011 Brayat Minulyo Kadirojo II – Sembahyangan Malam Jumat

KOMSOS-GMMK. Pada malam Jumat pertama di bulan Oktober 2024, umat Brayat Minulyo kembali mengadakan sembahyangan rutin sebagai bagian dari perayaan Bulan Rosario. Kali ini, sembahyangan diadakan di rumah keluarga Bapak Ig. Karyono, yang dipimpin oleh Bapak Jos Darmanto. Sebelum dimulai, suasana khidmat menyelimuti rumah keluarga tersebut, mengingat acara ini merupakan tradisi yang penuh makna bagi umat yang merayakan Bulan Rosario setiap tahunnya.

Bacaan yang diambil dalam pertemuan malam ini berasal dari Injil Lukas 11:5-13, yang berkisah tentang Yesus mengajarkan doa kepada murid-murid-Nya. Dalam perikopa ini, murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya, “Tuhan, ajarilah kami berdoa,” yang kemudian membuat Yesus mengajarkan mereka doa yang terkenal hingga saat ini, yaitu Doa Bapa Kami. Dalam doa ini terdapat kata-kata yang sangat mendalam dan penuh makna, di antaranya adalah: “Ketoklah, maka pintu akan dibukakan untukmu,” “Carilah, maka kamu akan menemukan,” dan “Mintalah, maka kamu akan diberi.”

Bapak Jos Darmanto dalam renungannya menekankan bahwa doa bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga merupakan bentuk komunikasi yang mendalam dengan Tuhan. Kata-kata Yesus dalam doa tersebut mengajarkan kita untuk selalu berusaha, mencari, dan meminta dengan penuh iman dan ketekunan. Ketika kita berdoa, kita tidak hanya meminta hal-hal duniawi, tetapi juga mengundang Tuhan untuk hadir dalam hidup kita, untuk membimbing kita melalui setiap langkah hidup yang penuh tantangan. Doa ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu siap memberi apa yang kita butuhkan, selama kita memiliki hati yang tulus dan penuh kepercayaan kepada-Nya.

Setelah renungan tersebut, umat bersama-sama melanjutkan ibadah dengan pendarasan doa Rosario. Doa Rosario merupakan doa yang sangat dihargai dalam tradisi Katolik, yang menuntun umat untuk merenungkan misteri kehidupan Yesus Kristus melalui perantaraan Bunda Maria. Melalui setiap salutation Maria yang diucapkan, umat tidak hanya mempersembahkan doa, tetapi juga meresapi perjalanan iman yang penuh dengan kasih dan pengorbanan, sebagaimana Bunda Maria yang setia menemani perjalanan hidup Yesus dari kelahiran-Nya hingga kebangkitan-Nya.

Sembahyangan malam itu berjalan dengan penuh kedamaian, meskipun dilakukan dalam waktu yang agak panjang karena pendarasan doa Rosario. Suasana khusyuk dan penuh semangat terasa di antara umat yang hadir. Setiap doa yang dipanjatkan, setiap kata yang diucapkan, membawa umat semakin dekat dengan Tuhan dan Bunda Maria, menjadikan malam itu sebagai malam yang penuh berkat dan penguatan iman.

Di akhir sembahyangan, umat saling mendoakan dan mengucapkan syukur atas kasih Tuhan yang senantiasa hadir dalam hidup mereka. Sembahyangan ditutup dengan doa penutup dan berkat, serta jamuan makan ringan sebagai bentuk kebersamaan. Umat yang hadir kembali ke rumah masing-masing dengan hati yang penuh damai dan berkat Tuhan, siap menghadapi tantangan hidup dengan iman yang lebih kuat dan tekad yang lebih mantap.

Fransiska Fioreti Puspita

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *