SD Kanisius Eksperimental Mangunan sudah berdiri sejak tahun 27 Agustus 1993 atas inisiatif Rama YB. Mangunwijaya untuk mengembangkan pendidikan dasar bagi anak-anak miskin. Sekolah ini bisa beroperasi karena didukung oleh banyak pihak. Pada saat memulai pendirian Sekolah Mangunan di bawah Yayasan Dinamika Edukasi Dasar, Rama YB. Mangunwijaya, Pr. menegaskan bahwa yang dimaksud pendidikan dasar di lingkungan Yayasan DED adalah pendidikan 9 tahun. Gagasan ini termuat di dalam Anggaran Dasar Yayasan Dinamika Edukasi Dasar dan buku Pendidikan Pemerdekaan (catatan separuh perjalanan Sekolah Mangunan). Sampai Rama Mangun dipanggil Tuhan pada tahun 1999, cita-cita mengembangkan pendidikan dasar 9 tahun baru bisa diwujudkan sampai jenjang Sekolah Dasar. Untuk menopang pengembangan SD Eksperimental Mangunan dari sisi ketersediaan calon peserta didik, pada tahun 2011 Yayasan Dinamika Edukasi Dasar mendirikan Taman Kanak-kanak Eksperimental Mangunan.
Pada tahun 2013, mulai digagas pendirian pendidikan jenjang SMP dalam konteks perwujudan pendidikan dasar 9 tahun tersebut. Gagasan ini dikuatkan oleh desakan banyak pihak agar SMPE Mangunan sebagai kelanjutan dari SDE segera diwujudkan. Pada tahun 2015, Yayasan DED mulai membentuk Tim Studi Kelayakan untuk membuka SMP Eksperimental Mangunan. Keberadaan SMP Eksperimental Mangunan menjadi kelanjutan model pendidikan SD Eksperimental Mangunan dengan konsep pendidikan yang memerdekakan secara Eksploratif, Kreatif, dan Integral sebagaimana dicita-citakan oleh Rama Mangun. Fokus dari Tim ini adalah membuat evaluasi SD Eksperimental Mangunan dan rekomendasi penegasan identitas SD Eksperimental Mangunan.
Pada tanggal 7 Maret 2017 Yayasan Dinamika Edukasi Dasar memutuskan untuk mendirikan SMP Eksperimental Mangunan. Tindak lanjut dari keputusan itu adalah dibentuknya tim perumus kurikulum dan tim pembangunan sarana prasarana pembelajaran SMPE Mangunan. Mereka menyiapkan hal-hal penting yang berkaitan dengan kesiapan operasional SMP Eksperimental Mangunan. Pada awal tahun 2018, Pengurus Yayasan menyiapkan para calon guru SMP Eksperimental Mangunan dengan mendalami Pedagogi Mangunwijaya.
Pembukaan SMP Eksperimental Mangunan memberi wahana bagi para lulusan SD untuk mengenyam model pendidikan yang memerdekakan dan menumbuhkan daya eksploratif dan kreatif secara integral dengan salah satu kekhasan pendidikan secara eskperimental. Yang dimaksud pendidikan eksperimental adalah ekperimental yang menggambarkan karakter sekolah dengan guru-guru, orang tua, dan murid-murid yang terus bereksperimentasi. Ekperimentasi adalah pembelajaran yang bertolak dari experience atau pengalaman anak. Guru-guru, orang tua, dan anak-anak terus berusaha mengenali bakat-bakat atau potensi-potensi yang menjadi modal belajar. Ada tujuh modal dasar anak yang meliputi karakter; penguasaan bahasa; orientasi diri; logika dasar; menangkap dunia perkakas, piranti, dan alat fisik; bekerjasama membentuk tim dan berorganisasi; kinestetik dan kesehatan jasmani.
SMP Ekeperimental Mangunan menghidupi keyakinan Romo Mangunwijaya bahwa setiap anak adalah guru bagi dirinya sendiri yang memiliki kemampuan bereksplorasi (explorer sejati), memekarkan dirinya secara kreatif, dan bertumbuh secara integral atau utuh. Setiap anak sudah mengandung pengetahuannya sendiri, yakni modal dasar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Jadi, tidak ada anak yang bodoh.
Para guru dan orang tua membangun kerjasama yang solid, intensif, dan komunikatif untuk mendampingi dan mengarahkan pemekaran anak. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pola pendampinan dan asuh yang khas. Pola pendampingan dilaksanakan di dalam kelas dalam berbagai kegiatan pembelajaran untuk mewujudkan ekperimentasi pembelajaran. Pola pendampingan juga dilaksanakan dalam bentuk kesepakatan kelas, manajemen kelas, dan berbagai pembiasaan baik. Pola asuh diwujudkan dalam bentuk pengenalan awal peserta didik secara pribadi, pendampingan pribadi dalam pengembangan bakatnya, kunjungan rumah (home visit), dan pertanggungajawaban di akhir berupa rapor diskiptif tentang perkembangan anak.
Setelah segala persiapan selesai dilakukan, maka mulai dilakukan penerimaan siswa baru untuk Tahun Pelajaran 2018/2019 pada bulan Februari 2018. Dengan kapasitas dua kelas masing-masing 25 siswa (jadi total menerima 50 siswa), jumlah pendaftar ternyata melebihi kuota yang tersedia tersebut. Dengan mempertimbangkan intensitas pendampingan proses belajar maka memang ada beberapa calon siswa yang terpaksa tidak kebagian tempat. Namun di sisi lain ini juga menjadi komitmen dari SMP Eksperimental Mangunan bahwa tujuan utama dari pendirian sekolah ini bukanlah untuk mencari murid sebanyak-banyaknya, namun lebih pada pendampingan yang intensif dan optimal bagi seluruh siswa. Maka keputusan membatasi jumlah siswa dengan mempertimbangkan kualitas pendampingan siswa tersebut memang menjadi pilihan dari sekolah ini.
Segala persiapan sudah dilakukan dan dirasa sudah mencukupi, maka pada hari Jumat, 6 Juli 2018 ini, SMP Eksperimental Mangunan secara resmi dibuka dan diresmikan dengan Ibadat Pemberkatan oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko Uskup
Keuskupan Agung Semarang. Dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko serta Bapak Arif Marwoto, S.H. selaku Camat Kecamatan Berbah, didampingi oleh aparat Tripika Kecamatan Berbah, Pengawas SMP Kab. Sleman, Romo A. Maradiyo, Pr. sebagai Vikep Kevikepan Yogyakarta, Rm. Basilius Edy Wiyanto, Pr. sebagai Kepala Kantor Yayasan DED, serta masyarakat dusun Mangunan.
Dalam sambutannya, baik Bapa Uskup maupun Bapak Camat menegaskan harapan agar sekolah ini mampu memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas dunia pendidikan di Berbah khususnya, dan di Sleman serta Yogyakarta bahkan Indonesia pada umumnya. Harapan ini semakin menambah amunisi semangat bagi seluruh tenaga pengajar dan Yayasan DED. Semoga ke depan harapan ini sungguh bisa diwujudkan dan menjadi nyata.****
Catatan: Tulisan dan foto kiriman Windu Aji, staf SMPE Mangunan
Proficiat atas peresmian SMP Eksperimental Mangunan