id_report,wilayah,lingkungan,user,tanggal,jenis,nama_kegiatan,keterangan_kegiatan,jumlah_hadir,foto1,foto2,foto3,publish,link_web 1001,18,97,13,2024-06-13,"Doa Lingkungan","Hidup Keagamaan ","Pada Kamis kedua tgl 13 Juni 2024 doa. ibadah rutin ditempat Theresia Muryani Ibadah dipimpin oleh Prodikon Yosep Sulisprihandoko untuk lagu dipimpin oleh Cicilia Karyani ,doa umat oleh Yohana Paimah .bacaan pertama oleh Ratna Bintarti. Ibadah dimulai pk 19.00 selasai pada pk 20.00 WIB. Dengan lagu pembukaan Madah Bakti no 162 Awalilah,lagu antar bacaan 215 Cahaya hidupku.lagu penutup 294 Tuhan Semayam di hatiku.Umat yang hadir 30 orang .Dengan renungan HIDUP KEAGAMAAN (Mt 5:20-26) Kita akan melihat Yesus mengajarkan kita membedakan antara hidup keagamaan yang palsu dengan hidup keagamaan yang sah di mata Tuhan. Yesus tidak mau kita merasa puas hanya dengan dengan kosmetik keagamaan seperti pergi beribadah, mengucapkan doa, terlibat dalam pelayanan, bakti sosial, semua hal baik yang nantinya Ia juga akan bicarakan di khotbah ini. Ia mau kita dipuaskan oleh hidup keagamaan yang menembus masuk ke dalam diri kita, yang menyelidiki pikiran kita yang tersembunyi serta mentransfomasi seluruh karakter serta hidup kita. Yang Yesus bahas di bagian ini adalah soal kemarahan serta relasi kita dengan orang lain. Kemarahan serta relasi kita dengan orang lain adalah tantangan setiap kita setiap hari. Tidak ada hari dimana tidak ada orang, situasi, cuaca, berita, postingan di media sosial, yang tidak berpotensi untuk membuat kita marah. Entah itu di rumah, di tempat kerja, di gereja, bahkan di saat liburan sekali pun, selalu saja ada yang bisa menyulut kemarahan kita! Yesus mengajarkan bahwa ada akar penyakit yang sama dibalik membunuh dengan menghabiskan nyawa seseorang, maupun membunuh dengan menghancurkan reputasi seseorang. Keduanya datang dari hati yang membenci serta memusuhi orang lain. Ironisnya, penyakit ini tidak hanya terjadi di dunia bisnis dan politik, tetapi juga gereja. Yakobus yang menulis kepada salah satu gereja mula-mula berkata: Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Begitu pentingnya relasi kita dengan sesama, sampai-sampai Yesus mengatakan tidak ada gunanya kita melakukan ibadah kepada Tuhan kalau kita masih membiarkan adanya permusuhan di dalam relasi-relasi hidup kita. Itu sebabnya kita perlu kembali datang kepada Yesus, si Pengkhotbah di Bukit yang agung ini, untuk mengubah hati kita. Hanya Yesus, melalui Roh Kudus, yang dapat menahan kita untuk menjadi hakim sekaligus pembalas terhadap mereka yang bersalah kepada kita. Hanya Yesus yang punya kemarahan yang suci dan berani bagi kerajaan Allah Bapa-Nya. Hanya Yesus yang bisa menunjukkan betapa kecil, remeh, dan berbahayanya hidup bagi kerajaan kecil kita. Hanya Ia yang bisa mengubah hati kita sehingga kita hidup bagi kerajaan-Nya yang besar, mulia, dan penuh damai.",30,uploads/files/i0elot6g7puxhk8.jpg,uploads/files/bnec3xtuvs2l6rg.jpg,uploads/files/o6n7ky5ab8hv4up.jpg,"Sudah Diterbitkan",https://www.gerejakalasan.org/413-st-yusup-tegalbojan-hidup-keagamaan/