KOMSOS-GMMK. Perayaan ekaristi Kamis Putih pada hari Rabu 13 April 2022 pukul 18.00 yang dipimpin oleh Romo Vincentius Yudho Widianto,Pr berjalan lancar. Panitia hari Raya Paskah Gereja Paroki Maria Marganingsih mempersiapkan perayaan Kamis Putih sesuai standar protokol kesehatan (prokes), melakukan pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, mengatur tempat duduk dan mendaftar umat yang hadir. Umat pun melaksanakan prokes dengan tertib dan taat. Beberapa petugas keamanan paroki tampak siaga dan cekatan mengatur arus kendaraan di halaman parkir gereja.
Kamis Putih mengingatkan kita pada malam perjamuan terakhir yang dilakukan Yesus bersama para muridNya. Melalui lambang anggur dan roti, Yesus mempersembahkan diriNya sendiri. Ia meminta supaya kita berbuat sama seperti yang telah Ia perbuat kepada kita, yaitu menjadi ekaristi bagi yang lain. Segala tindakan, perbuatan, serta kata-kata yang terucap pada malam yang kudus itu menjadi warisan bagi Gereja di sepanjang masa. Maka, ekaristi yang hendak kita sambut saat ini adalah puncak sumber keselamatan bagi kita.
Menurut Romo Yudho, ada yang menarik dari peristiwa Yesus membasuh kaki semua murid-Nya. Walaupun Yesus tahu bahwa Yudas Iskariot akan menyerahkan Dia kepada imam-imam kepala, dan Yesus juga tahu bahwa Petrus akan menyangkal diriNya, namun Yesus toh tetap melakukan pembasuhan kaki kepada semua murid-Nya. Peristiwa ini merupakan perlambang yang mengajak kita semua agar berbuat kebaikan atau kasih kepada siapa saja. Kita diminta berbuat baik apapun tanggapan orang lain atas tindakan kita. Kita berupaya dan memang itu tidak mudah dilakukan tapi pasti Tuhan akan memampukan kita.
Walaupun di gereja ditiadakan ritual pembasuhan kaki, namun umat diharapkan melakukan pembasuhan kaki di rumah satu sama lain karena bila kita hayati dengan sungguh sungguh pasti akan mendapatkan makna dari pembasuhan kaki. Kadang kala dalam peristiwa pembasuhan kaki ini muncul sesuatu yang ingin dibicarakan dari hati ke hati. Tentu jika dilaksanakan dalam suasana doa dan hening pasti muncul percakapan yang saling meneguhkan.
“Peristiwa pembasuhan kaki juga mendamaikan. Bila sungguh dihayati akan menjadi jalan awal untuk terjadinya rekonsiliasi, komunikasi dan terjadi karya yang lebih baik untuk Tuhan sendiri dan juga bisa menyelamatkan orang orang lain,” ungkap Romo Yudho.
Di akhir khotbahnya, Romo Yudho sekali lagi mengajak umat untuk membasuh kaki masing-masing di rumah dalam suasana doa agar mendapatkan makna karena kadang kala akan ada peristiwa baik yang muncul, dan agar kita bisa menghayati sungguh-sungguh tidak hanya mengikuti perayaan ekartisti tetapi juga melaksanakan apa yang dilakukan Tuhan Yesus pada saat perjamuan terakhirnya. Apa yang dilakukan Yesus bisa menjadi inspirasi dalam melayani siapa saja. Kita bisa menjadi pendamai siapa saja dan dengan rendah hati dapat mengakui bahwa ada kebenaran di dalam diri orang lain. Semoga kita bisa berkembang dalam Kristus sendiri.
Sementara itu saat diwawancari KOMSOS-GMMK di Pos Keamanan, ketua tim pelayanan keamanan internal, Bernadinus Realino Yuliantoro, menyebutkan bahwa di pagi hari sudah dilaksanakan sterilisasi dari Brimob Polda DIY yang dipimpin oleh AKP Farid Restanta. Tujuan dari sterilisasi ini adalah untuk memastikan bahwa tempat ibadah yang akan dipakai untuk perayaan ekaristi dinyatakan bersih dari bahan peledak atau bahan yang membahayakan lainnya (teroris).
Lelaki yang biasa dipanggil Pak Yuli ini juga menjelaskan bahwa saat berlangsung perayaan Ekaristi Kamis Putih juga ada kunjungan dari Kapolsek Kalasan yakni Kompol Logowo beserta anggotanya serta Babinsa Koramil Kalasan yakni Sertu Totok S. Kunjungan ini dimaksudkan untuk memantau sekaligus memastikan bahwa umat Katolik bisa merayakan ekaristis dengan aman dan nyaman.
Catatan: Foto oleh Ve Allessandra Nahini dan Gus Nanang, Bernadinus Realino Yuliantoro