Tidak terasa, sudah satu tahun Bapak Yohanes Marsugi kembali ke rumah Bapa, meninggalkan Theresia Yuliastutie sang istri dan anak cucu. Untuk mengenangnya, keluarga mengadakan Perayaan Ekaristi di Gereja Santo Yusup Berbah pada hari Senin, 28 Juli 2025 pukul 18.00 WIB. Lebih dari seratus (100) umat, tidak termasuk keluarga besar Yuliastutie, sudah hadir di Gereja Santo Yusup Berbah sebelum misa dimulai. Mengutip perikop Injil Lukas 4 ayat 18-19 tentang Allah Yang Membebaskan, pembawa acara mengawali rangkaian peringatan satu tahun Pak Yohanes berpulang, setelah kelompok paduan suara melantunkan lagu Peziarah Pengharapan.

Tepat pukul enam perarakan imam dan petugas liturgi memasuki gereja, diiringi lagu pembuka Madah Kelana dari Madah Bhakti nomor 160. Suasana hening nan megah sangat terasa sejak awal, perarakan, dan ketika Romo FX Murdi Susanto membuat tanda kemenangan sebagai tanda ritus pembuka dimulai. Begitupun selama Perayaan Ekaristi berlangsung. Mengawali khotbahnya Romo Murdi mengajak umat mendengarkan lagu Selamat Jalan Kekasih. Lagu tersebut mengingatkan kita bahwa setiap perpisahan akan selalu meninggalkan kenangan, baik kenangan pahit maupun manis. Demikian halnya dengan berpulangnya Bapak Yohanes Marsugi, juga meninggalkan banyak kenangan bagi keluarga. Namun, kita percaya bahwa almarhum tidak dilenyapkan karena dalam Tuhan kehidupan rohaninya tetap abadi. Melanjutkan khotbahnya, dengan berpijak pada bacaan pertama dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma 8: 9-15 dan bacaan Injil Lukas 4 ayat 16-22a, Romo Murdi mengingatkan pentingnya hidup bersandar kepada Tuhan. Meski tidak selalu menjanjikan kemudahan, tetapi Tuhan akan selalu menyertai kita dalam setiap pergulatan hidup. Romo juga mengenang kembali awal perjumpaannya dengan keluarga Theresia Yuliastutie yang sudah mulai terlibat dalam dinamika umat Katolik di Paroki Wates. Keterlibatan kita dalam kehidupan menggereja akan selalu menguatkan umat-Nya dalam susah dan senang, dalam kegagalan dan keberhasilan, dalam kehidupan dan kematian. Semua hal yang disampaikan Romo Murdi dalam Perayaan Ekaristi sungguh menguatkan keluarga yang ditinggalkan dan meneguhkan umat yang hadir dalam iman. Setelah berkat penutup, diberkati pula bunga tabur yang akan dibawa keluarga mengunjungi tempat peristirahatan terakhir almarhum yang telah damai bersama Bapa di surga. Imam dan petugas liturgi pun meninggalkan altar diringi lagu kesukaan almarhum ‘Hidup adalah Kesempatan’ yang dilantunkan dengan indah oleh kelompok Paduan Suara Paguyuban Alumni KEP Paroki Marganingsih Kalasan.

Rangkaian Perayaan Ekaristi mengenang Bapak Yohanes Marsugi berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir. Setelah bersalaman dengan keluarga yang ditinggalkan untuk memberi penghiburan, peneguhan, dan kekuatan, umat yang hadir pun pulang membawa pengharapan akan kehidupan kekal dalam Tuhan.
