KOMSOS-GMMK. Tanggal 20 Oktober 2019 merupakan hari yang spesial bagi umat Keuskupan Agung Semarang dimana karena tanggal 20 Oktober menjadi puncak 20 tahun Bulan Katekese Liturgi. Komisi liturgi kevikepan DIY merayakan puncak 20 tahun Bulan Katekese Liturgi dengan mengadakan Sarasehan dan Misa Syukur bertempat di Aula SMA Kolese De Britto. Sedangkan sebelumnya telah diadakan kursus katekese liturgi 2019.
Sesi pertama menghadirkan narasumber Albertus Wibisono, seorang pemerhati liturgi dari Keuskupan Agung Surabaya. Dalam sesi ini umat diajak untuk mengenal busana liturgi, baik dari segi warna liturgi maupun berbagai jenis pakaian liturgi. Sesi ini membedah segala macam busana liturgi yang ada di dalam keseharian berliturgi dari mulai putra putri altar, prodiakon, lektor, pemazmur, imam/ pastor, hingga paus.
Sesi kedua diisi oleh Rm Alphonsus Rodrigues Yudono Suwondo, Pr (Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang). Romo Wondo pun mengucapkan terima kasih kepadaTim Katekese Liturgi Kevikepan DIY, Kabid & Tim Liturgi dari setiap paroki di kevikepan DIY dan kerjasama dari Romo Paroki. Dalam sesi ini peserta diajak untuk lebih memahami liturgi dengan lebih baik, dan memiliki daya ubah dan menginspirasi semangat persaudaraan. Menurut Rm Wondo liturgi yang baik, benar, indah dan menarik mencakup tata batin (keheningan-iman), tata bahasa (kata-kata), tata gerak/ tata tubuh, tata ruang, tata busana, tata suara (mic-musik-intonasi), serta tata cahaya.
Di akhir sesi ini Romo Wondo mengutip apa ditulis oleh Robert Cardinal Sarah (Prefek Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen) “Saya ingin menegaskan fakta yang sangat penting: Allah dan bukan manusia, yang menjadi pusat liturgi Katolik. Kita datang untuk menyembah Dia. Liturgi bukan tentang Anda dan saya; liturgi bukanlah tempat kita merayakan identitas kita, atau pencapaian, ataupun pemuliaan. Liturgi bukanlah tempat untuk mendukung budaya dan kebiasaan religius lokal kita. Liturgi, pertama dan terutama adalah tentang Allah dan apa yang telah Dia lakukan bagi kita. ”
Romo Wondo menyampaikan pula harapannya agar katekese liturgi terus berjalan ke depan menjadi semakin baik, pemanfaatan media masa kini, komunitas umat beriman diperkuat kohesinya. Liturgi dirayakan sebaik-baiknya. Ilmu, pemahaman dan kesadaran yang timbul dari peserta kursus dan seluruh hadirin hendaknya disebarluaskan dalam kearifan dan kebijaksanaan. Tim katekese juga diharapkan tidak lelah mencari terobosan baru dalam berkatekese liturgi.
Serangkaian acar ditutup dengan misa syukur. Misa syukur dipimpin dengan konselebran utama Romo Adrianus Maradiyo, Pr (Vikep DIY) dengan didampingi oleh Romo Alphonsus Rodrigues Yudono Suwondo, Pr (Komlit KAS), Romo Yohanes Ari Purnomo,Pr (Komlit DIY), Rm FX Alip Suwito, Pr, Rm Yohanes Subali, Pr, Rm Mario Tommy Subarjo, SJ, Rm Antonius Edi Prasetyo, SCJ, Rm Robertus Hardiyanto, Pr, Rm D. Bismoko Mahamboro, Pr.
Yang menarik, petugas putra altar dalam misa ini diemban oleh para putra-putri altar dari Gereja Maria Marganingsih Kalasan.
Catatan: Liputan dan foto oleh Monica Aurelia (Komsos GMMK)