 2 (dua) kunci utama. Pertama, seorang pelayan harus sungguh-sungguh mempersiapkan materi yang mau dibawakan dan kedua ia harus membuatnya se-kreatif mungkin. Diusahakan agar materi yang dibawakan tidak monoton dan protokoler (tekstual).
Penyegaran Katekis dan Prodiakon ini ditutup pukul 14.00 wib dan diakhiri dengan foto bersama dan makan siang bersama.
catatan: Liputan oleh Robert Dwiyanto Setya Perwira dan foto oleh Gus Nanang