[dropcap]K[/dropcap]OMSOS-GMK.Tepat pukul 17:00 pada hari Kamis, 4 Oktober 2018, perarakan misdinar, lektor, prodiakon, para romo dan serta Uskup KAS, Mgr Robertus Rubiyatmoko, mulai bergerak memasuki gedung gereja Kalasan diiringi lagu “Ecce Sacerdos Magnus”. Turut mendamping Mgr. Rubi adalah Rm Adrianus Maradiyo, Pr. (Vikep DIY), Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr. (Romo Paroki GMK), Rm Lambertus Issri Purnomo Murtiyanto (Romo Paroki Administratif Macanan), serta Rm Jonathan Billie Cahyo Adi, Pr.
Suasana gereja dipenuhi warna putih dan merah. Para calon penerima sakramen penguatan mengenakan pakaian putih dengan samir berwarna merah yang menandakan suasana syukur dan penuh kegembiraan. Kegembiraan ini tentu saja juga menjadi kegembiraan bagi seluruh umat GMK. Jumlah penerima sakramen penguatan kali ini sungguh luar biasa karena mencapai 275 orang dan didominiasi kaum muda. Mereka sudah dipersiapkan dengan baik oleh para pendamping selama kurang lebih 8 bulan.
Mgr. R. Rubiyatmoko, asal paroki St Petrus dan Paulus Babadan dan lahir pada 10 Oktober 1963 di Demangan, Wedomartani, Ngemplak Sleman ini, mengawali kotbahnya dengan bertanya kepada umat “Anugerah apa yang akan diterima dalam Sakramen Penguatan?” Mgr. Rubi kemudian menjelaskan bahwa kita akan mendapatkan anugerah yang sangat istimewa yakni Roh Kudus. Roh Kudus yang dulu pernah kita terima dalam sakramen babtis hari ini akan dicurahkan lebih nyata lagi melalui pengurapan minyak Krisma di dahi.
Pertanyaannya adalah bila Roh Kudus itu dicurahkan kembali kepada kita, apa yang akan dikerjakan Roh itu kepada kita? Sejatinya, roh itu akan memampukan kita untuk menjadi orang yang semakin beriman, menjadi anggota gereja yang semakin mumpuni dalam segala keterlibatan kita. Pencurahan Roh Kudus akan membawa perubahan hidup dalam diri kita.
“Roh Kudus memampukan kita untuk membuat pertobatan yakni untuk hidup bukan dari daging tetapi dari roh,” tegas Mgr Rubi.
Rahmat pertobatan ini menjadi rahmat yang utama. Kita diminta untuk meninggalkan kedagingan kita dan kemudian bersedia hidup di dalam Roh. Anugerah Roh ini akan memampukan kita untuk membangun kehidupan yang baru sesuai dengan ajaran Yesus yakni hidup dalam kasih, sukacita, damai sejahtera, kemurahan, dll.
“Roh Kudus akan memampukan kita menjadi orang Katolik yang semakin dewasa yakni mengimani iman Katolik secara sungguh-sungguh dengan menjadi pewarta injil dalam kehidupan kita sehari-hari,” ungkap Mgr Rubi.
Kita semua dipanggil untuk membawa damai dalam kehidupan kita bersama. Kita diminta untuk membagikan “berkah dalem” kepada orang lain dan bukan sebaliknya membawa kedengkian dan perselisihan. Dalam pengalaman hidup sehari-hari, berbuat baik itu tidak mudah. Semakin kita beriman, maka tantangan itu juga semakin besar. Namun percayalah Allah akan menyertai dan melindungi kita dan akhirnya membuat kita bahagia.
“Ojo khawatir dadi wong Katolik sing apik nang tengahing masyarakat. Wartakno Injil,” ajak Uskup KAS.
Sebelum mengakhiri kotbahnya Mgr Rubiyanto bertanya kepada para krismawan dan krismawati. “Sanggupkah Anda semua untuk menjadi pewarta kabar sukacita dengan berbuat baik dan memberi teladan yang baik?” Pertanyaaan ini dijawab dengan ucapan “sanggup” dengan nada yang semakin mantap dari para krismawan dan krismawati.
Kotbah Uskup KAS yang berlangsung 18 menit ini sungguh menjadi pencerahan yang menyejukkan bagi umat yang hadir. Seusai kotbah, Mgr Rubi kemudian menerimakan sakramen penguatan dan secara bergantian didampingi oleh oleh Rm Maradiyo-Rm Dadang dan Rm Issri-Rm Billie.
Sementara itu dalam kata sambutannya, Nasaria Cahyantini Agus Siswanto selaku ketua panita menyampaikan proficiat kepada seluruh krismawan dan krismawati dan berharap mereka akan menjadi umat Katolik yang semakin dewasa, mantap dan kuat dalam iman dan mau menghidupi gereja Marganingsih Kalasan
“Terima kasih kepada semua petugas, terutama tim pewarta yang sudah berbulan-bulan menyiapkan dan mendampingi para penerima sakramen penguatan,” ucap Nasaria Cahyantini Agus S..
Sebelum memberikan berkat penutup, Mgr. Rubi juga menyampaikan kesan positif serta rasa bahagianya berada di GMK.
“Hari ini saya sungguh bersukacita. Begitu saya mulai dari yang pertama, semua yang menerima sakramen penguatan tersenyum. Baru di dua paroki saya menemukan bahwa semua penerima sakramen tersenyum kepada saya. Ini berkah bagi saya,” ujar Mgr. Rubi.
Mgr. Rubi kemudian melanjutkan bahwa senyuman itu mengungkapkan kebahagiaan. Oleh karena itu, umat juga dipanggil untuk menebarkan damai dan senyum kepada sesama. Demikian ajakan Mgr. Rubi sambil melengkungkan senyuman khasnya.
Tak lupa Bapa Uskup juga menyampaikan terima kasih kepada para pewarta, pendamping, orangtua serta wali. Uskup secara khusus mengingatkan tugas para wali yakni untuk membantu orangtua dalam menghidupi iman penerima sakramen penguatan.
“Mulo dieling-eling tenanan, sing tak walini sopo dino iki. Bawalah mereka dalam doa. Ben dadi wong Katolik sing apik,” pesan Mgr. Rubi kepada para wali.
Uskup juga memberi pesan kepada para krismawan dan krismawati untuk selalu ingat dan menaruh rasa hormat kepada para wali. Tak lupa Uskup juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat, seluruh panitia, petugas liturgi serta umat yang hadir. Secara khusus Uskup mengapresasi kelompok koor yang menyanyi dengan baik dan terus-menerus mengingat prosesi penerimaan sakramen penguatan berlangsung sangat lama.
“Kelompok koornya sangat baik. Nyanyi terus, ra rampung-rampung. Sungguh suatu persembahan yang berkenan kepada Tuhan dan kita semua,” puji Bapa Uskup disambut tepuk tangan meriah dari umat.
Sesudah misa usai, acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersama di depan altar dan dilanjutkan acara wawan hati yang diselenggarakan di taman doa di belakang pastoran baru.
Akhirnya, seluruh umat Gereja Marganingsih Kalasan mengucapkan proficiat kepada seluruh krismawan dan krismawati.
“Jadilah orang Katolik yang militan atau “peng-pengan”, menjadi pelopor budaya kasih,” demikian pesan bunyi teks misa penerimaan Sakramen Penguatan di GMK – 4 Oktober 2018.
Catatan: Foto diambil oleh Monica dan Metta (Doc komsos- GMK)