Bulan April 2025 merupakan bulan yang padat bagi umat Katolik. Demikian juga bagi umat di Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir. Berbagai agenda pertemuan rutin lingkungan perlu dijadwal ulang agar tidak mengganggu umat dalam berbagai kesibukan berkaitan dengan pekan suci. Jika terpaksa tidak menemukan waktu yang cocok, kegiatan yang seharusnya dilaksanakan di bulan April pun ditiadakan. Namun, tidak demikian halnya dengan pertemuan ibu-ibu lingkungan. Ada sementara ibu yang meminta dengan sangat agar pertemuan ibu-ibu lingkungan tidak ditiadakan. Sungguh, hal ini merupakan hal yang menggembirakan. Pertanda bahwa pertemuan ibu-ibu lingkungan di LGAK adalah momen yang selalu dirindukan.

Pertemuan rutin ibu-ibu LGAK dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 April 2025 pukul empat sore atau pukul 16.00 WIB di rumah keluarga Florentina Siyamsih, sesuai gilirannya. Delapan belas ibu-ibu telah hadir sebelum pukul 4 sore. Semua tampak antusias dan gembira, lebih-lebih Florentina Siyamsih selaku tuan rumah yang dengan sangat ramah dan hangat menyambut setiap ibu yang hadir. Diawali dengan doa pembuka oleh Fransisca Romana Pujiyati, dilanjutkan dengan sharing iman oleh Ignatia Gondowati yang membagikan pengalamannya dalam pertemuan keluarga besar putra/putri Toraja. Mengutip khotbah yang disampaikan Romo Mateus Mali, CSsR, Gondowati menyampaikan, “Keluarga Katolik di seluruh dunia saat ini mengalami krisis perkawinan yang ditunjukkan dengan tingginya angka perceraian keluarga Katolik yang terus meningkat.” Menjadi tugas bersama, termasuk ibu-ibu di LGAK, agar makin peduli dalam pendidikan iman anak-anak dan dalam pendampingan keluarga Katolik sesuai kapasitas kita. Bila perlu, sesekali kita berbagi pengalaman tentang cara mendampingi anak dalam keluarga agar saling belajar hal baik. Setelah sharing, dilanjutkan dengan pengundian arisan dan dana sosial. Arisan ibu-ibu lingkungan dikoordinasi Elisabet Anita Yulianti dan dana sosial dikoordinasi oleh Theressa Dwi Haryani. Dua hal ini menjadi penting karena selalu menghadirkan keseruan setiap kali diundikan. Keseruan dan kegembiraan semasa kecil spontan kembali terulang. Acara berikutnya setelah arisan adalah senam peregangan dipandu oleh Ignatia Gondowati. Senam peregangan selama lima belas menit, ringan dan tidak melelahkan tetapi membuat ibu-ibu ketagihan karena menyenangkan.

Tanpa terasa senja mulai turun, matahari mulai terbenam di ufuk barat. Agenda kegiatan yang direncanakan dalam pertemuan ibu-ibu lingkungan telah terealisasikan. Ketua paguyuban ibu-ibu lingkungan pun menutup rangkaian pertemuan dengan doa penutup dan pamit pulang. Tuan rumah pun melepas ibu-ibu dengan senyum khasnya yang ramah dan meneduhkan.
