007 St. Mateus Cupuwatu II: Doa Rosario Lingkungan

Umat Katolik mengenal bulan Mei sebagai bulan Maria. Di bulan tersebut banyak umat Katolik yang berdevosi kepada Bunda Maria dengan berdoa Rosario. Banyak tempat ziarah Gua Maria yang dikunjungi umat untuk berdoa memohon kepada Tuhan dan untuk menghormati Bunda Maria. Bunda Maria merupakan teladan iman yang penuh pengharapan. Ia mampu menghidupi dan mewujudkan imannya dalam menjalankan perutusannya.

Selama bulan Mei ini, umat di lingkungan St Matius juga mengadakan doa Rosario. Doa Rosario diadakan setiap malam kecuali Sabtu dan Minggu karena memberi kesempatan umat untuk berdoa Rosario bersama keluarga masing-masing di rumah.

Selasa malam tanggal 13 Mei 2025 dengan diiringi hujan yang tercurah ke bumi, umat lingkungan Santo Matius tetap datang ke pendopo rumah Paulus Wahyudi, tempat doa Rosario diadakan. Cuaca yang dingin tidak menyurutkan semangat umat untuk tetap datang dan berkumpul untuk bersama-sama mendaraskan doa Rosario. Pukul 19.00 WIB kegiatan doa dimulai. ‘Ya Namamu Maria’ menjadi lagu pembuka untuk kegiatan doa Rosario di malam itu. Dengan iringan gitar dari Philipus Pangestu Wibowo sebanyak 30 umat yang hadir bersama-sama memuji Tuhan.

Antonius Prasetyo memimpin umat untuk kegiatan doa di malam itu. Sebelumnya dibacakan renungan bulan katekese hari ke-13 dengan perikop “Mendengarkan Tuhan”. Injil Yohanes 10:27 menjadi ayat permenungan di malam itu “Domba-dombaku mendengar suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku”. Kalimat yang harus kita renungkan pada malam itu adalah “Apakah kita juga setia mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya?”.

Dalam suasana hening pada Selasa malam itu, umat bersama-sama merenungkan Peristiwa Sedih dalam doa Rosario. Untaian butir-butir Salam Maria didaraskan secara bergantian antara bapak-bapak dan ibu-ibu yang hadir dalam persekutuan doa.

Usai doa Rosario, Antonius Prasetyo mengajak umat untuk melanjutkan dengan Doa Malam dari Madah Bakti, sebagai bentuk penyerahan diri sebelum beristirahat. Setelah doa penutup, seluruh rangkaian ditutup dengan penuh khidmat melalui lagu “Ave Maria”.

Selama kurang lebih 40 menit, umat Santo Matius larut dalam doa dan permenungan. Ketika ibadat usai dan umat kembali ke rumah masing-masing, gerimis masih setia membasahi bumi, seolah menjadi berkat penutup atas malam yang penuh damai itu.

Catatan : Ditulis oleh Damiana Wijosari Pusoko Foto oleh Philipus Pangestu Wibowo

Andreas Sudihartono

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *