Ibadat Sabda di lingkungan St Matius wilayah St Theodosius berlangsung di minggu ke-3 Rabu tepatnya tanggal 21 Mei 2025. Rabu malam merupakan jadwal rutin lingkungan St Matius untuk persekutuan doa. Akhir-akhir ini tiap malam biasanya hujan, tapi Rabu malam itu cuaca cerah, mungkin karena sudah sejak pagi hujan turun.
Pukul 19.00 WIB, ibadat dimulai dan sebelum waktu yang ditentukan sudah banyak umat yang berdatangan ke pendopo rumah keluarga Paulus Wahyudi, tempat Ibadat Sabda dilaksanakan. Banyak umat yang duduk di atas tetapi karena banyaknya umat, ada juga yang duduk di bawah/samping pendopo dengan menggunakan kursi. Malam itu, ibadat dipimpin oleh prodiakon Bonifasius Boni Kustowo.

Setelah menyapa umat yang hadir, lagu pembuka “Panggilan Tuhan” dari Madah Bakti mulai dilantunkan untuk memuji Tuhan. Petikan gitar dari Philipus Pangestu Wibowo, mengiri 60 (enam puluh) umat yang hadir untuk bersama-sama memuji Tuhan. Setelah pujian untuk Tuhan, pernyataan sesal/tobat kemudian dibacakan Renungan Bulan Katekese 2025 hari ke 21 tentang Warisan Iman. Hal yang harus direnungkan dalam hati masing-masing yaitu “Manakah warisan iman dan semangat dasar para pendahulu Gereja yang tetap kita jaga dan pelihara sampai saat ini?”
Doa pembuka didaraskan dan kemudian dilanjutkan dengan bacaan firman yang diambil dari Yohanes 15:1-8 mengenai Tuhan Yesus sebagai pokok anggur yang benar. Dalam homilinya, Bonifasius Boni mengatakan bahwa kita harus menghasilkan buah-buah yang baik yaitu buah Roh, diantaranya kasih, kebaikan, kerendahan hati, kesabaran, sukacita, kelemah lembutan, kemurahan hati dan juga damai sejahtera. Jika ingin berbuah banyak, kita harus selalu tinggal di dalam Tuhan sebab diluar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah homili dilanjutkan dengan Doa Umat. Erwin, Lucia Wenny dan Lucia Tri Murniati memanjatkan permohonan dalam doa tersebut. Doa memohon pertolongan Bunda Maria untuk pembangunan gereja juga bersama-sama didoakan oleh semua umat yang hadir. Karena masih bulan Maria dan untuk menghormati Bunda Maria maka doa Litani Bunda Maria dari Madah Bakti juga turut didoakan. Seluruh rangkaian doa-doa tadi kemudian disatukan dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri yaitu Doa Bapa Kami.
Setelah doa dan berkat penutup, ibadat sabda pada Rabu malam yang cerah itu diakhiri dengan lagu “Jadilah Saksi Kristus” dari Madah Bakti. Umat menyanyikannya dengan penuh hormat dan kesungguhan hati sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Selama empat puluh lima menit umat mengikuti ibadat dengan khidmat, hingga akhirnya pada pukul 19.45 WIB, ibadat pun usai. Dengan hati yang dipenuhi damai dan sukacita, umat Lingkungan St. Matius kembali ke rumah masing-masing, membawa berkat dari perjumpaan rohani malam itu.

Catatan : Ditulis oleh Damiana Wijosari Pusoko dan Foto oleh Philipus Pangestu Wibowo