016 St. Yakobus Juwangen: Natalan Lingkungan “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”

Natal menjadi hari spesial bagi seluruh umat Kristiani di dunia. Perayaan kelahiran Yesus Kristus ke dunia sebagai manusia untuk menebus dosa manusia. Hari Raya Natal identik dengan pohon Natal yang berhias lampu kelap-kelip dengan berbagai warna, Santa Klaus, dan kado. Semua itu rasanya telah menjadi sebuah tradisi kita dalam menyambut kelahiran Yesus yang lahir di Betlehem.

Sukacita Natal juga tampak dirasakan oleh seluruh umat di Lingkungan St. Yakobus Juwangen yang pada hari Minggu, 5 Januari 2025 kemarin mengadakan Perayaan Natalan bersama di rumah kediaman keluarga Henricus Mulyono. Sejak pagi hari, para bapak dan ibu umat lingkungan menyiapkan tempat dan segala keperluan untuk acara ini. Meskipun sederhana, tetapi nuansa dan suka cita Natal yang dihadirkan tidak serta merta menghilang. Pohon Natal homemade buatan salah satu umat, yaitu Bapak Sarpan, menghiasi salah satu sudut di depan panggung, tak ketinggalan pula tumpukan kado silang yang telah disiapkan oleh umat menunggu untuk diserbu. Pada pukul 16.00 WIB umat telah mulai berdatangan dengan pakaian nuansa merah yang dikenakan yang merupakan salah satu ciri khas Natal. Suasana hangat dengan bercengkerama santai antar umat, menambah keakraban antar umat, baik yang muda maupun yang tua.

Rangkaian perayaan Natal ini pertama akan dibuka oleh MC : Angela Tasya dan Rhea Simbolon, kemudian dilanjutkan dengan ibadat sabda yang dipimpin oleh Frater Alexander Barry Ekaputra, S.J. Tema pada Natalan bersama ini adalah tema yang sama dengan tema gereja Indonesia, yakni “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”.

Frater Barry, SJ, dalam renungan mengajak umat untuk dapat menjadi “gembala”. Gembala menjadi poin yang pertama. Yang dilakukan para gembala saat kelahiran Yesus adalah mewartakan kelahiran bayi Yesus. Nah, tugas kita saat ini adalah bisa menjadi gembala untuk mewartakan kabar sukacita, mengarahkan diri dan orang lain menuju pada jalanNya. Lalu poin yang kedua adalah tokoh para Majus. Perjumpaan orang Majus setelah bertemu dengan bayi Yesus merubah arah mereka sehingga para Majus tidak kembali menemui Herodes. Mereka mengambil arah jalan lain untuk mewartakan kelahiran kanak-kanak Yesus, alih-alih kembali menemui Herodes. Pertanyaan refleksi untuk kita : apakah perjumpaan kita masing-masing dengan Yesus juga merubah hidup kita?

Keunikan dari Natalan Bersama tahun ini adalah bertepatan dengan Hari Anak Misioner Sedunia tanggal 5 Januari. Kembali Frater Barry, SJ memandu sesi ini, Frater mengajak semua umat, terlepas usia, untuk menjadi seorang misioner yang berani mewartakan sabda Tuhan pada kehidupan sehari-hari. Misioner di sini tidak selalu identik dengan menjadi seorang iman, biarawan, atau biarawati, tetapi lebih kepada mencontoh sikap teladan dari seorang Santo Fransiskus Xaverius dalam usahanya menyebarkan Injil Tuhan. Kita sebagai umat-Nya diajak untuk senantiasa menyebarkan damai dan kasih karunia Allah dalam interaksi kita di kehidupan sehari-hari. Acara Natalan rasanya akan kurang bila tidak ada pertunjukan dari anak-anak. Ya, sesi hiburan menjadi sesi yang paling ditunggu-tunggu karena sudah saatnya anak-anak PIA Lingkungan St. Yakobus menunjukkan sebuah kejutan. Antusias anak-anak yang tampak tidak sabar untuk membawakan lagu-lagu Natal. Umat merasa senang dan bangga dengan penampilan anak-anak PIA ini yang telah berani tampil.

Selain dimeriahkan oleh pertunjukan anak-anak, kini saatnya yang paling ditunggu-tunggu yaitu pengumuman lomba menghias pohon Natal serta tukar kado. Lomba menghias pohon/gua Natal, dengan juri Bapak Tomi, telah menghasilkan tiga pemenang. Semua keluarga yang memeriahkan lomba menghias nuansa Natal di rumah masing-masing juga mendapatkan apresiasi dari Pengurus Lingkungan. Lomba ini sudah seperti tradisi lingkungan dalam menyambut Natal dengan segala variasi kreativitas dari setiap keluarga yang menghias pohon/gua Natal. Kesempatan ini juga diberikan bingkisan bagi dua orang sesepuh di lingkungan, dan tentu saja “goodiebag” bagi anak-anak yang hadir pada acara ini.

Tak terasa waktu telah berlalu begitu cepat di tengah kegembiraan Natal ini. Serangkaian acara Natalan ditutup dengan makan malam bersama yang tidak lupa didahului dengan doa bersama. Segalanya terasa sederhana tapi sangat bermakna. Di tengah kesederhanaan ada rasa kebersamaan yang guyub sebagai suatu persekutuan umat Katolik di Lingkungan St. Yakobus. Melalui Natalan ini, selain untuk menebarkan sukacita Natal, juga sebagai sarana untuk saling mengakrabkan diri satu sama lain, sebuah ucapan syukur atas dinamika bersama sebagai Lingkungan St. Yakobus selama ini.

Catatan : Tulisan dan foto dikirim oleh Desan Pradarto

Andreas Sudihartono

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *