Pada hari Selasa, 4 Maret 2025, di Gereja Santo Yusup Berbah, Lingkungan Sang Timur Jebresan mendapatkan kehormatan untuk bertugas sebagai petugas koor dalam perayaan misa Rabu Abu yang berlangsung dengan penuh kekhidmatan. Sebanyak dua puluh empat umat dari Lingkungan Sang Timur turut serta dalam pelayanan koor, mempersembahkan puji-pujian dengan penuh semangat dan penghayatan untuk mendukung kekhusyukan jalannya misa. Perayaan misa dipimpin oleh Romo FX. Murdi Susanto, Pr. Kehadiran umat yang antusias serta iringan lagu-lagu liturgi yang indah menambah suasana sakral dalam peribadatan, menciptakan momen spiritual yang mendalam bagi seluruh jemaat yang hadir.

Dalam homilinya, Romo Murdi menjelaskan makna mendalam dari perayaan Rabu Abu sebagai awal masa prapaskah, yaitu masa pertobatan yang ditandai dengan puasa dan pantang. Beliau menegaskan bahwa umat berusia 18 hingga 59 tahun diwajibkan berpuasa, sementara mereka yang berusia 60 tahun ke atas diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Adapun kewajiban pantang berlaku bagi umat yang telah berusia 14 tahun ke atas. Selain itu, Romo Murdi juga menyampaikan bahwa Rabu Abu dapat dimaknai sebagai hari penyelamatan, sesuai dengan ajakan Kitab Suci: “Koyakkanlah hatimu, jangan pakaianmu.” Ajakan ini mengingatkan umat untuk bertobat dengan tulus, bersyukur atas kasih Tuhan, serta senantiasa hidup dalam kasih dan kepedulian terhadap sesama.

Sebagai umat Katolik, dalam menjalani masa puasa dan pantang, kita diajak untuk melakukannya dengan rendah hati dan tanpa mencari pujian dari orang lain. Seperti yang diajarkan dalam Kitab Suci, ketika kita memberi atau berbuat kebajikan, hendaknya tangan kanan yang memberi tidak diketahui oleh tangan kiri. Demikian pula dalam berpuasa, kita tidak perlu menunjukkan kepada orang lain bahwa kita sedang berpantang atau berkorban, melainkan melakukannya dengan penuh ketulusan sebagai wujud iman dan pertobatan. Masa puasa dan pantang bukan hanya tentang menahan diri dari makanan atau kebiasaan tertentu, tetapi juga menjadi momen refleksi untuk lebih mengenal diri sendiri, mengoreksi kesalahan, memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan sesama, serta semakin bertumbuh dalam kasih dan kerendahan hati.
Catatan : Tulisan dan foto dikirim oleh Joko Windarto