id_report,wilayah,lingkungan,user,tanggal,jenis,nama_kegiatan,keterangan_kegiatan,jumlah_hadir,foto1,foto2,foto3,publish,link_web 1615,13,74,6,2025-04-19,lain-lain,"Penghitungan Kotak dan Amplop APP","0311 Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir: Berbagi Kasih dan Kepedulian kepada Sesama melalui Kotak dan Amplop APP Setiap kali memasuki masa Prapaskah, umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir selalu menerima kotak APP. Kotak bukan sembarang kotak, tetapi kotak ajaib terbuat dari kertas dengan pola yang telah dipersiapkan oleh tim kreatif Keuskupan Agung Semarang. Dengan kotak tersebut umat Katolik diingatkan untuk menyisihkan rejeki yang kita dapatkan dengan laku pantang dan puasa selama empat puluh (40) hari. Apakah konsisten? Jawabannya sangat bervariasi, ada yang konsisten, ada yang bolong-bolong alias seingatnya, dan ada pula yang sering lupa. Apa pun jawabannya, tidak ada yang salah. Kotak APP ini merupakan ajakan Gereja agar kita sebagai umat-Nya memiliki kasih dan kepedulian kepada sesama, khususnya di masa prapaskah. Harapan yang lebih besar, umat Katolik dapat terus mengembangkan kasih dan kepedulian ini sepanjang hayat masih dikandung badan. Menjelang memasuki Pekan Suci, masing-masing keluarga menerima amplop APP. Umat LGAK menyepakati untuk mengumpulkan kotak APP dan Amplop APP pada hari Sabtu pagi, 19 April 2025. Mengapa Sabtu pagi? Mengingat pada pukul sepuluh pengurus lingkungan, di bawah koordinasi bendahara LGAK akan menghitungnya. Sebelum pukul sepuluh, kotak dan amplop APP hampir semuanya terkumpul. Sambil menunggu umat yang belum mengumpulkan, kotak dan amplop APP mulai dibuka. Dua orang pengurus fokus pada amplop APP, sedangkan delapan pengurus yang lain fokus pada penghitungan kotak APP. Penghitungan dikelompokkan berdasarkan besarnya pecahan uang, seperti serratus ribuan, limapuluh ribuan, duapuluh ribuan, sepuluh ribuan, hingga seratusan rupiah. Uang pecahan logam atau recehan dihitung dan dijumlah, kemudian dijadikan satu dalam satu kantong karena ada umat yang telah siap untuk menukarnya dengan uang kertas. Demikian juga pecahan duapuluh ribuan, sepuluh ribuan, lima ribuan, duaribuan, serta seribuan kertas pun sudah ada umat yang siap menukarnya. Jumlah dana APP, baik dalam amplop maupun dalam kotak, terkumpul lumayan banyak. Hal ini patut disyukuri karena umat LGAK memiliki kesadaran sepenuhnya untuk berbagi kepada sesama melalui APP tahun 2025. Perolehan kotak dan amplop APP pun dihitung kembali dan ditulis pada lembar kertas sesuai ketentuan yang ditetapkan, selanjutnya akan diserahkan ke bendahara Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Ada rasa lega menyertai pengurus yang terlibat dalam kegiatan di pagi hingga siang itu. Penghitungan selesai, penulisan laporan pun telah dilakukan. Sambil meluruskan kaki, perbincangan pun dilanjutkan dengan membahas tentang rencana perayaan Paskah lingkungan yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Mei 2025. Mulai dari jam pelaksanaan, pemimpin ibadat, susunan acara, hingga konsumsi yang akan disajikan. Pembicaraan awal yang cukup memberikan gambaran untuk menyusun acara dan anggaran biaya. Rancangan garis besar telah disusun, tinggal menunggu rapat pemantapan yang akan dilakukan kemudian seelah ada kesepakatan semua pengurus. ",9,uploads/files/uf6awik0_ch4ydp.jpeg,uploads/files/o4q9csw0vmlj5r_.jpeg,uploads/files/tgzn5m_ory28hl4.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/0311-lingkungan-gregorius-agung-kaliajir-berbagi-kasih-dan-kepedulian-kepada-sesama-melalui-kotak-dan- 1614,13,74,6,2025-04-18,lain-lain,"Selamat Jalan bah Maria Magdalena Sutiyem","0311 Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir: Mbah Maria Magdalena Sutiyem, Selamat Beristirahat dalam Kedamaian Abadi Kamis Putih merupakan hari penting dalam kalender Gereja Katolik, ada di dalam rangkaian Hari Raya Pekan Suci, memperingati perjamuan malam terakhir bersama Yesus. Mengawali hari raya Kamis Putih, pada tanggal 17 April 2025 umat Lingkungan Gregorius Agung menjalankan tugas tatalaksana dengan bekerja bakti di Gereja Santo Yusup Berbah dari sejak pukul 09.00 WIB hingga sekitar pukul 12.00 WIB. Umat pun pulang kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat, persiapan mengikuti Perayaan Perjamuan Terakhir sore harinya pada pukul 18.00 WIB. Sekitar pukul 14.30 WIB, melalui grup WA lingkungan, semua umat dimohon dukungan doanya untuk mbah Maria Magdalena Sutiyem karena kondisi kesehatannya menurun. Tak lama berselang, ketua lingkungan kembali mengabarkan bahwa mbah Mitro, demikian umat lingkungan biasa menyapa mbah Maria Magdalena Sutiyem, telah berpulang. Ketika umat lingkungan menyambangi rumah duka, terucap dari salah satu umat, “Selamat merayakan perjamuan terakhir bersama Tuhan Yesus di surga, mbah Mitro.” Ya, beliau berpulang di hari penting umat Katolik, tepat menjelang peringatan Perjamuan Terakhir. Ada duka cita, ada sukacita, ada pula keriwehan yang dirasakan. Ada duka cita, karena tidak akan ada lagi kebersamaan mbah Mitro dalam doa lingkungan. Ada suka cita karena mbah Mitro kini tak merasakan sakit lagi tetapi telah bahagia bersama Bapa di surga. Ada keriwehan karena umat lingkungan tidak bisa membersamai keluarga dalam memantaskan raga mbah Mitro agar layak dalam Perjamuan Ekaristi bersama para kudus. Semua rasa itu berbaur menjadi satu, tidak untuk saling menghalangi tetapi saling mendukung dalam semua situasi agar semuanya dapat berjalan sebagaimana seharusnya. Keluarga menjalankan fungsinya untuk merawat jenazah dengan baik, umat lingkungan menjalankan tugasnya dalam Perayaan Perjamuan Terakhir dengan baik, dengan harapan semuanya akan tetap baik. Setelah menyelesaikan tugas pada malam Kamis Putih di GSYB, umat LGAK pun segera pulang, berganti baju, dan segera meluncur ke rumah duka. Pada pukul 21.00 WIB umat lingkungan bersatu dalam doa tuguran untuk mendoakan mbah Mitro yang baru saja berpulang. Ada rasa syukur terpancar di wajah putrinya yang setia mendampingi mbah Mitro di masa-masa akhir hidupnya. Bersyukur karena boleh menemani dan membaktikan dirinya di saat dibutuhkan. Bersyukur karena kini mbah Mitro sudah tidak merasakan sakit lagi. Bersyukur karena dapat menemani mbah Mitro menjemput kemenangan abadi. Bersyukur karena pada malam Kamis Putih boleh mendoakan mbah Mitro bersama umat lingkungan yang baru selesai menjalankan tugasnya. Bersyukur atas semua anugerah Tuhan yang selalu menyertai hidupnya. Pada hari Jumat, 18 April 2025 pukul 08.00 WIB dilaksanakan upacara pemberkatan jenazah oleh Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr. Tiga puluh menit sebelumnya, umat LGAK telah hadir dan siap menyambut kehadiran Romo Dadang. Ibadat pemberkatan jenazah berlangsung khusyuk dan lancar, diawali dengan lagu pembuka dan diakhiri dengan lagu penutup yang dipandu oleh RB Maryanto. Selanjutnya, pada pukul 10.00 WIB jenazah mbah Mitro dimakamkan. Malam harinya, dilaksanakan ibadat memule 3 hari untuk kedamaian arwah-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan. Dan kita semua percaya, sebagaimana dikatakan Yesus dalam Yohanes 11: 25, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.”",50,uploads/files/xmv9_gsnw6o4zd3.jpeg,uploads/files/czx6gbotim4512q.jpeg,uploads/files/49ncesvx8oirp6_.