KOMSOS-GMMK. Sarasehan malam ini menjadi kesempatan berharga bagi umat untuk merenungkan dan mendalami makna kesaksian hidup dalam iman Katolik. Dalam kisah-kisah yang disampaikan, tergambar dengan jelas betapa pentingnya mempertahankan dan menyaksikan iman, terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi. Kesaksian hidup para mandor dan pekerja yang harus merahasiakan identitas kekatolikannya sebagai bentuk perlindungan diri dan menjaga ketertiban di tempat kerja menjadi pelajaran berharga tentang pengorbanan dan ketabahan dalam menjalani iman.
Kisah Pak Slamet, meskipun hanya sebuah nama samaran, memberikan contoh nyata tentang bagaimana seorang Katolik dapat memberikan kesaksian hidup melalui tindakan-tindakan sehari-hari. Sikap jujur, sederhana, ramah, bijaksana, rendah hati, dan merakyat adalah karakteristik yang sangat dihargai dalam kehidupan beriman. Sebagai ketua RT yang mampu menggerakkan warganya untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan, Pak Slamet menunjukkan bahwa kesaksian hidup bisa dilakukan melalui kepemimpinan yang baik dan dedikasi dalam melayani sesama, terlepas dari perbedaan agama.
Penekanan pada konsekuensi yang harus ditanggung sebagai bentuk kesaksian hidup dalam kehidupan sehari-hari adalah pesan penting yang disampaikan dalam sarasehan ini. Salah satu konsekuensi dari kesaksian hidup adalah salib, yang merupakan simbol pengorbanan dan penderitaan yang mungkin harus dihadapi oleh seorang Katolik dalam menjalani imannya. Dengan merenungkan kisah-kisah ini, umat diajak untuk lebih memahami bahwa menjadi seorang Katolik bukanlah perkara mudah, tetapi kesetiaan dan kesaksian hidup dalam iman adalah bagian integral dari kehidupan beragama yang sejati.