Menjelang pesta Paroki Santa Perawan Maria, diadakan rekoleksi umat serentak per lingkungan dengan dipandu para Frater dari Kentungan. Tema rekoleksi adalah menggali spiritualitas kekudusan santo/santa pelindung lingkungan. Rekoleksi berjalan selama tiga hari setiap sore hari, dan umat mengikuti rekoleksi itu dengan antusias karena mereka sungguh menemukan butir-butir keteladanan kesucian dari santo/santa pelindung masing-masing lingkungan. Pada pesta hari paroki, umat berduyun-duyun berkumpul di paroki untuk mengikuti Misa Kudus yang dipimpin oleh Bapa Uskup.
Sudah sejak abad-abad pertama, Gereja Katolik menghormati orang-orang kudus. Para kudus adalah semua orang beriman yang telah mulia di surga. Meskipun mereka itu bisa saja orang tua atau saudara kita sendiri, tetapi Gereja hanya memasukkan nama orang-orang kudus yang secara resmi telah diakui Gereja dalam penanggalan liturgi, yaitu para santo-santa, beato-beata. Para kudus ini bagaikan mozaik indah yang dengan keunikannya masing-masing tetap bersama-sama menampakkan wajah Kristus Tuhan kita.
Gereja menghormati orang-orang kudus untuk bersama mereka memuliakan buah penebusan Kristus yang telah dinikmati para kudus, memohon bantuan doa para kudus di surga, dan meneladan orang-orang kudus itu dalam hidup beriman di dunia ini. Renungan Bulan Maria & Bulan Katekese Liturgi 57 Gereja mengakui bahwa penghormatan kepada orang kudus, yaitu santo-santa dan beato-beata, merupakan bentuk penghormatan paling menonjol yang dapat diberikan oleh jemaat gerejawi (bdk. Direktorium 227). Alasan adanya (raison d’être) penghormatan para kudus adalah untuk menggarisbawahi perwujudan konkret rencana keselamatan Allah dan memberitakan karya ajaib Kristus dalam diri para hambaNya. (bdk. Direktorium 229).
#sekolah liturgi