0311 Santo Gregorius Agung Kaliajir: Misa Memule Sewindu berpulangnya Victoria Suheni

Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia (2Kor. 5: 1)

Umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir, beberapa umat dari lingkungan lain, koorwil Gereja Santo Yusup Berbah, kawil FX Berbah, ketua lingkungan se-wilayah FX Berbah, dan trah Sujadi/Notodiharjo telah berkumpul di rumah Keluarga RY Sujadi Kaliajir Lor Rt 03 Rw XI pada hari Sabtu, 15 Maret 2025. Pukul 18.50 WIB rangkaian acara peringatan sewindu Victoria Suheni dipanggil Tuhan dimulai. Diawali dengan pengantar dan pengumuman dari pembawa acara.

Tepat pukul 19.00 WIB, Romo Agustinus I Nyoman Mustika, SVD memulai Perayaan Ekaristi setelah diawali dengan lagu ‘Mati untuk Hidup Kekal’ oleh umat LGAK sebagai pemandu lagu. Bersamaan dimulainya Perayaan Ekaristi, guyuran air hujan tertumpah dari langit menambah semaraknya suasana malam hari itu. Curah hujan yang sedemikian deras ini tidak mengurangi kekhusyukan umat dalam memuliakan Tuhan. Hal ini juga menambah semangat umat dalam mendengarkan lektor membacakan bacaan pertama diambil dari Surat pertama Rasul Yohanes 13 ayat 1 sampai 3 dan pembacaan Injil Matius bab 5 ayat 1 sampai 12. Bahkan, gemuruh air tidak mengurangi antusiasme umat mendengarkan homili Romo Agustinus I Nyoman Mustika, SVD yang mengatakan, “Umat Katolik mempunyai kewajiban mendoakan mereka yang sudah meninggal sampai kita tidak mampu mendoakan lagi. Kami, komunitas SVD, juga mempunyai tradisi mendoakan semua Romo yang telah meninggal dan kami ujubkan sesuai dengan tanggal meninggalnya. Hal ini merupakan tradisi yang dihidupi Gereja Katolik dan tradisi leluhur yang baik untuk kita lanjutkan.” Tidak hanya umat yang telah meninggal yang perlu didoakan, para imam dan biarawan/wati, rohaniwan/wati, dan selibater awam pun juga harus kita doakan. Tidak terbatas 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1000 hari, atau 8 tahun, tetapi selama kita masih bisa mendoakan, umat Katolik wajib mendoakan mereka yang sudah berpulang. Dengan doa-doa kita, semoga jiwa Victoria Suheni pun telah bersatu dengan para kudus dalam rumah Bapa di surga.

Di akhir Misa, sebelum berkat penutup Romo I Nyoman Mustika, SVD memperkenalkan diri karena secara fisik belum pernah bertemu dengan semua umat di LGAK, meskipun ada beberapa yang telah mengenalnya. Romo Nyoman juga menceritakan bahwa sebelum bertugas mendampingi imam muda di Wisma Suverdi Yogyakarta, pernah bertugas di Afrika selama delapan tahun. Wilayah sebuah paroki yang dilayani seluas wilayah Yogyakarta – Jakarta yang harus ditempuhnya dengan berjalan kaki. Pengalaman ini diharapkan menjadi motivasi umat yang hadir untuk tidak menjadikan jarak sebagai alasan untuk beribadat maupun bersekutu. Bagi kita umat-Nya, apa pun kesulitannya, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, selalu ada jalan. Umat pun makin semangat dalam Tuhan karena telah diteguhkan dengan berkat Tuhan melalui tangan Romo dan dikuatkan dalam iman. Selesai Misa Memule, seluruh umat bersama Romo boleh menikmati hidangan makan malam sambil tetap menikmati guyuran air hujan yang masih setia menyemarakkan suasana malam itu. Malam dingin yang diwarnai kehangatan persaudaraan.

Lucia Indarwati

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *