Hari Rabu malam merupakan jadwal doa rutin Lingkungan St Matius Cupuwatu. Ada hal yang berbeda pada pertemuan di hari Rabu terakhir bulan Januari 2025 ini. Umat lingkungan mengadakan doa rutin sekaligus sosialisasi pembangunan gedung gereja Maria Marganingsih Kalasan. Pertemuan dilaksanakan di kediaman Nicolas Yulianto.
Doa lingkungan dimulai pada pukul 19.00 WIB. Hujan yang turun sejak sore dan gerimis yang masih tercurah sebelum doa dimulai, membuat cuaca terasa dingin. Cuaca dingin di Rabu malam itu tidak mengalahkan semangat umat untuk berkumpul dan bersekutu memuji dan memuliakan Tuhan dalam doa lingkungan. Doa lingkungan dipimpin oleh Yulius Widianto. Dibuka dengan lagu dari Puji Syukur ‘Saudara Mari Semua’ diiringi petikan gitar oleh Philipus Pangestu Wibowo. Lima puluh (50) umat Matius yang hadir menyatukan suara memuji Tuhan. Setelah pernyataan tobat dan doa pembuka, dilanjutkan pembacaan Injil. Bacaan Injil diambil dari Markus 4: 1-20 mengenai perumpamaan tentang seorang penabur yang menaburkan benih di berbagai tanah.
Selesai bacaan Injil dan setelah merenungkan sejenak firman Tuhan, umat diajak untuk menyimak layar proyektor mengenai sosialisasi penggalangan dana gedung gereja dan video animasi 3D pembangunan gedung gereja baru. FX. Endy Subroto selaku ketua lingkungan St Matius juga membagikan Surat Edaran tentang Pembangunan Gereja Maria Marganingsih Kalasan dan lembar kesanggupan umat dalam menyumbang dana pembangunan gereja paroki Maria Marganingsih Kalasan.
Setelah itu dilanjutkan doa umat dilambungkan oleh beberapa umat, dirangkai dengan doa Bapa Kami dan diakhiri dengan doa penutup. Sebelumnya umat juga bersama-sama berdoa “Mohon pertolongan Bunda Maria bagi pembangunan gereja dan kawasan terpadu Kalasan”. Doa lingkungan di Rabu malam itu ditutup dengan lagu ‘Aku Dengar Bisikan Suara-Mu’. Kembali petikan gitar mengalun dan umat bersama-sama memuji Tuhan dengan sukacita. Pukul 20.00 WIB, doa rutin di lingkungan St Matius berakhir dan umat pun pulang ke rumah masing-masing.
Catatan: Tulisan dibuat oleh Damiana Wijosari Pusoko dan foto oleh Philipus Pangestu Wibowo