[dropcap]R[/dropcap]enungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi 2018 – Hari ke – 29
-Merenungkan-
Peringatan Arwah 40 Hari Sampai dengan 2 Tahun
[dropcap]B[/dropcap]apak Hans, warga baru di Lingkungan Maria, ikut hadir dalam Misa 40 hari meninggalnya Bapak Paulus. Setelah Misa selesai, Ketua Lingkungan mengumumkan bahwa besok sore ada Misa Arwah lagi, yakni Misa satu tahunnya Ibu Sastra.
Pak Hans yang berasal dari luar pulau itu heran, mengapa ada banyak Misa Arwah di sini, mulai dari 40 hari, 100 hari, satu tahun, dua tahun, hingga seribu hari. Tradisi doa peringatan arwah memang sangat kuat dalam masyarakat Jawa. Orang Jawa mendoakan arwah itu dengan cara selamatan.
Tradisi Jawa mengenal doa pada hari geblag atau sesudah pemakaman, tiga hari, tujuh hari, empat puluh hari, seratus hari, satu tahun (mendhak pisan – Jawa), dua tahun (mendhak pindho – Jawa), dan seribu hari (nyewu – Jawa).
Gereja menerima adat tradisi mendoakan arwah ini, entah dalam Misa atau Ibadat. Tentu saja tradisi Jawa mempunyai pengartian sendiri terkait dengan hari-hari peringatan itu. Namun dalam iman kristiani, peringatan arwah selalu dilihat dalam konteks iman kita akan karya penebusan Yesus Kristus.
Doa-doa peringatan arwah dalam rangkaian hari dan tahun ini di satu pihak harus tetap dipandang sebagai perayaan iman akan satu tindakan Allah yang menyelamatkan saudara kita yang telah meninggal.
Tetapi di lain pihak rangkaian hari dan tahun itu dapat dilihat sebagai penekanan tertentu dari kekayaan seluruh misteri Kristus yang menyelamatkan. Misalnya saja, peringatan 40 hari menekankan iman akan Allah yang memelihara dan memurnikan hidup; peringatan 100 hari mengungkapkan iman akan Allah yang penuh kerahiman dan mengasihi umat-Nya satu per satu; peringatan satu tahun merayakan iman akan Allah yang membebaskan manusia dari kuasa dosa dan maut; peringatan dua tahun mengungkapkan iman kita akan Allah sebagai sumber sukacita sejati.
Meski ada penekanan pada masing-masing hari atau tahun peringatan, berbagai macam peringatan arwah orang beriman ini tetap menunjuk pada satu realitas karya penyelamatan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit bagi keselamatan umat manusia.