Carnaval pesta pora menderu
laju dalam pekik gembira
seakan hendak mengakhiri pilu
dalam tobat panjang empat puluh fajar
yang berlalu dari terang ke gelap berganti selalu
Di kota-kota tertentu mardi gras
seakan menjadi lonceng pembuka
masa tobat dalam nama pra-paskah
hendak ditutup pesta pora semalaman
hingga pagi menjemput
membiarkan dahi ditandai salib hitam:
lambang dari abu akan kembali ke abu.
Malam menjelang abu
bukan hanya moment kelabu
bagi jiwa-jiwa yang gelisah
takut menghening dalam resah
anak-anak dunia yang dari abu akan kembali ke abu jua
Malam ini carnaval mengelinding
dari perhentian demi perhentian
bukan dalam via dolorosa
bukan dalam sapta duka bunda
juga bukan dalam sesal ayub
mengutuk diri dalam debu.
Mari menjelang abu
tanda terima diri
makhluk yang rapuh.
Alfred B. Jogo Ena
Kaki Merapi, 5 Maret 2019
Catatan: Penulis adalah penggiat literasi, editor dan penulis buku, pemilik penerbitan Bajawa Press dan anggota KPKDG (Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias)
Foto diambil dari https://www.nbcdfw.com/news/local/Ashes-to-Go–Episcopal-Diocese-of-Fort-Worth-Offer-Ashes-To-Outside-of-Church-Walls-506604671.html