Pada hari Minggu pagi 25 maret 2018, wilayah kalasan dan sekitarnya diguyur hujan yang cukup lebat sejak dini hari. Apakah ini menjadi simbol bahwa Tuhan sedang membasuh dosa-dosa manusia menjelang perayaan pekan suci? Entahlah. Tetapi begitulah yang terjadi pada hari Minggu 25 Maret 2018 di GMK. Hujan begitu lebat mengawali pagi padahal pada hari minggu itu akan dilangsungkan perayaan Minggu Palma atau minggu sengsara dengan perarakan.
Direncanakan perarakan dimulai dari lapangan di sebelah barat SMP Panca Pana. Namun karena hujan yang tak kunjung reda, panitia kemudian memutuskan untuk membatalkan acara perarakan dari lapangan dan sebagai gantinya perarakan dimulai di depan pendopo GMK. Meski demikian perayaan ekaristi Minggu Palma yang dimulai pukul 7 pagi tetap berlangsung khitmat.
Perayaan ekaristi mengusung tema “Dia tidak pernah memalingkan muka” dan dipimpin oleh Romo Lambertus Issri Purnomo, Pr. Dalam perayaan Minggu Palma, Gereja hendak mengenang peristiwa Yesus memasuki kota Yerusalem untuk menggenapi misteri Paskah-Nya.
Dalam khotbahnya di depan pendopo Gereja, Romo Issri menegaskan bahwa perayaan Minggu Palma untuk mengenang Yesus yang memasuki kota Yerusalem sangatlah kental dengan beberapa simbol yang mendalam. Peristiwa ini ingin menegaskan bahwa Yesus memberikan contoh sikap rendah hati yang begitu besar.
Peristiwa ini juga melambangkan Yesus sebagai raja yang membawa damai dan kebaikan kepada siapa saja. Yesus datang sebagai raja yang membawa damai. Yesus datang untuk menggembalakan umatnya agar semua umat mencapai keselamatan.
“Kita semestinya meneladani sikap dan semangat Yesus ini dengan menjadi murid Yesus yang seutuh-utuhnya, murid-murid Yesus yang sejati,” ajak Romo Issri.
Sementara itu kisah sengsara Tuhan Yesus dibacakan dengan apik dan penuh penghayatan oleh petugas pasio yang dibawakan oleh Adrian Aris, Kristin, Galih, Anting serta Romo Issri yang berperan sebagai Yesus.
Perayaan ekaristi ini juga berlangsung semarak karena didukung koor dari wilayah Theodosius yang dengan semangat menyanyikan lagu-lagu bertemakan minggu Palma seperti “Wahai Umat Bersoraklah”, “Yerusalem Lihatlah Rajamu”. Petugas koor terasa makin kompak dengan paduan seragam warna dominan kemerahan.