id_report,wilayah,lingkungan,user,tanggal,jenis,nama_kegiatan,keterangan_kegiatan,jumlah_hadir,foto1,foto2,foto3,publish,link_web 1661,6,41,25,2025-05-16,"Doa Lingkungan","Ibadat Selapanan dan Doa Rosario","Pada hari Jumat tanggal 16 Mei 2025 pukul 19.00 WIB bertempat di Pendopo Griya Ledok Asri, Sanan Sidomulyo Brintikan RT 06 Tirtomartani Kalasan, keluarga Yohanes Niko Shendiasto dan Maria Faustina Sari mengundang umat Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan untuk mendukung doa syukur atas kelahiran puteri pertamanya yang diberi nama Gemma Sukacita Jivanara, yang akrab dipanggil Nara yang genap berusia selapan hari. Ibadat syukur selapanan dipimpin oleh Prodiakon Clara Henny dan dihadiri oleh sekitar 45 umat, baik dari lingkungan Santo Bartolomeus maupun keluarga dan kerabat dekat dari keluarga Niko dan Osa. Lagu “Tuhan Sumber Gembiraku” dari Madah Bakti No.477 mengawali ibadat ini, kemudian FX. Kristyanto Nugroho selaku Ketua Lingkungan membacakan renungan bulan Katakese hari ke-16 perihal Beriman tidak sekedar “Tutorial”. Bacaan Kitab Suci dari Kitab Kejadian 21:1-6 tentang kelahiran Ishak dibacakan oleh Bernadheta Dwi Novi, dilanjutkan lagu “Limpahkan kasihMu” dari Madah Bakti No.478 dan bacaan Injil Lukas 1:57-64 perihal kelahiran Yohanes Pembaptis oleh Prodiakon Clara Henny. Dalam pengantarnya ibu prodiakon menyampaikan bahwa dalam Perjanjian Lama sesuai tradisi Yahudi, sunat adalah ritual keagamaan penting yang dilakukan pada bayi laki-laki berusia delapan hari untuk menandai perjanjian dengan Tuhan, contohnya Yesus dan Ishak, sedangkan dalam Perjanjian Baru, baptis merupakan tanda seseorang anak diterima di lingkungan Gereja. Permenungan dalam ibadat selapanan juga didasarkan pada bacaan harian yakni Injil Yohanes 14:6 menyatakan Yesus adalah Jalan Kebenaran dan Hidup menuju kepada Bapa. Dikaitkan dengan hal tersebut, kewajiban orang tua untuk memberikan pendidikan untuk jiwa, batin dan badan pada anak. Jika kita diberi anak itu berarti kita diberi kesempatan untuk mencintai tanpa syarat. Adanya anak membuat orang tua untuk dapat menghayati tanpa pamrih karena anak tidak bisa berbuat apa-apa sehingga perlu bimbingan dan didikan orang tua. Makna doa selapanan adalah mohon agar kapanpun dan dimanapun anak selalu dijaga, juga menyerahkan anak dalam perlindungan Tuhan. Selanjutnya Doa Rosario bersama yang dipimpin oleh tuan rumah, Yohanes Niko Shendiasto dengan mengambil Peristiwa Gembira. Doa Umat disampaikan oleh Bernadheta Dwi Novi dan lagu “Nafas Iman” dari Madah Bakti No.308 menjadi pujian penutup ibadat ini sambil pengumpulan kolekte sebagai ungkapan syukur. Ketua Lingkungan memberi kesempatan kepada Niko untuk menjelaskan makna dibalik nama anaknya, Gema Sukacita Jivanara. Dijelaskan bahwa Gemma merupakan nama baptis, berarti “permata” atau “batu mulia”. Dalam Katolik, Santa Gemma Galgani adalah santa yang usianya cukup muda 25 tahun dan meneladani Yesus dalam hidupnya dengan sangat baik hingga dikaruniai berkat luka salib Yesus. Sedangkan Sukacita berarti ungkapan kebahagiaan dan syukur. Kata ini cukup sering disebut dalam Alkitab dan rasa yang memberikan peneguhan dalam situasi apapun. Sementara itu kata Jivanara gabungan dari dua kata, “Jiva” bentuk Sanskerta dari kata “Jiwa” yang artinya inti seorang manusia. “Nara” adalah nama sebuah kota di Jepang yang indah, dalam bahasa Jepang yang berarti “Pohon Ek” yang dikenal kuat dan banyak manfaat. “Jadi arti nama Gemma Sukacita Jivanara yang penuh filosofi ini secara keseluruhan adalah doa untuk Nara agar jiwanya mulia, teguh, dan penuh berkah. Pribadinya hangat dan dipenuhi sukacita sehingga semua orang yang mengenalnya pun kelak akan beroleh sukacita”, demikian penjelasan sang bapak, Niko dengan peniuh semangat dan sukacita. Semoga Nara menjadi anak yang berguna bagi keluarga, Gereja, masyarakat, nusa, dan bangsa. Amin. ",45,uploads/files/l_hm713rg2scuzf.jpeg,uploads/files/ctfz67wpekqy594.jpeg,uploads/files/bhfm0iz_aylrxnq.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/041-st-bartolomeus-brintikan-ibadat-selapanan-dan-doa-rosario/