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/0311-lingkungan-gregorius-agung-kaliajir-mbah-maria-magdalena-sutiyem-selamat-beristirahat-dalam-kedam 1613,18,97,13,2025-03-20,Sarasehan,"Saresehan APP ketiga ","Pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2025 umat lingkungan St Yusup wilayah St Petrus Kanisius Kalasan Tengah mengadakan doa dan Saresehan APP ketiga di rumah Yohanes Iwan Setiawan di dusun Temanggal 1Rt 04 Rw 02 Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta. Sarasehan APP ketiga dengan subtema Pantang dan Puasa sebagai Rekonsiliasi kepada diri sendiri. Sarasehan dipandu oleh Elfrida Ratna Bintarti dimulai pada pk 19.00 WIB. Dalam sharing di bagi tiga kelompok,untuk pujian dipandu oleh Cicilia Anik Setyowati,bacaan Injil oleh Veronika Murdiatun doa umat spontan dari umat yang hadir. Umat yang hadir 20 orang dan hanya ada 2 anak,karena ada acara latihan Putra Altar di Gereja St Ignasius Loyola Temanggal . Meskipun hanya sedikit umat yang hadir tapi tetep semangat untuk sharing.Hasil sharing dalam kelompok adalah dengan pantang dan puasa menjadi kesempatan untuk mengenal dan menyadari kelemahan,keterbatasan, kekurangan yang kita miliki. Dalam masa Prapaskah pantang dan puasa menjadi sarana untuk mengosongkan diri dari hal-hal duniawi dan mengingatkan kita dapat di isi oleh rahmat Allah. Pantang dan puasa menjadi alat untuk mengenal diri sendiri lebih dalam menerima kekurangan dan berubah menjadi lebih baik. Untuk pengorbanan secara sukarela dengan memberi sedekah. ",20,uploads/files/e6kxo809tvpwbn1.jpg,uploads/files/dlw_uzyv8mhp5rx.jpg,uploads/files/1x_vey50fz84bgu.jpg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/413-st-yusup-tegalbojan-saresehan-app-ketiga-2/ 1612,6,41,25,2025-04-20,lain-lain,"Setiap Jiwa Berderma","Aksi Puasa Pembangunan (APP) merupakan bentuk nyata dari pertobatan yang dijalani umat Katolik selama masa Prapaskah. APP tidak hanya sekadar aksi seremonial, tetapi merupakan rangkaian tindakan konkret yang mencerminkan tiga aspek pembinaan rohani, yaitu: olah rohani, olah jiwani, dan mati raga. • Olah rohani mencakup kegiatan spiritual yang memperdalam relasi pribadi dengan Allah, seperti doa yang tekun, devosi, permenungan sabda Tuhan, serta partisipasi aktif dalam perayaan liturgi. • Olah jiwani mencerminkan upaya untuk membentuk kepribadian yang lebih positif, seperti membiasakan diri untuk berpikir baik, mudah memberi, mudah mengampuni, dan semakin peduli terhadap sesama. Dengan olah jiwani, akal budi dan kehendak kita diarahkan kepada kebijaksanaan dan kasih. • Mati raga, yang dijalankan selama 40 hari masa Prapaskah, diungkapkan dalam bentuk pantang dan puasa — mulai dari hal-hal sederhana hingga kebiasaan yang menyenangkan diri sendiri. Pengendalian diri ini tidak berhenti pada pengorbanan pribadi, tetapi dilanjutkan dalam bentuk nyata berupa tindakan kasih terhadap sesama, salah satunya melalui pengumpulan dana APP yang dimasukkan ke dalam Kotak APP. Dengan semangat mati raga yang diwujudkan dalam kepedulian sosial, umat percaya bahwa setiap jiwa akan dilimpahi belas kasih Allah yang tak berkesudahan. Dari hati yang bersyukur lahirlah sikap murah hati, sehingga setiap pribadi dapat menjadi saluran berkat bagi sesamanya. Dana APP yang terkumpul di paroki memiliki prioritas penggunaan yang jelas dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, antara lain: bedah rumah, bantuan pangan dan pendidikan, pemberdayaan ekonomi, serta pelatihan keterampilan. Melalui pemanfaatan dana tersebut, semakin banyak keluarga prasejahtera yang diberdayakan, dan harapan hidup mereka pun meningkat. Sebagai bagian dari proses tersebut, pada hari Minggu, 20 April 2025 pukul 18.00 WIB, bertempat di kediaman Ketua Lingkungan St. Bartolomeus Brintikan, FX. Kristyanto Nugroho di Dusun Sanan Sidomulyo RT.07 Tirtomartani Kalasan Sleman. Panitia APP Lingkungan melaksanakan penghitungan Amplop Persembahan Paskah dan Kotak APP yang telah dikumpulkan oleh masing-masing Kepala Keluarga Lingkungan yang terdaftar di Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Tim yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari FX. Kristyanto Nugroho, Theresia Ildayati, Theresia Eva Harjanti, Ahdarini, dan Bernadheta Sudaryani. Selanjutnya, hasil pengumpulan tersebut secara resmi diserahkan kepada Bendahara Paroki Maria Marganingsih Kalasan pada hari Senin, 21 April 2025, sebagai wujud tanggung jawab dan partisipasi umat dalam gerakan kasih yang nyata. ",5,uploads/files/4lq1mhiw3fya6os.jpeg,uploads/files/ht0ou7q6jsae_8p.jpeg,,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/041-st-bartolomeus-brintikan-setiap-jiwa-berderma/ 1611,6,41,25,2025-04-21,lain-lain,"Tugas Koor Misa Harian Setelah Paskah","Sehari setelah umat merayakan sukacita Hari Raya Paskah, dua komunitas umat dari Wilayah St. Petrus Damianus Kalasan Timur yakni Lingkungan St. Bartolomeus Brintikan dan Lingkungan St. Yohanes Pembaptis Sembur kembali mendapatkan kepercayaan dan kehormatan untuk melayani bersama dalam bentuk kolaborasi koor pada Perayaan Ekaristi Harian. Pelayanan ini berlangsung pada hari Senin, 21 Maret 2025 pukul 06.00 WIB di Gereja Maria Marganingsih Kalasan. Dalam suasana yang masih dipenuhi semangat kebangkitan Kristus, misa pagi tersebut dipimpin oleh Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr, yang mengajak umat untuk terus menghidupi makna Paskah dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran koor dari kedua lingkungan tersebut tidak hanya memperindah liturgi, tetapi juga menjadi wujud nyata dari semangat kebersamaan dan pelayanan yang tumbuh di tengah umat. Koor bukan hanya sekadar hiburan atau pelengkap dalam misa. Pelayanan ini adalah bagian integral dari liturgi, yang bertugas mendukung dan membimbing umat dalam berdoa melalui lagu. Koor membantu umat dalam menghayati suasana sakral dalam misa, menyatu dalam doa bersama melalui lagu-lagu pujian, dan memahami makna liturgi secara lebih mendalam. Keterlibatan aktif koor dari kedua lingkungan dalam Misa Harian pada Senin pagi ini mencerminkan kebersamaan umat dalam melaksanakan tanggung jawab bersama. Selain itu, hal ini juga menjadi cerminan nyata dari dedikasi dan komitmen mereka dalam melayani gereja. Sebanyak 19 (sembilan belas) umat berpartisipasi dalam tugas koor didukung organis Brigitta berlangsung dengan lancar. Mereka melantunkan nyanyian pembuka “Kristus Bangkit” dari buku Puji Syukur No.524 dan nyanyian penutup “Alleluya” dari buku Puji Syukur No. 526. Harapannya, semangat dan kebersamaan mereka dalam pelayanan dapat terus terjaga, membawa berkat bagi seluruh umat yang hadir. Semoga dalam tugas pelayanan koor mendatang semakin banyak umat dari dua lingkungan tersebut yang terlibat. ",19,uploads/files/8xmsw3engyfkr2t.jpeg,uploads/files/sofxhcj2_0kguy1.jpeg,uploads/files/ukp324eqz578_jl.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/041-st-bartolomeus-brintikan-tugas-koor-misa-harian-setelah-paskah/ 1610,6,41,25,2025-04-20,lain-lain,"Keterlibatan Umat Lingkungan dalam Misa Pekan Suci GMMK","Umat Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan turut ambil bagian secara aktif dalam rangkaian perayaan Misa Pekan Suci di Gereja Maria Marganingsih Kalasan. Partisipasi mereka tidak hanya mencerminkan semangat pelayanan, tetapi juga menjadi wujud nyata dari dedikasi dan cinta umat terhadap gereja dan iman Katolik. Rangkaian pelayanan dimulai pada Misa Minggu Palma, 13 April 2025 pukul 05.30 WIB, dimana umat lingkungan bersama dengan umat dari Wilayah Santo Petrus Damianus Kalasan Timur bertugas sebagai petugas koor. Di antara mereka yang terlibat adalah Christiana Sumarsini, Clara Henny, Bernadheta Novi, Yohanes Pembaptis Sumaryadi, dan Hilarius Yudi Lasyanta. Pada waktu yang bersamaan, Yohanes Sulistyanto dan Yohanes Trilani turut melayani sebagai petugas tata tertib, memastikan ketertiban dan kelancaran jalannya misa. Selanjutnya, pada Misa Kamis Putih, 17 April 2025 pukul 20.00 WIB, peran umat lingkungan kembali terlihat. Antonius Suharyanto dan Yohanes Pembaptis Sumaryadi dipercaya menjadi petugas tata tertib, sedangkan Hilarius Yudi Lasyanta mendapat kehormatan sebagai salah satu dari dua belas petugas rasul. Dalam adorasi yang dilaksanakan pukul 23.00 hingga 23.30 WIB, umat Lingkungan Bartolomeus yang hadir antara lain Hilarius Yudi Lasyanta, Yohanes Sulistyanto, dan Clara Henny. Pada Misa Jumat Agung, 18 April 2025 pukul 18.00 WIB, kelompok ibu-ibu dari lingkungan Bartolomeus seperti Christiana Sumarsini, Theresia Ildayati, Bernadheta Sudaryani, Cicilia Martiningrum, dan Clara Henny, bersama Bernadetha Novi dari kalangan OMK, mempersembahkan puji-pujian dalam bentuk koor bersama umat Wilayah Santo Petrus Damianus Kalasan Timur. Partisipasi umat lingkungan pada Misa Vigili Paskah, 19 April 2025 pukul 20.30 WIB, di mana FX. Trisno Suroto dan FX. Kristyanto Nugroho melayani sebagai petugas tata tertib. Selain itu, dua prodiakon dari lingkungan, FX. Risang Baskara dan Clara Henny, secara bergantian membantu imam dalam perayaan liturgi. Tidak ketinggalan, Bernadetha Novi bertugas sebagai lektor, sementara Elsalem Bintang Atmaja hadir sebagai putra altar. Seluruh rangkaian pelayanan tersebut dilaksanakan dengan semangat sukacita dan pengabdian, sebagai bentuk persembahan kasih kepada Tuhan dan pengabdian kepada gereja. Kehadiran dan keterlibatan aktif umat Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan selama Pekan Suci menjadi cermin dari iman yang hidup serta semangat komunitas yang saling mendukung dalam pelayanan. ",25,uploads/files/43hu1bog87tjvnw.jpeg,uploads/files/t9hpsnoixfb3jq1.jpeg,uploads/files/ercgkmxth4ypb1w.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/041-st-bartolomeus-brintikan-keterlibatan-umat-lingkungan-dalam-misa-pekan-suci-gmmk/ 1609,6,41,25,2025-04-08,lain-lain,"Merajut Kebersamaan dan Kerukunan Antarumat Beragama","Pada hari Selasa, 8 April 2025, tepat pukul 19.30 WIB, bertempat di Pendopo Umbul Sidomulyo, Brintikan RT.08, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, telah diselenggarakan sebuah acara bertajuk “Syawalan dan Halal Bi Halal Se-Padukuhan Brintikan”. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat kebersamaan dan silaturahmi antarwarga setelah merayakan Hari Raya Idulfitri. Meskipun acara ini sarat dengan nuansa Islami, namun sifatnya terbuka dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang agama. Hal ini ditegaskan secara langsung oleh Bapak Dukuh Brintikan, Wuragil Wahyu, yang turut mengundang seluruh umat, termasuk warga Katolik dari Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan. Menunjukkan semangat toleransi dan kebersamaan yang tinggi, umat Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan bahkan telah ikut serta dalam proses persiapan sejak Minggu pagi, 6 April 2025. Mereka bersama warga lainnya bergotong royong mendirikan tenda tratag dan menata lokasi acara agar pelaksanaan Syawalan dapat berjalan dengan lancar dan nyaman bagi seluruh tamu undangan. Acara Syawalan kali ini menghadirkan Ustad Ahmad Tukiran Maulana sebagai pembicara utama. Beliau menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan nilai-nilai sosial dalam suasana yang hangat dan menggugah, didampingi oleh iringan hadroh dari grup Babussalam Randujoko yang menambah semarak dan kekhusyukan suasana. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Merajut Kebersamaan dan Kerukunan untuk Kemajuan Padukuhan Brintikan”, yang menggambarkan tekad bersama untuk membangun keharmonisan dan solidaritas lintas agama demi kemajuan lingkungan bersama. Sejalan dengan tema tersebut, Dukuh Brintikan, Wuragil Wahyu menekankan pentingnya menjaga dan merawat kerukunan antarumat beragama yang selama ini telah terjalin dengan baik di Padukuhan Brintikan. Beliau juga mengungkapkan rasa syukur atas kondusivitas wilayah yang memungkinkan seluruh kegiatan keagamaan, termasuk yang dilaksanakan oleh Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan, dapat berlangsung dengan aman, damai, dan tanpa hambatan dari pihak manapun. Semangat persaudaraan dan gotong royong inilah yang menjadi fondasi utama dalam membangun padukuhan yang harmonis dan sejahtera bagi semua warga. ",30,uploads/files/4wxs2hmbau8oin5.jpeg,uploads/files/tkz89a67nv0iseg.jpeg,uploads/files/6h7p8t_e54gmsnz.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/041-st-bartolomeus-brintikan-merajut-kebersamaan-dan-kerukunan-antarumat-beragama/ 1608,13,74,6,2025-04-17,lain-lain,"Kerja Bakti di Gereja St. Yusup Berbah","0311 Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir: Bahu membahu dalam kerja bakti menyiapkan tempat untuk Perjamuan Malam Terakhir Kerja bakti atau atau kerja bergotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir dengan sukacita, bahkan merupakan kegiatan yang selalu dinantikan. Mengapa? Karena dengan kerja bergotong royong antarumat bisa mengerjakan sesuatu sambil ngobrol tentang tentang apa saja dan bercanda suka-suka. Kesempatan istimewa yang tidak bisa dilakukan dengan leluasa pada saat berjumpa dalam pendalaman iman atau pada saat latihan koor. Kesempatan Istimewa itu kembali hadir pada saat LGAK mendapat tugas kerja bakti menyiapkan tempat di sisi selatan Gereja Santo Yusup Berbah pada hari Kamis, 17 April 2025 pukul 09.00 sampai selesai sekitar pukul 12.00. Tidak hanya umat LGAK yang bergotong royong di GSYB, tetapi umat dari beberapa lingkungan lain juga hadir melaksanakan tugasnya sesuai bagiannya masing-masing lingkungan. Ada yang bertugas di bagian dalam gereja, ada yang bertugas di sisi utara gereja, dan ada pula yang bertugas menyiapkan tempat dan segala sesuatunya di depan gereja. Lingkungan yang bertugas masing-masing membawa peralatan yang diperlukan dan bekal yang dibutuhkan, seperti kanebo, jumbo berisi minuman, dan snak kesukaannya. Umat yang hadir saling sapa dan saling canda tanpa dihalangi dinding pembatas asal lingkungan. Anak-anak, baik anak perempuan maupun anak laki-laki, pun terlibat dalam kerja bakti. Kehadiran anak-anak makin menambah semaraknya suasana kerja bakti di GSYB. Di antara mereka tampak ada yang membantu orang tuanya melap kursi plastik, yang di antaranya tampak sudah tidak layak diduduki karena salah satu sudutnya retak dan patah. Kursi plastik yang tidak layak dipinggirkan agar tidak digunakan. Kursi-kursi plastik yang sudah dibersihkan pun di tata dengan rapi di sisi selatan, dari ujung barat hingga di ujung timur, dan pada bagian tengah sengaja dikosongkan untuk perarakan masuk petugas liturgi dan perarakan Sakramen Mahakudus setelah Perayaan Perjamuan Terakhir. Kursi telah tertata menjadi barisan rapi di sisi selatan, baik di selasar halaman maupun di lorong jalan yang menghubungkan pengguna jalan dari dusun Pondok dengan Pondok Wetan. Kotak-kotak kolekte pun telah ditempatkan di posisi yang mudah terjangkau. Umat yang hadir untuk bekerja bakti pun melepas penat sambil menikmati minuman hangat dan teman-temannya yang manis dan pedas. Tentu diwarnai celoteh hangat anak-anak dan candaan tak jelas di antara umat. Apa pun yang dilakukan sungguh menambah semangat kebersamaan yang selalu menghadirkan kegembiraan. Rasa lelah pun langsung lenyap, terbayar lunas dengan sukacita dalam iman.",20,uploads/files/nq_td2uzmp15h7o.jpeg,uploads/files/ny750hvejxair8o.jpeg,uploads/files/i49apkrsqo12luh.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/0311-lingkungan-gregorius-agung-kaliajir-bahu-membahu-dalam-kerja-bakti-menyiapkan-tempat-untuk-perjam 1607,13,74,6,2025-04-13,"Kunjungan Kasih (Anjangsana)","Memberikan Penghiburan dan Dukungan Doa bagi Athanasius Saliman","0311 Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir: Memberikan Penghiburan dan Dukungan Doa bagi Athanasius Saliman Kepedulian kepada sesama yang sedang sakit menjadi komitmen umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir. Kepedulian umat lingkungan kali ini diwujudkan dengan mengunjungi Athanasius Saliman di Kaliajir Lor yang baru saja pulang dari rumah sakit setelah operasi. Giat kasih ini sekaligus merupakan pengamalan tema pertemuan APP V yaitu tentang kepedulian sosial yang diwujudkan dengan kunjungan. Dua puluh satu (21) umat lingkungan telah berkumpul di rumah RB Sarbini Ari Purnomo pada hari Sabtu, 12 April 2025 pukul empat (4) sore. Setelah berkoordinasi, umat yang hadir pun segera berjalan bersama-sama menuju ke rumah Athanasius Saliman yang hanya berjarak sekitar 75 meter saja. Kehadiran umat lingkungan disambut dengan penuh kehangatan oleh MT Kristiana Dwi Astuti, putrinya. Dwi pun menjelaskan riwayat penyakit yang diderita ayahnya, hingga akhirnya harus menjalani operasi. Kondisi Saliman masih terbaring lemah di tempat tidur, tetapi sudah relatif membaik. Ketika satu demi satu umat lingkungan menyalaminya, aura bahagia terpancar dari wajahnya. Umat pun bersatu dengan putrinya dalam doa, memohon kemurahan Tuhan agar yang sakit dapat melewati proses pemulihan dengan sabar dan penuh dengan harapan. Dukungan doa dari semua umat yang hadir memberikan secercah harapan bahwa Tuhan Yesus akan selalu menyertai umat-Nya dalam sehat dan sakit. Sebelum matahari kembali condong ke barat, umat lingkungan pun pamit pulang, untuk melanjutkan aktivitas dan kewajiban masing-masing. Sementara yang sakit dan anak yang mendampingi, melepas kepulangan umat dengan harapan sampai di rumah masing-masing dalam keadaan baik dan penuh suka cita bersama keluarga.",21,uploads/files/13tbhxw20a7z9r5.jpeg,uploads/files/5hgp6jnuw2mz_9a.jpeg,uploads/files/tcalodb5nevpgm9.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/0311-lingkungan-gregorius-agung-kaliajir-memberikan-penghiburan-dan-dukungan-doa-bagi-athanasius-salim 1606,13,74,6,2025-04-11,"Doa Lingkungan","Pertemuan APP V","0311 Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir: Membangun Semangat Solidaritas dan Subsidiaritas dimulai dari Diri Sendiri dan Lingkungan Semangat solidaritas dan subsidiaritas tidak hanya terbatas di lingkup gereja dan di masa Prapaskah, tetapi di mana pun dan kapan pun, sebagai semangat dasar hidup Gereja universal yang dihidupi seluruh Gereja Katolik di seluruh dunia sepanjang segala masa. Hal ini merupakan prinsip dasar yang melandasi pertemuan APP V, yang dirumuskan dalam tema ‘Mengenal Jejaring Solidaritas dalam Gereja Katolik dan Dana Sosial Gereja. Umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir membahas tema ini dalam pertemuan APP V pada hari Jumat, 11 April 2025 di rumah Keluarga Imanuel Tony Eko Laksono. Tidak kurang tiga puluh tiga (33) umat hadir dalam pertemuan APP V ini, sekaligus mengadakan kegiatan arisan rutin lingkungan. Setelah umat membereskan kewajibannya membayar arisan, yang merupakan putaran terakhir, pertemuan rutin lingkungan pun dimulai tepat pukul tujuh malam. Setelah dibuka oleh ketua LGAK RB Maryanto dengan ucapan selamat datang kepada semua umat yang hadir dan ucapan terima kasih kepada Keluarga Tony yang telah menyediakan tempat, Theovilus Suwarto pun segera mengawalinya dengan lagu pembula dari buku Madah Bakti nomor 66. Lagu ini membawa umat ke dalam suasana permenungan dalam pertemuan APP kelima. Dilanjutkan dengan doa pembuka dan melakukan penelitian batin bersama-sama. yang dipandu oleh Lambert Tallulembang. Pembacaan perikop Kitab Suci dibacakan bersama-sama secara perlahan sambil meresapkan isinya. Lambert menyampaikan bahwa umat gereja perdana sudah menghayati semangat solidaritas dan subsidiaritas dengan saling membantu dan mencukupi kebutuhan orang lain dalam kelompoknya, bahkan juga mewujudnyatakan kepedulian umat beriman dengan mengirimkan bantuan kepada umat Kristen di Yerusalem. Semangat solidaritas dan subsidiaritas ini merupakan ciri khas hidup Gereja Katolik yang tetap berkembang hingga sekarang yang diwujudkan dalam dana-dana sosial Gereja, seperti dana papa miskin, dana APP, dana pendidikan, dana kesehatan, dana kematian, dll. Yang dikelola paroki-paroki di wilayah Keuskupan Agung Semarang. Gereja Maria Marganingsih Kalasan pun juga telah mewujudnyatakan hal ini didukung oleh semua wilayah dan lingkungan. Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir pun juga terlibat dan ambil bagian dalam pengumpulan dana-dana sosial gereja. Umat LGAK yang membutuhkan pun dapat merasakan secara langsung manfaatnya. Namun, tidak semua umat yang diajukan lingkungan untuk menerima bantuan dana papa miskin serta merta menerimanya. Bukan karena gengsi, tetapi yang bersangkutan melihat masih ada umat lain di tempat lain yang jauh lebih membutuhkan. Ada rasa bangga dan terharu, karena yang bagi orang lain dianggap perlu dibantu, ternyata ybs tetap memiliki rasa syukur dan kepedulian pada orang lain. Sejatinya, membangun semangat solidaritas dan subsidiaritas memang seyogianya dimulai dari masing-masing individu, bukan dari orang lain. Informasi seputar dana sosial paroki disampaikan secara transparan oleh Theresia Yuliastutie, RB Maryanto, dan Theovilus Suwarto sehingga memberikan pemahaman yang cukup membantu bagi umat LGAK. Pukul 20.15 WIB pertemuan diakhiri dengan doa umat dan doa penutup. Ketua lingkungan pun menyampaikan beberapa pengumuman, antara lain tentang tugas among tamu dan kerja bakti untuk persiapan Ekaristi Kamis Putih, serta rencana kunjungan kepada Athanasius Saliman yang baru saja pulang dari rumah sakit setelah menjalani operasi. Petugas telah ditunjuk, waktu kerja bakti, dan waktu anjangsana telah disepakati, umat pun pamit meninggalkan rumah keluarga Tony untuk melanjutkan aktivitas di rumah masing-masing. Kebersamaan umat dalam doa yang selalu menghadirkan rasa damai dan bahagia.",33,uploads/files/lu467w50gqbcrzf.jpeg,uploads/files/vfaebc986ywuntl.jpeg,uploads/files/jed6b8iukl43rw0.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/0311-lingkungan-gregorius-agung-kaliajir-membangun-semangat-solidaritas-dan-subsidiaritas-dimulai-dari 1605,6,41,25,2025-04-15,Sarasehan,"Mengenal Jejaring Solidaritas dalam Gereja Katolik dan Dana Sosial Gereja","Umat Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan menyelenggarakan Sarasehan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Kelima pada hari Selasa, 15 April 2025 pukul 19.00 WIB bertempat di kediaman Andreas Sudihartono beralamat di Dusun Brintikan RT.04 Tirtomartani Kalasan Sleman dipandu oleh Prodiakon Clara Henny dengan partisipasi 13 umat. Dalam sarasehan kelima ini umat diajak menyadari bahwa semangat solidaritas dan bela rasa tidak hanya terbatas di lingkup gereja maupun masa Prapaskah saja. Semangat solidaritas adalah semangat dasar hidup Gereja universal yang dihidupi seluruh Gereja Katolik di manapun dan kapanpun sepanjang tahun. Lagu pembuka “Cinta Kasih Allah” dari buku Puji Syukur No. 659 dipandu M.Th. Sri Wahyunani mengawali sarasehan ini. Pemandu menyampaikan bahwa dana sosial yang dikumpulkan umat beriman tidak hanya dimanfatkan oleh umat paroki saja, tetapi juga lintas paroki, bahkan lintas Keuskupan. Kita percaya pengelolaan dana di Paroki Maria Marganingsih Kalasan dengan transparansi pengelolaan keuangannya. Dalam kesempatan ini, pemandu mengajak peserta untuk mempelajari dan merenungkan bacaan Kitab Suci, perihal Cara Hidup Jemaat Yang Pertama dari Kisah Para Rasul 2:44-45 yang dibacakan Yohanes Sulistyanto, Cara Hidup Jemaat dari Kisah Para Rasul 4:33b-35 yang dibacakan Abiel Bintang Atmaja, dan Pelayanan Para Rasul dari kitab Roma 15:25-27 yang dibacakan Bonfilio Febri. Setelah seluruh peserta selesai mendalami dan merenungkan isi Kitab Suci yang telah dibacakan, pemandu sarasehan melanjutkan dengan membacakan sebuah kisah ilustratif dari buku panduan yang relevan dengan tema pertemuan malam itu. Kisah tersebut menjadi jembatan untuk memperdalam pemahaman umat akan pesan Injil yang baru saja direnungkan. Selanjutnya, pemandu membagikan pengalaman pribadinya yang sangat menyentuh, yakni bagaimana ia merasakan secara nyata karya mujizat Tuhan dalam hidupnya. Ia menceritakan bahwa belum lama ini dirinya mengalami suatu kondisi kesehatan yang cukup serius, yang sempat menimbulkan rasa khawatir dan ketidakpastian. Namun, dalam iman dan doa, ia merasakan penyertaan Tuhan yang begitu nyata, hingga akhirnya hasil pemeriksaan terakhir dari dokter menyatakan bahwa keadaannya kini sudah membaik. Kesaksian ini pun disampaikan dengan penuh syukur, menjadi penguatan iman bagi seluruh peserta yang hadir. Memasuki bagian doa umat, pemandu dengan hangat mengundang setiap peserta untuk menyampaikan doa-doa spontan, sesuai dengan tema sarasehan yang telah direnungkan bersama. Suasana menjadi begitu khidmat dan menyentuh saat satu per satu umat menyuarakan ungkapan syukur, harapan, dan permohonan mereka di hadapan Tuhan. Setelah seluruh doa pribadi disampaikan, seluruh peserta kemudian bersama-sama mendaraskan Doa Bapa Kami. Sebagai penutup dari rangkaian acara sarasehan malam itu, seluruh umat diajak menyanyikan lagu "Gereja Bagai Bahtera" dari buku Puji Syukur nomor 621, yang dipandu dengan penuh semangat oleh Ibu M.Th. Sri Wahyunani. Lagu ini menjadi simbol kebersamaan dan harapan dalam perjalanan hidup beriman sebagai satu komunitas umat Allah. Sebelum para peserta kembali ke rumah masing-masing, tuan rumah dengan penuh keramahan mempersilakan seluruh umat untuk menikmati minuman teh hangat dan snack yang telah disiapkan dengan penuh kasih. Momen ini pun menjadi kesempatan untuk saling berbagi cerita ringan dan mempererat tali persaudaraan di antara umat yang hadir. ",13,uploads/files/m0i5gqysca4hlov.jpeg,uploads/files/h85nzp2l90g17jx.jpeg,uploads/files/07pfu14iao6_dl5.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/041-st-bartolomeus-brintikan-mengenal-jejaring-solidaritas-dalam-gereja-katolik-dan-dana-sosial-gereja 1604,3,17,32,2025-04-10,Sarasehan,"Pertemuan APP V","Bertempat d rumah Ibu Tri Maryani, APP V ini d adakan. Pimpinan oleh Bp. Wisnu. Dgn tema: Mengenal jejaring Solidaritas dlm Gereja Katholik Dan Dana Sosial Gereja. Dalam pertemuan ini d jelaskan bagaimana dana APP d kelola dan bagaimana Gereja atau paroki memanfaatkan atau menggunakan Dana itu. Dalam pertemuaan kali ini di adakan sharing ttg penggunaan dana APP dan manfaat bagi yg menerimanya. Dana APP di gunakan utk membantu umat yg membutuhkannya apapun itu kebutuhannya. Dana sosial itu tidak saja d pakai oleh umat paroki ttp juga umat d luar paroki bahkan lintas keuskupan. Bahkan sedunia. Adapun landasan KS yg d pakai adalah cara hidup jemaat yg pertama Kis 2: 44-45 juga pelayanan Para Rasul Rm 15: 25-27. Pertemuan d tutup dgn cerita ttg Rm. BINA dan umatnya dlm perbibcangan ttgdana APP",45,uploads/files/kmiuwxrtzl84psg.jpg,uploads/files/v6ofd78pgr52tq1.jpg,,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/011-brayat-minulyo-kadirojo-ii-pertemuan-app-v/ 1603,3,17,32,2025-04-02,Sarasehan,"Pertemuan APP IV","Pada pertemuan k empat ini d pimpin oleh Bp. Markus Budi. Dengan tema Derma sebagai rekonsiliasi kpd sesama. Pd pertemuan ini umat diajak utk peduli kdp sesama baik itu umat seiman maupun umat lainnya. Tindakan amal kasih dan memberi derma mwruoakan salah satu wujud nyata kasih kita kpd sesama. Derma dapat menjadi sarana utk memulihkan hubungan kita yg ruaak dengan sesama. Dalam pertemuan kali ini pemandu lebih banyak mengadakan sharing dan kebetulan sekali krn masih dalam suasana lebaran jd yg datang juga sedikit. Utk bacaan yg d pakai adl Mat 6: 1- 4 yaitu Hal memberi sedekah. Dalam penjelasannya dikatakan bhw dosa dan kesalahan yg kita lakukan selalu membawa dampak buruk bagi kita.banyak perebuatan dosa u selalu merugikan manusia , maka utk itu diperlukan pertobatan dgn mengganti kerugian itu. Lalu d akhir sarasehan dibacakan ilustrasi cerita ttg sepotong roti d tengah konflik.kmdn ppertemyan d tutup dgn lagu penutup.","20 o",uploads/files/pihl23na7jgu8ov.jpg,uploads/files/zs_8f75a3dc6ub9.jpg,uploads/files/r1n25g3tuojlvmc.jpg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/011-brayat-minulyo-kadirojo-ii-pertemuan-app-iv/ 1602,3,17,32,2025-03-27,Sarasehan,"Pertemyan APP III","PANTANG DAN PUASA SBG REKONSILIASI KEPADA DIRI SENDIRI, itulah tema ketiga dalam APP tahun ini. APP d pimpin oleh Bp. Feryanto , setelah menyampaukan tujuan pertemuan d lanjutkan dgn lagu pembukaan. Bacaan KS d ambil dari Mat 6: 16-18 HAL BERPUASA. Dalam penjelasannya dikatakan bhw ada banyak alasan d mana org mwnjalankan pantabg dan puasa, ada yg demi egoisme diri, ada yg sekedar memenuhi kewajiban agama, atau utk membina diri agar mjd manusia yg lebih baik lagi. Maka dlm APP kali ini sungguh puaaa dan pabtang d harapkan menjadi cara hidup yg baik, mengendalikan dorongan tidak teratur dan mendorong utk hidup sesuai dgn keutamaan kristiani. Dalam perikopa injil itu di berikan keterangan puasa macam apa yg di kehendaki oleh Tuhan. Puasa bukan sekedar menahan. Haus dan lapar ttp sungguh sbg suatu olah iman yang baik. Mendekatkan diri dengan Allah.",45,uploads/files/6k4raeyxs_j3mti.jpg,uploads/files/6af_s3gecplzjvh.jpg,uploads/files/ryclbn143espit5.jpg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/011-brayat-minulyo-kadirojo-ii-pertemuan-app-iii/ 1601,6,41,25,2025-04-13,lain-lain,"Misa Minggu Palma 3 : Awal Perjalanan Menuju Sengsara dan Kebangkitan Kristus","Perayaan Minggu Palma merupakan awal yang penuh makna dari rangkaian perayaan Pekan Suci, saat umat Katolik diajak untuk merenungkan kembali kisah sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. Meskipun perayaan Minggu Palma tahun ini diadakan tanpa perarakan karena keterbatasan tempat, hal tersebut sama sekali tidak mengurangi kekhidmatan dan makna mendalam dari liturgi yang berlangsung. Cuaca pagi itu yang begitu cerah seolah menjadi anugerah tersendiri, mengundang banyak umat hadir dan bersama-sama mengikuti misa dengan penuh semangat dan kesungguhan hati. “Antusiasme umat luar biasa. Umat yang hadir tercatat 850 umat, meskipun hanya gereja sementara. Petugas tatib bekerja keras agar umat bisa duduk dan beribadah dengan nyaman, dan juga bisa menerima komuni dengan nyaman. Dan semua teratasi dengan baik karena kesigapan petugas tatib”, kata Aleksius Gus Nanang, petugas tata tertib dari Lingkungan St. Yohanes Karangnongko. Misa Minggu Palma yang berlangsung pada Minggu, 13 April 2025, pukul 08.00 WIB di Gereja Maria Marganingsih Kalasan dipersembahkan oleh Romo Antonius Dadang Hermawan, Pr. Suasana perayaan semakin hidup dengan kehadiran Bintang Efrata Aprilia sebagai lektor, yang membawakan bacaan dengan jelas dan khidmat. “Semua pemazmur bisa bertugas dengan lancar karena selama ini mereka berlatih dengan tekun”, ujar Angela Karina Dewanti, PJ pemazmur pecan suci. Lagu-lagu pujian yang merdu dan penuh semangat dinyanyikan oleh petugas paduan suara dari Wilayah Santa Agatha Kalasan Timur, yang berhasil menghadirkan suasana liturgi yang menggugah hati. “ Puji Tuhan semua berjalan dengan lancar dan meriah. Semua prosesi dijalankan dengan lengkap dan teman-teman anggota koor juga bernyanyi dengan penuh semangat”, ujar Antika Maharani, dirigen koor Wilayah Santa Agatha. Di tengah perayaan yang berlangsung dengan khidmat, terjadi insiden kecil ketika salah seorang umat jatuh pingsan. Namun, berkat kesiapsiagaan tim kesehatan paroki, situasi tersebut dapat ditangani dengan cepat dan baik, sehingga misa dapat tetap berlangsung dengan lancar. Tak kalah penting, Kisah Sengsara Tuhan Yesus dibacakan secara mendalam dan penuh penghayatan oleh empat petugas passio: Anna Christina Yudatama, Monica Sheva, Filipus Dimas, dan Benedictus Lando Iskandar “ Baru pertama kali bertugas di paroki sendiri dan sebelumnya sudah pernah bertugas waktu di seminari dan di Jakarta waktu novisiat namun “feel” nya berbeda waktu bertugas di paroki sendiri karena suasana lebih mendukung dan menjadi tantangan bagi saya untuk memberikan yang terbaik. Saya berdoa di awal bertugas agar bisa memerankan tokoh Yesus dengan baik. Saya berdoa agar merasakan apa yang dirasakan Yesus ketika disiksa, dihina, dan disalib dan doa saya dikabulkan Tuhan”, jelas Filipus Dimas, OMK asal Lingkungan St. Yusup Kringinan yang memerankan tokoh Yesus. Dalam homilinya, Romo Dadang secara reflektif mengangkat makna simbolis dari keledai dalam Injil Lukas 19:28-40, yang disebutkan hingga tujuh kali. Keledai dipilih bukan tanpa alasan, melainkan sebagai lambang kesederhanaan dan kerendahan hati, karena merupakan hewan yang biasa digunakan untuk mengangkut beban. Yesus yang dielu-elukan masuk ke Yerusalem dengan mengendarai keledai bukan tampil sebagai raja duniawi yang agung dan megah, melainkan sebagai Raja Damai yang siap menanggung penderitaan umat manusia dengan penuh ketaatan kepada kehendak Allah. Selain itu, Romo Dadang juga menyinggung tentang kota Yerusalem yang sering disebut dalam lagu-lagu liturgi yang dinyanyikan pagi itu. Ia menjelaskan bahwa kata "Yerusalem" dapat dipahami dalam dua sisi: “Yeru zalim” yang menggambarkan realitas kegelapan—tempat di mana para nabi ditolak dan bahkan dibunuh, dan “Yeru shallom” yang melambangkan kota damai—di mana Allah membangkitkan Yesus dan menghadirkan sukacita serta keselamatan bagi umat manusia. Kota Yerusalem, dalam makna terdalamnya, menjadi simbol kontras antara penderitaan dan harapan, antara penolakan dan penerimaan kasih Allah. Minggu Palma mengajak kita semua untuk tidak sekadar mengenang, tetapi sungguh-sungguh mempersiapkan hati dan membuka diri terhadap sabda Tuhan yang hadir dalam bacaan-bacaan suci selama Pekan Suci. Gereja mempersiapkan bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari Senin, Selasa, dan Rabu berikutnya, sebagai panduan rohani menuju perayaan Tri Hari Suci: Kamis Putih, Jumat Agung, dan Vigli Paskah. Semoga perayaan Minggu Palma ini menjadi pintu masuk bagi setiap hati yang rindu untuk semakin mendekat kepada Kristus, yang dengan kasih-Nya yang tak terbatas, rela menapaki jalan salib demi keselamatan umat-Nya. Kiranya kita pun dimampukan untuk menyertai Dia dalam sengsara, wafat, dan akhirnya bersukacita bersama dalam kebangkitan-Nya. ",850,uploads/files/nofh4m_iuzagrbj.jpeg,uploads/files/rziqvctu17456j0.jpeg,uploads/files/xhzgkqvduo3f4ya.