311 St. Gregorius Kaliajir: Pengalaman Berjumpa dengan Allah melalui Sesama

Dalam dua bulan terakhir, umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir yang hadir dalam pertemuan lingkungan tidak seperti bulan-bulan sebelumnya. Biasanya, tidak pernah kurang dari duapuluh dua umat yang rutin hadir pada berbagai pertemuan lingkungan. Awalnya pada awal bulan Mei, beberapa umat izin tidak dapat mengikuti doa rosario dan Sarasehan Katekese Pendidikan karena terjangkit wabah flu. Tanpa direncanakan umat bergantian pamit dengan alasan yang sama. Bahkan, ketika bertemu beberapa umat yang sakit, mereka mengungkapkan bahwa sudah hampir sebulan belum sembuh dari batuk pilek.

Hal ini rupanya dialami banyak umat dan sangat berpengaruh pada kehadiran umat dalam berbagai pertemuan lingkungan. Dalam pertemuan rutin pendalaman iman Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir pada hari Kamis, 27 Juni 2024 di rumah RY Sujadi hadir empat belas umat. Lima di antaranya tuan rumah. Sambil menunggu umat yang hadir pukul 19.00 RB Sarbini Ari Purnomo mengawalinya dengan menyampaikan beberapa pengumuman, antara lain agenda ulang tahun gereja dan informasi jadwal tugas koor di Gereja Santo Yusup Berbah. Dengan jumlah umat yang tidak bertambah, pukul 19.15 wib pendalaman iman pun dimulai.

Robertus Bambang Yuswantara selaku pemimpin ibadat mengajak umat untuk berdoa “saya mengaku” agar layak mendengarkan firman-Nya. Bacaan Injil diambil dari Matius 7: 21-29 tentang rumah yang didirikan di atas wadas dan rumah yang didirikan di atas pasir. Ketika iman tidak berbuah dalam perubahan sikap hidup, sebenarnya iman itu sia-sia belaka. Pengalaman berjumpa dengan Allah, sesederhana apa pun, selalu mendatangkan transformasi diri. Dalam kesempatan sharing Yokebeth Siti Sriyanti mengungkapkan bahwa iman tanpa perbuatan ibarat rumah yang dibangun di atas pasir. Jika ingin kokoh, imannya harus diwujudkan dalam perbuatan yang mencerminkan kekristenan kita.

Sementara itu, RB Sarbini Ari Purnomo menyampaikan, perbuatan sebagai perwujudan iman dapat dilakukan dengan selalu peduli pada orang lain, khususnya mereka yang sakit dan berkekurangan. RY Sujadi bercerita bahwa usianya makin tua. Hal ini membuatnya harus makin dekat dengan Tuhan dengan tekun berdoa. Doanya makin bermakna ketika diungkapkan dengan segenap hati. Hal ini sedikit berbeda dengan Fl Budi Sujadmiko yang lebih menekankan pentingnya menjalankan lima perintah gereja, khususnya untuk mengikuti perayaan Ekaristi. Sampai saat ini  Fl Budi Sujadmiko belum melakukan secara rutin karena masih merasa sebagai orang berdosa.

Setelah sharing umat dirasa cukup, pendalaman dilanjutkan dengan doa umat yang disampaikan secara spontan. Pertemuan pun diakhiri pada pukul 20.30 wib dan ditutup dengan ramah tamah antarumat sambil menikmati minum panas dan kudapan lengkap yang disiapkan tuan rumah. Setelah itu, umat pun berpamitan pulang. Harapannya, melalui pertemuan pendalaman iman dan melalui ketekunan dalam doa-doa umat di LGAK dapat makin mengenal Tuhan dan dapat melaksanakan kehendak-Nya. Semoga dalam pertemuan pendalaman iman berikutnya, umat yang hadir makin bertambah.

Catatan: Liputan oleh Lucia Indarwati

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *