Pada Minggu malam, tanggal 8 Juni 2025 pukul 19.00 WIB ketika langit membentangkan birunya tanpa awan dan angin berhembus lembut membawa damai, Umat Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan berkumpul dalam kasih dan iman untuk menyelenggarakan Ibadat Lingkungan. Perayaan sederhana namun sarat makna ini bertempat di kediaman keluarga Yohanes Trilani Riyadi, yang terletak di Dusun Sanan Sidomulyo Brintikan RT.05, Tirtomartani, Kalasan, Sleman. Cuaca cerah menjadi anugerah yang mendukung jalannya ibadat, seolah alam pun ikut serta dalam puji-pujian kepada Sang Khalik. Tiga puluh delapan umat hadir, memadati rumah dan teras rumah dengan wajah-wajah penuh harap dan syukur.

Malam itu terasa istimewa, karena bertepatan dengan Hari Raya Pentakosta — momen sakral turunnya Roh Kudus yang menyala dalam hati setiap orang percaya. Tak hanya itu, keluarga Yohanes Trilani pun tengah dipenuhi rasa syukur atas baptisan putri kedua mereka yang bernama Enora Lentera Asa Adesisgi dan telah dilaksanakan pada Minggu, 1 Juni 2025 di Gereja Maria Marganingsih Kalasan. Ibadat dipimpin dengan penuh penghayatan oleh prodiakon FX. Risang Baskara, sedangkan Clara Henny membacakan Sabda Tuhan, mazmur tanggapan, serta Doa Umat dengan suara yang lembut namun tegas, menggetarkan hati yang mendengarnya. Lagu pembuka “Utuslah Roh-Mu, ya Tuhan” dari Puji Syukur No. 568, yang dipandu oleh Cicilia Martiningrum, mengalun syahdu, memanggil kehadiran Roh Kudus dalam ibadat ini.

Dalam homilinya yang bersumber dari Kitab Kisah Para Rasul 23:16–20, 30–31 dan Injil Yohanes 21:20–25, Prodiakon Risang mengajak umat merenungkan tiga butir permenungan. Pertama, bahwa setelah turunnya Roh Kudus, setiap murid Kristus dipanggil untuk menjadi saksi kasih dan kebenaran-Nya. Seperti Petrus yang bersaksi melalui semangat berkotbah dan Yohanes melalui tulisan-tulisannya yang abadi, demikian pula kita dipanggil untuk menjadi saksi Yesus melalui kerja, kejujuran, dan pelayanan dalam hidup sehari-hari. Kedua, ajakan Yesus kepada Yohanes, “engkau, ikutlah Aku,” mengandung panggilan mendalam untuk menapaki jalan kehidupan bersama-Nya, dalam kesetiaan dan cinta. Ketiga, kasih Yesus begitu melimpah dan tak terukur. Yohanes bahkan menulis, “Jikalau segala yang diperbuat-Nya harus dituliskan satu per satu, agaknya dunia ini tidak cukup luas untuk memuatnya.”

Ibadat ditutup dengan lagu “Syukur Kepada-Mu Tuhan” dari Puji Syukur No. 592, kembali dibawakan dengan penuh penghayatan oleh Cicilia Martiningrum. Setelah ibadat selesai, umat masih tinggal sejenak dalam kebersamaan yang hangat, mendengarkan informasi dan pengumuman dari Ketua Lingkungan, FX. Kristyanto Nugroho. Sambil bersantai dan saling berbincang, umat menikmati hidangan sederhana penuh kasih: bakso hangat, camilan ringan, dan teh kotak yang disediakan dengan sukacita oleh keluarga tuan rumah. Tepat pukul 20.00 WIB, ibadat pun benar-benar usai. Para umat berpamitan dengan hati yang dipenuhi syukur, pulang ke rumah masing-masing membawa damai dan semangat baru, seraya membiarkan Roh Kudus terus bekerja dalam hidup mereka sehari-hari.
Catatan : Foto dikirim oleh Bernadeta Apik Dwiyati