Tujuh hari telah berlalu sejak mbah Maria Magdalena Sutiyem berpulang. Suasana sunyi terasa di sekitar rumahnya, yang kini tak ada lagi celotehnya. Digantikan suara ayam peliharaannya yang masih ada beberapa ekor, yang di malam ke-7 bertengger di dahan-dahan pohon depan rumahnya. Sebelum pukul tujuh malam, satu demi satu umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir hadir di rumah keluarga mbah Mitro untuk mendukung dalam doa memule hari ke-7 yang jatuh pada hari Selasa, 22 April 2025.

Dua puluh enam (26) umat telah memosisikan diri duduk di atas tikar, memenuhi sisi barat, sisi selatan, dan sisi timur ruangan. Kebiasaan umat LGAK, berupaya menjauh dari meja altar. Semua umat menyadari dan menjadikannya sebagai bahan candaan yang menambah kegembiraan sebelum ibadat memule diawali dengan nyanyian. Tepat pukul tujuh RB Maryanto menyampaikan sambutannya dengan ucapan selamat datang kepada semua yang hadir dan menyapa putra-putri almarhum yang selalu setia menyertai umat yang hadir dalam doa memule. Ibadat memule hari ke-7 dipimpin oleh Prodiakon Yohanes Baptista Topo Kusnandar dan Theovilus Suwarto sebagai pemandu lagu. Bacaan pertama pada memule kali ini diambil dari Ibrani 4: 1.3-7.10-13 dan bacaan Injil dari Yohanes 14: 1-9a). Dengan jelas Yesus mengatakan, bahwa Dia telah menyiapkan tempat di surga bagi kita yang percaya kepada-Nya asal kita sungguh mengikuti jalan-Nya. Keluarga dan semua umat yang hadir juga berharap, mbah Mitro diperkenankan menempati tempat yang telah disiapkan Tuhan Yesus. Umat lingkungan bersaksi bahwa mbah Mitro telah menjadi pengikut Yesus yang setia. Ketika masih kuat berjalan, selalu rutin mengikuti Perayaan Ekaristi di Gereja Santo Yusup Berbah dengan berjalan kaki. Ketika badannya mulai renta, secara rutin menerima Tubuh Kristus yang diantar oleh prodiakon lingkungan yang bertugas. Kesederhanaan, kesetiaan, dan ketekunan mbah Mitro patut menjadi teladan bagi kita yang masih dalam hidup peziarahan, yang masih sering mengeluh saat menghadapi kesulitan atau tantangan. Sebelum diakhiri dengan berkat penutup, rangkaian doa memule di hari ke-7 dilengkapi dengan pendarasan doa rosario bagi jiwa-jiwa kudus di api penyucian, dengan harapan jiwa mbah Mitro dan juga jiwa-jiwa orang beriman, diperkenankan beristirahat dalam ketenteraman karena kerahiman Tuhan.

Pada pukul setengah sembilan malam, rangkaian doa memule telah selesai. Sembari menikmati teh hangat, umat pun mendengarkan pengumuman ketua lingkungan berkaitan dengan tugas tata laksana umat LGAK pada hari Minggu, 27 April 2025 di Gereja Santo Yusup Berbah. Setelah bincang-bincang sebentar antar-umat yang duduk bersebelahan, akhirnya semua umat pamit pulang dengan saling mengucap salam. Salam damai dan sukacita yang akan menjadi bekal dalam mengayunkan langkah melanjutkan tugas dan kewajiban dalam iman.
