Bapa Paus Fransiskus pernah menyampaikan bahwa umat Katolik jangan hanya seperti “burung beo”; hanya rajin beribadah, rajin mengikuti kegiatan kategorial, rajin memanjatkan doa, namun tidak melakukan perbuatan baik. Semangat ini coba diterapkan oleh umat di lingkungan Yohanes Pembaptis Karangnongko. Mereka telah melakukan aksi berbagi kasih, tidak hanya dengan kata-kata namun dengan perbuatan.
Lingkungan yang terdiri dari 55 KK ini dengan semangat kasih mengadakan aksi pengumpulan sembako berupa beras, gula, mie instan, minyak goreng, dan teh yang akan dibagikan kepada umat yang membutuhkan, terutama yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi covid 19. Aksi pengumpulan sembako disertai dengan pengumpulan kotak APP dan amplop persembahan paskah dilaksanakan pada hari Rabu, 29 April 2020. Agar memenuhi protokol pencegahan covid 19, maka selama proses pengumpulan umat menjaga jarak, waktu kedatangan tidak sama, tetap memakai masker dan disediakan hand sanitizer oleh pengurus lingkungan. Proses pengumpulan ini berjalan lancar, umat yang hadir tetap melaksanakan protokol pencegahan covid 19 dengan baik.
Kemudian pada hari Sabtu 2 Mei 2020 dilakukan proses pembagian dan pengepakan paket sembako yang akan dibagikan kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan dan terdampak pandemi covid 19. Adapun sembako yang terkumpul dari umat terdiri dari beras 70 kg, mie instan 203 bungkus, minyak goreng 12,5 liter, gula 5 kg, teh 27 bungkus dan beberapa kecap dan sabun pencuci piring. Pada hari yang sama dari sembako yang terkumpul tersebut telah dibagikan paket sembako kepada 20 KK sebagai penerima manfaat yang terdiri dari 15 KK umat Katolik dan 5 KK umat lain yang tinggal di sekitar padukuhan Karangnongko.
Pengurus PSE lingkungan Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa kasih antara satu dengan yang lain di lingkungan dan persaudaraan dapat terwujud melalui tindakan saling membantu dan berdampak. Ayat firman Tuhan dalam Galatia 6:2 mengatakan
“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”.
Firman Tuhan mengajarkan pada kita bahwa itulah hukum yang seharusnya kita jalani ketika kita hidup di dunia yaitu bertolong-tolongan. Dan tolong-menolong ini akan diteruskan oleh umat Lingkungan Yohanes Pembabtis Karangnongko sebagai gaya hidup yang baru, khusunya di tengah pandemi covid 19. Telah disepakati pula bahwa umat akan menggerakkan aksi ‘lumbung pangan’ sebagai cadangan pangan untuk umat saat kondisi tidak diharapkan, dengan istilah ‘jimpitan’ yaitu pengumpulan beras sebanyak 1 gelas belimbing/KK/minggu (boleh lebih dan boleh diganti dengan sembako lain) dan akan dikumpulkan oleh tim PSE Lingkungan di setiap minggu IV. Semangat bertolong-tolongan ini diharapkam dapat meringankan beban sesama yang sedang mengalami kesulitan hidup agar tetap bisa saling menguatkan di antara anak-anak Tuhan.
Mari kita terus belajar untuk melaksanakan hukum Kristus yakni saling bertolong-tolongan, meringankan beban sesama kita. Marilah kita bertolong-tolongan, siapapun dia yang TUHAN hadirkan di sekitar kita, tanpa memandang suku, agama, status sosial dan jabatan. Dengan demikian kita mewujudkan kasih Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.
Catatan: Liputan dan foto oleh Mbak Rose