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/misa-minggu-palma-3-awal-perjalanan-menuju-sengsara-dan-kebangkitan-kristus/ 1600,13,74,6,2025-03-30,lain-lain,"Tugas Tatalaksana","0311 Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir: Ambil Bagian dalam Pelayanan dengan Tugas Tatalaksana Kerja bakti membersihkan gereja dan lingkungan sekitar merupakan paket lengkap tugas tatalaksana di Gereja Santo Yusup Berbah. Demikian halnya ketika Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir mendapat giliran tugas Tatalaksana pada hari Minggu, 30 Maret 2025. Paket lengkap ini pun dilaksanakan umat LGAK dengan penuh kegembiraan. Kerja bakti dilaksanakan sehari sebelumnya, yaitu pada hari Sabtu tanggal 29 Maret 2025 pukul tiga sore. Cukup banyak umat LGAK yang terlibat dalam kerja bakti. Semua bahu membahu membersihkan lingkungan gereja, ada yang melap bangku, menganebo altar, menyapu lantai, menyapu halaman, dan menata hias altar dengan tanaman yang ada. Pekerjaan pun selesai dengan cepat, lingkungan gereja tampak rapi dan bersih tiasa yang terlewat, seputar altar pun menjadi indah dilihat. Sambil melepas penat dan ngobrol santai, umat yang hadir beristirahat sambil menikmati teh hangat yang sudah disiapkan salah satu umat. Hari Minggu tanggal 30 Maret 2025, hampir sebagian besar umat LGAK sudah hadir di Gereja Santo Yusup Berbah pada pukul 08.00 WIB untuk mengawali menjalankan tugas tatalaksana. Mereka memosisikan diri di tempat-tempat yang biasa digunakan untuk menyambut umat yang akan mengikuti Perayaan Ekaristi. Beberapa umat berdiri di depan pintu utama GSYB untuk menyambut umat dan mempersilakannya masuk ke dalam, sementara beberapa umat LGAK yang lain berada di dalam gereja untuk mencarikan tempat duduk. Umat bertugas dalam ketenangan, dengan harapan tidak mengganggu umat yang sedang mendaraskan doa rosario sebelum Perayaan Ekaristi yang dipandu oleh kelompok Legio Maria yang ada di wilayah Berbah. Tepat pukul setengah sembilan pagi (08.30 WIB) Perayaan Ekaristi dimulai, dipimpin oleh Romo FX. Murdi Susanto, Pr. Umat yang bertugas pun mulai memosisikan diri di tempat duduk masing-masing dan dalam keheningan menjadi bagian dalam Perayaan Ekaristi. Mulai bertugas pada saat persembahan, mengambil kantong kolekte pertama, mengumpulkan dalam kotak kolekte yang telah disediakan, dan Theovillus Suwarto membawanya ke altar dan mempersembahkannya kepada Tuhan. Tugas berikutnya adalah mempersilakan umat menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan membantu mengatur agar tertib dan teratur, kemudian di urutan paling belakang menerima Komuni, dilanjut dengan tugas mengumpulkan kolekte kedua. Setelah menerima berkat pengutusan dari tangan Romo Murdi dan berdoa, umat LGAK segera berkumpul di bagian belakang gereja untuk menghitung kolekte pertama dan kedua. Setelah kolekte pertama dan kedua dihitung, masing-masing dibuat laporan tertulis di atas formulir yang ada dan ditandatangani, selanjutnya diserahkan kepada bendahara wilayah yang masih menemani umat LGAK merampungkan tugasnya. Dengan diiserahkannya hasil kolekte kepada yang bertanggung jawab, maka tugas tatalaksana umat LGAK pun selesai. Rasa syukur dan bahagia melingkupi seluruh umat karena boleh ambil bagian dalam tugas pelayanan.",30,uploads/files/pbuzv6tx2wshc4_.jpeg,uploads/files/0j17bgy4nl5ho69.jpeg,uploads/files/0sh3zky5eocavum.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/0311-lingkungan-gregorius-agung-kaliajir-ambil-bagian-dalam-pelayanan-dengan-tugas-tatalaksana/ 1599,13,74,6,2025-03-27,"Doa Lingkungan","Pertemuan APP IV","0311 Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir: Berderma sebagai rekonsiliasi kepada sesama Keluarga Theovillus Suwarto di Kaliajir Lor dengan sukacita menyambut umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir yang hadir ke rumahnya untuk mengikuti pertemuan APP yang keempat. Suasana malam yang tenang pada hari Kamis, 27 Maret 2025 mendukung antusiasme dua puluh lima (25) umat untuk bersekutu dalam doa. Sebelum pukul tujuh (7) malam satu demi satu umat lingkungan telah hadir dan tepat pukul 19.00 WIB pertemuan APP dimulai. Diawali dengan kidung pepudyan ‘Tyas ma’Suci oleh Fransisca Romana Pujiyati dan lagu pembuka oleh Theovillus Suwarto. Pertemuan APP keempat ini dipandu oleh RB Sarbini Ari Purnomo dengan tema ‘Derma sebagai Rekonsiliasi kepada sesama’. Ari mengajak umat untuk membaca Kitab Suci dari Injl Matius 6 ayat 1-4 tentang ‘hal memberi sedekah’ yang dibacakan bersama-sama, untuk ayat 1 dan 3 oleh umat perempuan, sedangkan ayat 2 dan 4 dibaca oleh umat pria, sementara Ari selaku pemandu membacakan renungannya. Bertolak dari cerita ilustrasi tentang ‘Sepotong Roti di Tengah Konflik’ dibahas oleh Lambert Tallulembang yang menguraikan bahwa rekonsiliasi adalah proses pemulihan, dalam ilustrasi ini adalah pemulihan hubungan antara Pak Budi dan Pak Hasan. Pembahasan selanjutnya diperdalam dengan diskusi, sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam buku panduan. RB Maryanto mengungkapkan bahwa dengan dilandasi rasa kasih Pak Budi membantu Pak Budi saat ada bencana. Kasih sebagai hukum yang utama adalah ajaran Katolik yang sudah seharusnya dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Fransisca Romana Pujiyati melanjutkan, “Pak Hasan mau peduli kepada Pak Budi tanpa gengsi. Bahkan tanpa malum au merendah kepada Pak Hasan. Hendaknya kita pun juga bisa menjadi jembatan kasih kepada sesama.” Fabianus Dimas Ariyanto menambahkan, “Untuk memberikan bantuan kadang kita perlu mempertimbangkan, apakah orang yang kita bantu merupakan orang yang sungguh-sungguh membutuhkan bantuan? Misalnya, membantu pengamen di perempatan jalan karena sudah ada Perda yang mengatur hal ini dan tidak diperbolehkan memberi uang kepada mereka.” Hal senada disampaikan Lanbert Tallulembang yang menceritakan, “Ketika ada ayam tetangga masuk ke teras dan mengeluarkan kotoran, tidak bisa marah karena pernah dikasih 1 ekor ayam betina dan juga Opor Ayam.” Memang untuk membantu orang lain tidak jarang pertimbangan subjektif ikut berperan. Namun, terlepas dari hal-hal yang bersifat subjektif, kita tetap harus mengedepankan kasih dengan selalu peduli pada sesame yang membutuhkan dengan dilandasi niat tulus dan kerendahatian. Rangkaian pertemuan APP keempat, setelah doa umat, doa penutup, dan kolekte, dilanjutkan dengan beberapa pengumuman yang disampaikan oleh RB Maryanto selaku ketua lingkungan. Antara lain tentang agenda Pertemuan APP V yang akan dilaksanakan di rumah keluarga Imanuel Tony Eko Laksono, rencana tugas tatalaksana di Gereja Santo Yusup Berbah pada hari Minggu, 30 Maret, dan kenang-kenangan dari anak-anak calon baptis berupa 2 (dua) buah Taplak Perjamuan yang akan disimpan oleh Bernadikta Indriana Septiani selaku penanggung jawab paramenta lingkungan. Setelah berbincang dan bercanda bersama, umat lingkungan pun pulang ke rumah masing-masing membawa sukacita setelah ketua lingkungan pamit kepada tuan rumah.",25,uploads/files/_z5khdrvjy7qx3s.jpeg,uploads/files/cde90viq6z3wfra.jpeg,uploads/files/ym1fa4srqt35jwi.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/0311-lingkungan-gregorius-agung-kaliajir-berderma-sebagai-rekonsiliasi-kepada-sesama/ 1597,6,41,25,2025-04-10,Sarasehan,"Derma Sebagai Rekonsiliasi Kepada Sesama","Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan menyelenggarakan Sarasehan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Ke-empat Tahun 2025 pada hari Kamis, 10 April 2025 bertempat di kediaman Cicilia Martiningrum di Dusun Sidomulyo Brintikan RT.08 Tirtomartani Kalasan Sleman. Sarasehan dipandu oleh Hilarius Yudi Lasyanta dengan tema “Derma Sebagai Rekonsiliasi Kepada Sesama” dengan partisipasi 13 umat. Acara dimulai dengan penuh khidmat melalui lagu pembuka “Hidup Rukun dan Damai” yang terdapat dalam Buku Madah Bakti No. 530. Lagu ini dibawakan dengan penuh penghayatan oleh M.Th. Sri Wahyunani sebagai pemandu, mengajak seluruh peserta untuk masuk dalam suasana hati yang harmonis dan damai sesuai dengan tema acara. Setelah lagu pembuka, acara dilanjutkan dengan sambutan pengantar dari Yudi yang memberikan pemahaman mendalam mengenai makna kata “Derma”. Ia menjelaskan bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "derma" berarti pemberian kepada orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, yang dilakukan atas dasar kemurahan hati; juga bisa diartikan sebagai bentuk bantuan dalam bentuk uang atau hal lainnya kepada lembaga sosial atau kegiatan kemasyarakatan. Untuk semakin memperkuat makna tersebut dalam konteks Sarasehan kali ini, Yudi juga menyampaikan sebuah pepatah yang sarat makna, yaitu “Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai”. Pepatah ini selaras dengan nilai-nilai yang ingin diangkat dalam pertemuan ini, yang mengajarkan bahwa setiap perbuatan, baik atau buruk, pasti akan mendatangkan balasannya. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Galatia 6:7, bahwa apabila seseorang menabur kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan, namun sebaliknya, jika yang ditabur adalah kejahatan atau keburukan, maka itulah yang akan dituai pada akhirnya. Dalam sarasehan ini, pembacaan Kitab Suci diambil dari Injil Matius 6:1-4, yang dibawakan oleh Yohanes Pembaptis Sumaryadi. Sementara itu, ilustrasi terkait disampaikan oleh Theresia Eva Harjanti. Pada sesi berbagi pengalaman, Cicilia Martiningrum dan M.Th. Sri Wahyunani membagikan kisah mereka yang relevan dengan tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) kali ini. Yudi kemudian mengajukan dua pertanyaan renungan kepada para peserta: 1. Apakah Bapak/Ibu bersikap selektif dalam berderma, ataukah mengikuti kata hati nurani? 2. Saat Bapak/Ibu memberikan derma kepada sesama, apa harapan yang ingin dicapai bagi mereka yang menerima? Selanjutnya, Yudi menyampaikan intisari dari Sarasehan APP keempat ini: 1. Dosa dan kesalahan yang kita lakukan terhadap sesama dapat menimbulkan dampak negatif, sehingga merusak keharmonisan hubungan antarindividu. 2. Yesus, sebagai Guru Agung, selalu mengajarkan untuk bersedekah atau berderma dengan ketulusan hati. Dalam doa umat, Yudi mengundang setiap peserta untuk berdoa secara spontan sesuai dengan tema sarasehan, sebelum bersama-sama mengucapkan Doa Bapa Kami. Akhirnya, rangkaian acara sarasehan ditutup dengan lagu "Yang Kau Perbuat Bagi Saudaraku" dari buku Madah Bakti No. 529, yang dipandu oleh M.Th. Sri Wahyunani. Sambil mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh Ketua Lingkungan FX. Kristyanto Nugroho, umat dipersilakan menikmati makanan ringan dan minuman yang telah disediakan tuan rumah. ",13,uploads/files/syfo07g1ezuwh9b.jpeg,uploads/files/zk95t2ao4pq8e7n.jpeg,uploads/files/yo9s6cbwd7_fihg.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/041-st-bartolomeus-brintikan-derma-sebagai-rekonsiliasi-kepada-sesama/ 1596,1,29,29,2025-03-26,lain-lain,"Pertemuan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Ketiga","Pada hari Rabu, 26 Maret 2025 para umat di Lingkungan Maria Marganingsih Krajan mengadakan pertemuan mingguan di kediaman Bapak Didik dan Ibu Rista di Dusun Karang Kalasan RT 07. Pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 30 umat diisi dengan ibadat doa 40 hari meninggalnya Bapak Petrus Damianus Sugiyatno yang merupakan ayahnda dari Bapak Didik yang dipandu oleh Bapak Singgih selaku prodiakon lingkungan pada pukul 19.00 WIB sampai 19.30 WIB dan dilanjutkan dengan pertemuan APP ketiga yang dipandu oleh Bapak Jumei. Dalam pertemuan ketiga yang mengambil tema "Pantang dan Puasa Sebagai Rekonsiliasi Kepada Diri Sendiri" seluruh umat yang hadir diajak untuk mengawali pertemuan dengan menyanyikan lagu pembuka "Kami Hendak Menghadap" dari Puji Syukur No 596 yang dipandu oleh Ibu Rista selaku tuan rumah. Bapak Jumei selaku pemandu APP melanjutkan dengan doa pembuka dan mengajak seluruh umat yang hadir untuk melihat kembali motivasi dalam berpantang dan berpuasa. Dalam sesi renungan dan sharing beberapa umat juga menceritakan pengalaman pribadi yang relevan dengan tema yang diangkat, seperti Ibu Heni dan Bapak SUparjiman. Sarasehan APP diakhiri dengan doa, berkat, dan nyanyian penutup "Dulu Yesus Berpuasa" dari Puji Syukur No 490.","30 o",uploads/files/7zmovgp1cux82r_.jpeg,uploads/files/wfg9lburzcx7iqt.jpeg,uploads/files/hps6zc83mjnkb75.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/030-maria-marganingsih-krajan-pertemuan-app-ketiga-dan-ibadat-memule-40-hari-bapak-petrus-damianus-sug 1595,1,29,29,2025-03-19,lain-lain,"Pertemuan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Keempat","Umat di Lingkungan Maria Marganingsih Krajan kembali mengadakan pertemuan APP keempat pada Rabu, 19 Maret 2025 di kediaman keluarga Bapak Larso dan Ibu Tanti yang beralamat di dusun Krajan. Umat hadir sejak pukul 18.45 WIB dan disambut hangat oleh tuan rumah. Dalam pertemuan keempat yang mengambil tema "Derma sebagai Rekonsiliasi Kepada Sesama" seluruh umat yang hadir diajak untuk mengawali pertemuan dengan menyanyikan lagu pembuka "Hidup Rukun dan Damai" dari Madah Bakti No 530 yang dipandu oleh Ibu Novita. Bapak Yohanes Supardjiman selaku pemandu APP melanjutkan dengan doa pembuka dan mengajak seluruh umat yang hadir untuk membangun kepedulian kepada sesama terlebih bagi mereka yang membutuhkan, menderita, dan berkesusahan. Umat diharapkan turut mengambil tanggung jawab untuk menghadirkan kehidupan yang lebih sejahtera. Tindakan amal kasih merupakan wujud rekonsiliasi dengan sesama serta terus menumbuhkan harapan dalam kehidupan. Dalam sesi renungan dan sharing beberapa umat juga menceritakan pengalaman pribadi yang relevan dengan tema yang diangkat, seperti Bapak Jumei dan Ibu Warti. Sarasehan APP diakhiri dengan doa, berkat, dan nyanyian penutup "Yang Kau Perbuat Bagi Saudaraku" dari Madah Bakti No 529.","27 o",uploads/files/lq8vehgyid136na.jpeg,uploads/files/p5v9fremub23xj1.jpeg,uploads/files/i5khe_bvr18zmjd.jpeg,"Sudah Diterbitkan",https://gerejakalasan.org/030-maria-marganingsih-krajan-pertemuan-app-keempat/