Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan menyelenggarakan Sarasehan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Ke-empat Tahun 2025 pada hari Kamis, 10 April 2025 pukul 19.00 WIB bertempat di kediaman Cicilia Martiningrum di Dusun Sidomulyo Brintikan RT.08 Tirtomartani Kalasan Sleman. Sarasehan dipandu oleh Hilarius Yudi Lasyanta dengan tema “Derma Sebagai Rekonsiliasi Kepada Sesama” yang diikuti 13 umat. Pada kesempatan ini hadir umat baru, Bani Mursanto yang sekarang sudah menetap di Dusun Kersan Brintikan dan selama ini tinggal di Bekasi.
Acara dimulai dengan lagu pembuka “Hidup Rukun dan Damai” dari buku Madah Bakti No. 530. Lagu ini dibawakan dengan penuh penghayatan dan dipandu oleh M.Th. Sri Wahyunani mengajak seluruh peserta untuk masuk dalam suasana hati yang harmonis dan damai sesuai dengan tema sarasehan. Setelah lagu pembuka, acara dilanjutkan pengantar sarasehan dari Yudi yang memberikan pemahaman mendalam mengenai makna kata “Derma”. Ia menjelaskan bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “derma” berarti pemberian kepada orang yang membutuhkan seperti fakir miskin, yang dilakukan atas dasar kemurahan hati; juga bisa diartikan sebagai bentuk bantuan dalam bentuk uang atau hal lainnya kepada lembaga sosial atau kegiatan kemasyarakatan.

Untuk semakin memperkuat makna tersebut dalam konteks sarasehan kali ini, Yudi juga menyampaikan sebuah pepatah yang sarat makna, yaitu “Apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai”. Pepatah ini selaras dengan nilai-nilai yang ingin diangkat dalam pertemuan ini, yang mengajarkan bahwa setiap perbuatan, baik atau buruk, pasti akan mendatangkan balasannya. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Galatia 6:7, bahwa apabila seseorang menabur kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan, namun sebaliknya, jika yang ditabur adalah kejahatan atau keburukan, maka itulah yang akan dituai pada akhirnya.
Dalam sarasehan ini, pembacaan Kitab Suci diambil dari Injil Matius 6:1-4 oleh Yohanes Pembaptis Sumaryadi, sedangkan kisah ilustrasi dibacakan oleh Theresia Eva Harjanti. Pada sesi berbagi pengalaman, Cicilia Martiningrum dan M.Th. Sri Wahyunani membagikan kisah mereka yang relevan dengan tema sarasehan kali ini.

Yudi kemudian mengajukan dua pertanyaan renungan kepada para peserta. Pertama, apakah bapak/ibu bersikap selektif dalam berderma, ataukah mengikuti kata hati nurani?. Kedua, saat bapak/ibu memberikan derma kepada sesama, apa harapan yang ingin dicapai bagi mereka yang menerima? Selanjutnya, Yudi menyampaikan intisari dari Sarasehan APP Ke-empat ini. Pertama, Dosa dan kesalahan yang kita lakukan terhadap sesama dapat menimbulkan dampak negatif, sehingga merusak keharmonisan hubungan antarindividu. Kedua, Yesus sebagai Guru Agung, selalu mengajarkan untuk bersedekah atau berderma dengan ketulusan hati.
Dalam doa umat, Yudi mengundang setiap peserta untuk berdoa secara spontan sesuai dengan tema sarasehan, sebelum disatukan dengan Doa Bapa Kami yang diajarkan Tuhan Yesus. Akhirnya, rangkaian acara sarasehan ditutup dengan lagu “Yang Kau Perbuat Bagi Saudaraku” dari buku Madah Bakti No. 529, kembali dipandu oleh M.Th. Sri Wahyunani. Sambil mendengarkan pengumuman lingkungan dan Warta Paroki yang disampaikan oleh Ketua Lingkungan, FX. Kristyanto Nugroho, umat dipersilakan menikmati makanan ringan dan minuman yang telah disediakan tuan rumah.
