Paguyuban ibu-ibu Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan kembali menggelar pertemuan rutin bulanan pada Sabtu malam, 26 Juli 2025, tepat pukul 18.00 WIB. Kali ini, pendopo Griya Ledhok Asri milik Valentina Prapti Harjanti di Dusun Sanan Sidomulyo Brintikan RT 06, Tirtomartani, Kalasan, menjadi tempat yang dipilih dengan penuh sukacita. Semula, pertemuan direncanakan berlangsung di kediaman Cicilia Suratiwi Martiningrum, namun karena rumah beliau sedang diperbaiki, acara pun dialihkan ke rumah Prapti yang dengan tulus membuka pintu dan hati menyambut kehadiran sesama. Sebanyak sembilan ibu hadir malam itu—sepertiga dari jumlah anggota terdaftar, namun semangat yang mereka bawa menjadikan suasana hangat dan penuh arti.

Seperti telah menjadi tradisi, sebelum memasuki acara utama, para anggota terlebih dahulu melaksanakan kewajiban bersama dengan melakukan pembayaran berbagai iuran: dari arisan, prolenan, persembahan, hingga Tabungan Cinta Kasih (TCK), iuran dhahar Romo, sosial sakit, sosial kematian, dan dana panti. Semua dikelola dengan rapi dan penuh tanggung jawab oleh para bendahara yang setia mengawal keuangan komunitas, menjaga transparansi serta kelancaran roda organisasi.
Cicilia Suratiwi Martiningrum membuka pertemuan dengan mengajak seluruh hadirin bersatu dalam doa, memohon berkat dan perlindungan Ilahi agar setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan penuh makna. Pertemuan diawali dengan saling berdialog sebagai bentuk keakraban. Beberapa info dari Wilayah Santo Petrus Damianus tentang kegiatan ibu-ibu wilayah ziarah ke Semarang, kemudian Rabu Bersih pada tanggal 30 Juli 2025 adalah Lingkungan Santo Andreas beserta snack nya. Tugas chaos dhahar Romo di Lingkungan Santo Bartolomeus baru akan dijalankan pada tanggal 10 Agustus mendatang. Pertemuan ibu-ibu wilayah pada bulan depan juga akan dilaksanakan di Lingkungan Santo Andreas.

Selanjutnya ada info tambahan, pada tanggal 6 Agustus 2025 Lingkungan Santo Bartolomeus diminta koor di rumah Valentina Prapti Harjanti untuk misa memperingati 1 tahun meninggalnya suami tercinta, Ignatius Dewanto.
Ada hal menarik dalam sharing bersama M.Th. Sri Wahyunani tentang bagaimana kita sebagai umat Tuhan mempersiapkan ekaristi setiap minggu di rumah Tuhan dengan kesiapan hati yang kudus dan tulus. Ada tanggapan juga bahwa kita ke gereja tapi pikiran kita kemana-mana, datang terlambat atau semata-mata misa sebagai kegiatan rutin mingguan. Hal-hal seperti inilah yang harus kita sadari sebagai umat Tuhan yang diberikan kekuatan sakramen ekaristi. Perlu direnungkan, hendaknya kita menyadari hadirnya Roh Kudus di setiap menerima sakramen ekaristi.
Pertemuan malam itu berlangsung sekitar satu jam, ditutup kembali dengan doa yang dipimpin oleh Cicilia. Dalam nuansa yang penuh kehangatan dan rasa kekeluargaan, para ibu pun saling berbagi cerita sambil menikmati sajian teh hangat, kudapan ringan dan mie goreng bikinan Theresia Ildayati. Sebelum malam benar-benar menjemput, satu per satu anggota pamit pulang, membawa pulang semangat kebersamaan yang semakin erat dan sukacita yang meresap dalam hati.

Catatan : Tulisan oleh Cicilia Suratiwi Martiningrum dan foto oleh Cicilia Ayuk Putri Palmaningtyas