Pada hari Minggu, 27 April 2025 pukul 19.00 WIB, Umat Lingkungan St. Bartolomeus Brintikan mengadakan Ibadat Lingkungan di kediaman Bapak FX. Trisno Suroto, yang beralamat di Dusun Sanan Sidomulyo Brintikan RT 07, Tirtomartani, Kalasan, Sleman. Cuaca yang cerah semakin mendukung kelancaran ibadat yang diikuti oleh 27 umat dari berbagai kalangan — lansia, bapak, ibu, OMK, dan anak-anak — yang hadir dengan penuh semangat.
Ibadat kali ini dipimpin oleh Prodiakon Clara Henny, dengan fokus pembahasan mengenai Tahun Yubileum 2025. Hal ini dirasa penting karena masih ada beberapa umat yang belum memahami makna dan tujuan Tahun Yubileum. Ibadat dibuka dan ditutup dengan lagu “Peziarah Pengharapan”, Himne resmi Tahun Yubileum 2025, yang membangkitkan semangat umat untuk menjadi peziarah pengharapan.

Dalam renungannya, Clara Henny mengupas ayat-ayat Kitab Suci yang berkaitan dengan Tahun Yubileum, yaitu Lukas 4:18-19, Imamat 25:8-13, dan 1 Korintus 15:58. Dijelaskan bahwa Tahun Yubileum merupakan tradisi penting dalam Gereja Katolik, memiliki akar sejarah sejak tahun 1300 oleh Paus Bonifasius VIII dan tetap relevan hingga kini. Tahun Yubileum menjadi kesempatan emas untuk refleksi, rekonsiliasi, pembaruan diri, perayaan iman, dan menumbuhkan semangat amal kasih berdasarkan kemurahan dan kerahiman Allah.
Paus Fransiskus telah menetapkan Tahun Yubileum 2025, yang dimulai pada malam Natal, 24 Desember 2024, hingga 6 Januari 2026. Dalam kesempatan ini, umat beriman diajak menjadi peziarah pengharapan dan memperoleh indulgensi penuh, sebagai tanda kasih dan kerahiman Allah yang tanpa batas — tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga untuk jiwa-jiwa yang telah meninggal. Para imam diharapkan memberi pelayanan seoptimal mungkin agar rahmat Allah berlimpah bagi umat. Selama kurang lebih satu jam, Clara menjelaskan secara mendalam tentang Tahun Yubileum, meliputi: makna indulgensi Tahun Yubileum, cara memperoleh indulgensi penuh, langkah-langkah rohani yang perlu diambil, Doa Tahun Yubileum, hingga makna ziarah Yubileum.

Renungan ditutup dengan kisah Yesus dan perempuan yang tertangkap berzina (Yohanes 8:1-11), menegaskan betapa besar kasih dan pengampunan dari Allah, bahkan Allah tidak mengingat-ingat dosa kita, serta pentingnya pertobatan sejati.
Setelah ibadat selesai, umat menikmati kebersamaan dengan santapan yang disiapkan tuan rumah — soto hangat, snack, dan teh hangat — yang menghangatkan suasana obrolan ringan antarumat. Acara dilanjutkan dengan pembukaan sembako hasil aksi pengumpulan umat dalam rangka Renaksi APP dan berbagi kasih di masa Paskah. Sembako ini akan dibagikan kepada 19 Kepala Keluarga di Dusun Brintikan yang membutuhkan, tanpa memandang agama atau kepercayaan, sebagai bentuk nyata kasih kepada sesama. Semoga upaya ini membawa berkat bagi masyarakat sekitar.

Catatan : Foto dikirim oleh Bonfilio Febri Priyambodo