Rutinitas seringkali dapat memicu rasa bosan, namun bagi para ibu, terutama yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan di Lingkungan St. Petrus, rutinitas ini memiliki makna mendalam dalam bentuk kesederhanaan, kesetiaan, dan ketaatan. Acara-acara seperti arisan, ibadat pembuka, sambutan, pengumuman, serta pujian dan doa mungkin terkesan monoton, tetapi mereka senantiasa mengedepankan kehadiran dan persatuan yang bersumber dari ajaran Tuhan dan kebahagiaan persaudaraan. Pertemuan yang diadakan setiap Minggu keempat ini memiliki tempat khusus di rumah Ibu Agnes Sunarni, yang sering dipanggil Bu Nanik, pada tanggal 23 Juli 2023 pukul 16.00 WIB. Meskipun beberapa orang datang bergantian karena urusan pribadi, tetapi kehadiran tetap mencukupi.
Dalam pertemuan kali ini, beberapa hal menarik dapat diungkap. Pertama, hadiah arisan jatuh pada Ibu Anggi yang jarang hadir, mengundang tawa dan dukungan ringan dari ibu-ibu untuk terus berpartisipasi. Kedua, menariknya adalah sikap terbuka yang ditunjukkan oleh Ibu Koordinator Paguyuban, Bu Yustina Kuswirati atau Bu Wiwik. Setelah memberikan sambutan dan informasi, Bu Wiwik memberi kesempatan kepada semua untuk memberikan masukan demi kemajuan paguyuban ibu-ibu di Lingkungan St. Petrus – Karanglo. Seorang peserta baru memberikan saran agar setiap pertemuan, selain dimulai dengan ibadat, juga ditambahkan elemen yang dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman, berdasarkan pengalaman dari pertemuan di wilayah paroki. Usul ini disetujui dan akan dimulai pada bulan berikutnya, dengan rumah Bu Anggi sebagai tempat pertemuan.
Terakhir, yang juga menarik, adalah pemilihan lagu pujian oleh salah satu ibu, yaitu lagu “Yen Atimu Kroso Ora Tentrem”. Yang menarik adalah karena seorang ibu tersebut hafal bait kedua dari lagu tersebut, meskipun tidak yakin tentang judulnya. Dengan beberapa peserta yang memiliki ponsel cerdas, masalah ini cepat teratasi. Bu Wiwik memutar musik lagu tersebut dan mereka yang hafal ikut memuji Tuhan dengan bernyanyi. Sekretaris paguyuban siap menyediakan lirik lagu agar semua dapat berpartisipasi dalam nyanyian tersebut. Semua momen ini mewakili kesederhanaan, kesetiaan, dan ketaatan para ibu dalam kegiatan paguyuban di bulan Juli ini. Semoga Roh Kudus senantiasa mengarahkan langkah mereka untuk terlibat dalam setiap tindakan dan usaha yang baik.