KOMSOS-GMMK. Sebanyak 23 orang perwakilan ibu-ibu paroki (IIP) dan DPH Paroki Maria Marganingsih Kalasan melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Al-Qodir, Cangkringan yang diasuh oleh KH Masrur Ahmad MZ. Kunjungan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2022 sebagai program silaturahmi dan dalam rangka memperkenalkan profil kegiatan ibu-ibu paroki serta penjajakan untuk bekerjasama dalam pengembangan pendidikan dasar.
Saat tiba di pondok pesantren Al-Qodir, pengasuh pondok pesantren yaitu KH Masrur Ahmad MZ dan ditemani oleh salah satu pengajar yang bernama Pak Bana menyambut dengan hangat kunjungan IIP dan DPH PMMK tersebut. Ustad Mazrur mempersilahkan para tamu untuk berdinamika dalam aula terbuka yang sehari-hari menjadi tempat ibadah dan mengaji bagi para santri yang ada di ponpes.
Pondok Pesantren Al-Qodir merupakan pondok pesantren yang memposisikan diri sebagai Pondok Pesantren Salafiyah yaitu pesantren tradisional yang tetap mempertahankan serta mengajarkan kitab-kitab klasik atau kitab kuning sebagai inti pendidikan di pesantren.
“Pertemuan hari ini patut kita syukuri karena benar-benar diijinkan Tuhan, karena sudah sejak lama kita rencanakan dan baru terwujud hari ini. Saya harapkan pertemuan antara ibu-ibu dari Paroki Kalasan dan Ibu-ibu Al Qodir bisa berlangsung dengan cair, ojo kaku. Harapannya, pertemuan ini menghasilkan suatu kerjasama untuk anak-anak kita (khususnya usia TK untuk belajar hidup berdampingan, saling menghormati dan menghargai,” kata KH Masrur Ahmad MZ.
Senada dengan Pak Kyai, St Sunaryo sebagai Wakil II DPH dalam sambutannya juga mengungkapkan rasa syukur atas berlangsungnya kunjungan hari ini dari Paroki Kalasan yang diwakili oleh ibu-ibu paroki. Kenapa ibu-ibu? Karena kaum ibu lebih mudah srawung, membaur dan komunikatif. St Sunaryo berharap bahwa kujungan ini bisa membuat kedua belah pihak baik IIP maupun ibu-ibu Al Qodir bisa lebih saling mengenal untuk menjalin kerjasama di kemudian hari.
Selanjutnya Pak Kyai yang telah menulis beberapa buku ini mempersilahkan ibu-ibu untuk membaur dan berdiskusi dan menghasilkan suatu kegiatan bersama tanpa memandang perbedaan, karena setiap agama sudah mengajarkan kebaikan yang bisa kita kerjakan bersama sebagai pembuktian bahwa semuanya baik tanpa harus diungkapkan dengan kata-kata.
Acara berikutnya adalah perkenalan dari ibu-ibu paroki yang diwakili oleh Ibu Nasaria Cahyantini Agus Siswanto. Dimulai dengan perkenalan semua anggota IIP yang hadir pada siang itu dan disusul dengan pemaparan kegiatan IIP di antaranya pertemuan rutin setiap Jumat yang sering diisi dengan pembekalan-pembekalan untuk peningkatan kapasitas Ibu-ibu, kegiatan bersi-bersih di lingkungan gereja, chaos dahar Romo, dll
Sementara itu dari pihak Ibu-ibu Al Qodir diwakili oleh Ibu Iroh yang memperkenalkan anggotanya serta memaparkan kegiatan-kegiatan yang ada di Ponpes Al-Qodir. Tingkat pendidikan yang ada di pompes sangat lengkap dimulai dari PAUD, Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD, yang Tsanawiyah (MTs) setingkat SMP, dan yang Aliyah (MA) setingkat SMU.
Pertemuan pada siang itu semakin hangat setelah ibu-ibu dibagi menjadi 3 kelompok diskusi. Awalnya diskusi hanya sebatas perkenalan yang selanjutnya semakin mengalir dan cair dengan saling melontarkan pertanyaan-pertanyaan dari kedua belah pihak untuk saling mengenal dan melengkapi informasi dan pengetahuan.
Dari hasil diskusi, para ibu baik dari Paroki Kalasan maupun dari Al Qodir mengatakan bahwa mereka senang, antusias dan bersyukur karena bisa saling mengenal dan bertukar pengetahuan. Diskusi yang dipenuhi canda tawa ini mencakup beragam ragam topik pemibicaraan antara lain makna dan tata cara puasa masing-masing, isu pernikahan beda agama, pro kontra mengucapkan selamat hari natal, tentang mengapa seorang imam/romo tidak menikah, kesehatan anak, kesehatan reproduksi, isu keberagaman, sampai dengan usulan dari IIP kepada Ibu-ibu Al Qodir agar ponpes bisa meminta bantuan kepada universitas-universitas untuk mengadakan program BIMBEL di ponpes untuk meningkatkan semangat belajar para santri.
Diskusi tersebut membuat ibu-ibu dari paroki dan Al Qodir semakin akrab dan mengakhirinya dengan sesi foto bersama sebagai bukti nyata bahwa pada siang itu telah terjalin bibit persaudaraan dan akan dilanjutkan dengan agenda berikutnya. Diharapkan nantinya Ibu-ibu Al Qodir bisa melakukan kunjungan serupa ke paroki Kalasan.
Upaya kita dalam merawat kerukunan, persatuan dan toleransi tak pernah berhenti. Dalam laku kesederhanaan dan hening, sejatinya kita menunjukkan potret kerukunan dan persaudaraan seperti yang terjadi saat kunjungan IIP dan DPH Paroki Maria Marganingsih Kalasan ke Ponpes Al Qodir. Sebagaimana pernah disampaikan oleh bapak pluralism Indonesia, Gus Dur, keberagaman merupakan modal untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Catatan: Liputan dan foto oleh Roshinta