Pada hari Rabu, 19 Maret 2025 pukul 18.30 WIB sebanyak 23 umat Lingkungan Bartolomeus Brintikan berkumpul di kediaman Antonius Budimin, yang berlokasi di Dusun Sanan Sidomulyo Brintikan RT.06 Tirtomartani Kalasan, untuk mengikuti pertemuan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Kedua. Pertemuan kali ini terasa istimewa karena mencakup dua agenda utama, yakni Upacara Pelantikan Katakumen Tahap Pertama bagi Sdr. Rizki Mahendra Putra serta Sarasehan APP Kedua. Kedua acara tersebut dipandu oleh Prodiakon FX. Risang Baskara.

Pertemuan dibuka dengan menyanyikan lagu “Marilah mengikuti Dia” dari buku Madah Bakti No. 166 yang dipandu oleh Theresia Eva Harjanti, selanjutnya dimulai Upacara Pelantikan Katakumen Tahap Pertama kepada Calon Baptis Rizki Mahendra Putra. Rizki adalah warga Brintikan, berusia 18 tahun, masih sekolah di SMK Yapemda Berbah dan ‘nyambi’ bekerja di salah satu mall di kota Yogyakarta, semula pemeluk agama lain dan bertekad untuk menyiapkan diri menjadi anggota Gereja Katolik. Karena kesibukannya, dia mengikuti katakese di Paroki Kotabaru Yogyakarta dibawah bimbingan Yohanes Natalis. Pada saat penyerahan salib yang terberkati kepada Calon Baptis, Prodiakon berkata : “Saudara Riski, terimalah salib ini sebagai tanda kemenangan Yesus Kristus. Semoga Ia menguatkan dengan tanda cinta kasihNya sehingga Anda mengenal dan mengikutiNya”, juga dibacakan Injil Yohanes 1:35-42 perihal panggilan Kristus.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Sarasehan APP Kedua dengan tema “Hidup Doa Sebagai Pendamaian Dengan Allah”. Dalam pengantarnya Risang menyampaikan, sebagai orang beriman Kristiani, doa merupakan sarana membangun relasi dan komunikasi dengan Allah. Buah dari doa yang tumbuh dari iman adalah keberanian dan semangat yang berkobar-kobar untuk menggantungkan hidupnya di tangan Allah serta kesiapsediaan menyatakan dan mewartakan pengalaman kasihnya bersama Allah kepada sesama. Dalam pembacaan Kitab Suci yang diambil dari Injil Matius 6:5-6 dan dibacakan oleh FX. Kristyanto Nugroho, pemandu memberikan permenungan sebagai berikut: • Yesus mengajarkan pentingnya berdoa dengan tulus. Doa bukan sekadar rutinitas, tetapi sarana utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, doa juga menjadi jalan rekonsiliasi, dimana kita memohon kesembuhan atas luka batin dan pemulihan hubungan kita dengan Allah yang mungkin rusak karena dosa. • Sebelum tidur, umat diajak untuk melakukan pemeriksaan batin dengan mengucap syukur atas berkat yang diterima sepanjang hari, memohon ampun atas dosa-dosa, serta berdoa memohon perlindungan dan berkat untuk hari esok. • Dalam semangat Tahun Yubileum, doa menjadi pusat peziarahan iman, membantu umat untuk terus menemukan harapan dalam perjalanan rohani mereka.

Setelah permenungan, pemandu mengajak seluruh umat yang hadir untuk menyampaikan doa pribadi, yang kemudian dirangkai dalam Doa Bapa Kami. Sebagai penutup sarasehan, umat bersama-sama menyanyikan lagu “Nafas Iman” dari buku Madah Bakti No. 308, yang dipandu oleh Theresia Eva Harjanti. Sebelum kembali ke rumah masing-masing, umat dipersilakan menikmati hidangan ringan dan teh hangat yang telah disediakan oleh tuan rumah.