dinamika Lingkungan
Edit Report
Wilayah
*
Lingkungan
*
User
*
Tanggal
*
Jenis
*
Nama Kegiatan
*
Keterangan Kegiatan
*
Memule genap 2 th berpulangnya Yohanes Abisnya Arya. Kamis tgl 15-8-2024 umat lingkungan St Maria Sidokerto wilayah Robertus Bellarminus Kalasan Tengah kembali berkumpul untuk mendukung keluarga Yohanes Leonardus Grace Hadi Abu Jatmiko yang ingin mendoakan ananda Yohanes Abisatya Arya genap 2 tahun menghadap Bapa. Ibadat arwah kali ini dipimpin oleh Heribertus Suradi salah satu prodiakon dari lingkungan tersebut. Dalam ibadat kali ini permenungan yang diberikan didasarkan pada bacaan hari jumat tgl 16-8-2024 yakni Yesaya 12:2-6 yang berisi suatu ungkapan syukur atas keselamatan, serta injil Matius 19:3-12 tentang orang-orang Farisi yang mencobai Yesus terkait dengan boleh tidaknya orang bercerai. Sebagai awal permenungannya dikatakan bahwa ada tiga kata yang saling terkait yaitu kata makluk, kalik dan aklak. Manusia (kita) adalah makluk dihadapan sang kalik yang berusaha untuk mencari aklak yang baik. Menurut perseptif Jawa, di dalam diri manusia terdapat empat hawa nafsu atau empat kekuatan rohani yang mendorong jasmani untuk melakukan suatu perbuatan. Kekuatan ini tercermin dalam kemauan atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. Yang pertama nafsu alluamah yaitu nafsu dasar yang ada dalam diri setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan biologisnya seperti makan minum dan kebutuhan seksual. Kebutuhan pertama ini sering dikatakan sebagai kebutuhan perut kebawah. Jika kebutuhan pertama ini berlebihan atau tidak terkendali dapat menyebabkan suatu masalah ataupun petaka. Yang kedua adalah supiah atau nafsu duniawi, yaitu nafsu cinta terhadap hal duniawi seperti halnya kekayaan, kedudukan atau kecantikan dengan harapan setelah mendapatkannya akan memperoleh pujian, sanjungan, penghargaan ataupun perhormatan. Nafsu ini berada di kepala. Jika nafsu kedua ini berlebihan akan mendorong seseorang untuk berbuat curang, manipulasi ataupun korupsi. Yang ketiga adalah nafsu amarah atau emosional yaitu nafsu yang mendorong seseorang berbuat sesuatu tanpa pertimbangan yang jernih sehingga kurang mampu membedakan baik dan buruk serta benar dan salah. Secara fisik nafsu ini berada di pangkal leher. Nafsu ini bisa muncul jika perasaan tersinggung atau cemburu. Yang keempat adalah mutmainah atau sering disebut nafsu spiritual, yaitu nafsu yang benar-benar baik karena orientasinya adalah aspek yang mengarah pada kebajikan yang mendorong seseorang untuk melakukan ritual ibadahsupun tindakan naik seperti menolong, peduli, empati, rendah hati dan sebagainya. Nafsu yang secara fisik berada di dada ini membuat seseorang menjadi tenang, ramah serta bijaksana. Heribertus Suradi juga mengatakan dalam dunia pewayangan keempat nafsu tersebut digambarkan dalam tokoh sedulur papat lima pancer, yaitu tokoh Kumbakarna yang suka makan minum sebanyak-banyaknya, tokoh Dewi Sarpakenaka seorang dewi tapi punya taring yang mudah tergoda dengan pria tampan, tokoh Dasamuka yang mudah marah, melambangkan nafsu amarah dan tokoh Wibisana, simbol orang bijak, lambang nafsu yang tenang dan suka berbuat baik pada orang lain. Nafsu ibarat api yang akan sangat berguna jika dapat dikendalikan tetapi akan membahayakan atau mencelakakan jika kita tidak mampu mengendalikannya. Hubungannya dengan doa malam ini adalah ayat 2 dari Yesaya yang berbunyi "Sungguh, Allah itu keselamatanmu, aku tidak gemetar sebab Tuhan Allah itu kekuatanku, Ia telah menjadi keselamatanku. Sedangkan dari injil Matius, dinyatakan Musa memberikan ijin cerai karena ketegaran hati manusia, nafsu manusia yang kurang baik. Nafsu secukupnya itu baik atau normal atau dalam bahasa jawa "sak madya", tetapi jika berlebihan akan menjadi tidak baik. Bagaimana kita menanggapi rahmat Tuhan ini? Kita harus bersyukur dan ambil bagian dalam mewartakan keselamatan. Dengan kehadiran di dalam pertemuan lingkungan kita memberi dan mewartakan keselamatan.
Jumlah Hadir
*
Foto1
*
Foto2
*
Foto3
*
Publish
*
Link Web
*
Update
×
Delete record
×
‹
›
×
Loading...
Saving...
Loading...